Prolog

3.3K 262 13
                                    

WARNING !!!
NASKAH INI AKAN DILANJUTKAN DI APLIKASI DREAME/INNOVEL DENGAN JUDUL YANG SAMA SAMPAI TAMAT SECARA GRATIS ☺️

Mobil itu melaju pelan, memasuki area parkir sebuah Guest House bergaya abad pertengahan. Didepannya tertera tulisan CASTLE HACKET HOUSE dengan huruf yang besar. Seperti namanya, Guest house ini memang menyajikan penginapan klasik. Berada didalamnya membuat kita merasa kembali ke abad pertengahan, dimana kita merasa seperti berada didalam istana negri dongeng.

Lelaki itu keluar setelah tadi memarkirkan mobil. Hawa dingin langsung menusuk menembus kulit, memaksanya menusap lengan sendiri untuk melawan dinginnya malam. Ia bergerak cepat mengambil bayi yang tergeletak didalam mobil. Sang bayi dipeluk dengan erat, untuk melindunginya dari hawa dingin. Ia berjalan cepat menuju ke sisi kiri gedung.

Dikejauhan, samar-samar ia melihat sesosok wanita tengah bersedekap diluar ruangan. Wanita itu berdiri menatap gelapnya hamparan ladang rumput yang luas. Ditengah malam begini, dia bahkan rela melawan dinginnya malam demi menunggunya pulang. Andaikan ia bisa mencintai wanita itu, pasti sudah ia nikahi sejak dulu.

"Jane !" Hedric berucap lirih, memanggil sahabatnya itu.

Jane yang tak menyadari kehadiran Hedric pun sedikit kaget. Ia menoleh kearah lelaki itu.

"Hedric, anak siapa yang kau bawa ?" Jane membelaklakan mata mendapati Hedric pulang membawa seorang bayi.

"Jane, apa kau mencintaiku ?" Bukannya menjawab, lelaki itu malah balik bertanya.

"Apa maksudmu berkata begitu ?"

Jane tentu saja bingung dengan sikap sahabatnya. Sejak lepas makan malam tadi Hedric menghilang. Jane menunggu lelaki itu dari sebelum jam makan malam. Hingga pukul 2 malam ia baru kembali dan mengejutkannya dengan membawa sesosok bayi. Lantas, sekarang dia malah menanyakan perasaannya ? Apa yang harus Jane katakan ? Apakah sikap baiknya selama ini tak terbaca oleh lelaki itu ?

"Tolong katakan saja Jane"

Jane memejamkan matanya sekilas. Berat untuk mengatakan perasaannya sendiri secara langsung. Meski sebelumnya ia pernah mengatakannya pada Hedric, namun jika saat ini ia disuruh menyatakannya lagi, rasanya begitu sulit.

"Ya. Aku mencintaimu Hed. Maaf" Jane menyahut. Ia tertunduk pelan, tak berani menatap Hedric.

Hedric tersenyum puas. Ia tau Jane orang yang tulus. Syukurlah Jane masih mencintainya.

"Ini adalah anakku Jane. Anakku dengan Dia" ucap Hedric, menimang bayi itu pelan.

"Maksudmu, si gadis hutan itu ? Elven¹ ?" Ucap Jane, tidak percaya.

"Ya" Hedric tersenyum senang.

Ada perasaan perih kala Hedric mengatakan itu. Namun Jane begitu pintar menyembunyikan perasaanya.

"Aku ikut senang Hed. Boleh kutau siapa namanya ?" Balas Jane, tersenyum mengelus dahi bayi itu.

"Dia sangat lucu"

Jane menatap bayi itu. Kulit putih bersih dengan rambuh berwarna kuning keemasan. Bayi itu hanya dibalut oleh selimut tebal berbahan sutera yang sangat lembut.

Tanpa Jane sadari, wajah Hedric berubah murung kala ia menanyakan nama bayi itu.

"Sayang sekali. Dia begitu sibuk menyelamatkan anak kami, sampai lupa memberinya nama" lirih Hedric, mulai menitikkan airmata.

"Apa maksudmu Hed ? Sesuatu terjadi diantara kalian ?" Balas Jane.

"Aku kurang tau Jane. Saat itu aku menunggunya ditempat kami biasa bertemu. Seperti yang kau tau, sejak aku tau dia hamil dia tak lagi terlihat. Setiap hari aku menunggu disana tanpa kepastian. Aku nyaris frustasi" Hedric mengawali ceritanya.

"Pukul tengah malam dia datang dari arah lorong dibebatuan itu. Jalannya pincang. Dia memaksakan kakinya menuju kearahku, menyerahkan bayi ini yang katanya adalah anak kami"

"Jadi, apa maksudmu mengatakan itu padaku Hed ? Dan kenapa tadi kau menanyakan perasaanku ?" Jane menatap sahabatnya dengan wajah kecewa. Ia merasa dipermainkan.

"Aku percaya padamu Jane. Tolong bawalah anakku pulang bersamamu" ucap Hedric menyerahkan bayi itu pada sahabatnya. Jane yang kebingungan pun mau tak mau menerima bayi itu ditangannya.

"Apa maksud semua ini hed ?" Tanya Jane, bingung.

"Jane. Dia menyerahkan anaknya padaku dan memintaku menjauh. Dia memintaku untuk membawa bayi itu jauh dari hutan Knockma. Aku yakin sesuatu yang tidak beres sedang terjadi Jane. Ada sesuatu yang memaksanya melakukan itu" jelas Hedric.

"Jadi maksudmu kau akan kembali ke hutan itu dan menitipkan anak ini padaku ?" Tegas Jane, tak percaya dengan apa yang dicernanya saat ini.

"Terpaksa Jane. Kumohon. Bawa dia pulang bersamamu. Aku khawatir dia dalam bahaya"

"Bahaya apa Hed ?"

"Aku tidak tau. Perasaanku mengatakan itu"

"Hed, jangan konyol. Apa yang akan kau lakukan ?"

"Jane. Sebenarnya aku tidak mau meninggalkannya tapi..." Hedri menggantung ucapannya, membuat Jane kian penasaran.

"Aku harus kembali. Setidaknya aku harus memastikan dia aman" lanjutnya.

"Lalu bagaimana jika prasangkamu itu benar dan dia dalam bahaya ?"

"Untuk itulah aku harus kembali dan menyelamatkannya"

"Kau konyol Hed. Lalu bagaimana dengan anak ini ?"

"Ada kau yang akan menjaganya. Kau akan menjadi ibunya."

"Kau gila Hed, aku ini masih gadis yang belum menikah !" Tegas Jane.

"Kumohon Jane. Hanya kau yang ku percaya. Pulanglah ke kota. Dan bawa putriku bersamamu. Tunggulah aku disana, dan jangan sekali-kali kau menyusulku kemari, dengan alasan apapun !" pinta Hedric, ada ketegasan dari nada bicaranya.

"Lalu bagaimana jika akhirnya kau tak kembali Hed ? Bagaimana ? Apa sedikitpun kau tak memikirkan perasaanku ?" Jane mulai menangis. Bentakannya membuat bayi itu ikut menangis. Jane panik, dan berusaha menenangkan anak itu.

"Sshh... Sshh... Sshh.... Sayang..... Cup... Cup..." Lirih Jane, pelan.

"Maafkan aku Jane. Selamanya aku akan berhutang budi padamu. Aku berjanji aku akan kembali" sahut Hedric, pelan. Lelaki itu mengelus kening putrinya pelan. Bayi itu mulai tenang dipelukan Jane.

Jane mengusap paksa airmatanya.

"Lalu... Bagaimana jika kau tak kembali ?" Sebisa mungkin, gadis itu menahan airmatanya agar tak kembali jatuh.

"Itu artinya mungkin aku tak selamat Jane. Demi cintamu padaku. Kumohon jangan cari aku, bila aku tak kembali. Pergilah, jaga putriku dengan baik" pesan Hedric.

"Hedric. Sungguh kau akan melakukannya pada putrimu sendiri. kau akan meninggalkannya ?"

'kau tega meninggalkanku demi melindungi elven itu Hed' batin Jane.

Hedric menggigit bibir bawahnya. Dalam hati, ia merasa amat kasihan pada Jane. Ia merasa telah benar-benar mempermainkan gadis itu.

"Maafkan aku Jane. Aku akan berhutang budi padamu. Kutitipkan anak ini padamu. Tolong beri dia nama dan rawatlah dia dengan baik"

"Hedric. Kau bercanda ?" Jane berdiri mematung, tak tau harus berkata apa.

"Aku pamit Jane. Tolong jaga bayiku baik-baik" pamit Hedric, mulai beranjak, menjauh dari tempat Jane berdiri. Laki-laki itu berjalan menyusuri pelataran gedung menuju parkiran tempat ia memarkirkan mobil tadi, mengabaikan Jane yang menatapnya nanar.

To be continue

1. Elven = Elf perempuan. Elf adalah makhluk mitologi yang bertubuh mirip peri namun tidak bersayap.

THE LEGEND OF ARABELLE (PINDAH KE DREAME) [LENGKAP]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang