2. Bubur Bliss Berry

1.6K 197 6
                                    

"Oh itu dia. Hai Darrell !!" Adele melambaikan tangan menyapa Darrell yang mulai berjalan mendekat kearah mereka. Sepertinya pemuda itu baru saja selesai bermain rugby.

Arabelle sedikit salah tingkah mendapati orang yang ia bicarakan bersama Adele ternyata berada tak jauh dari tempat mereka berada.

"Ok. Aku pergi dulu Bell. Sampai jumpa nanti sore" sahut Adele, sengaja berpamitan meninggalkan Arabelle berdua dengan Darrell. Gadis itu tampak santai, meski Arabelle mengepalkan tangan menatapnya. Dengan senyum merekah, ia berlalu pergi memasuki gedung kampus.

***

Darrell tersenyum tipis menatap Arabelle yang tampak canggung didepannya.

"Boleh aku duduk sini ?" tanyanya, pelan.

"Oh silahkan" balas Arabelle.

Mendapat sambutan baik, Darrell langsung Mendudukkan diri di sebelah Arabelle. Keduanya duduk disebuah bangku dibawah pohon, dekat Collage Park. Hawa sejuk tempat itu membuat mereka betah berlama-lama disana.

Untuk beberapa menit, keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Kecanggungan masih amat terasa diantara keduanya.

"Bagaimana dengan klub Rugby mu ?" Tanya Arabelle, mencairkan suasana. Diliriknya wajah Darrell sekilas.

"Tim kami Berlatih sangat keras akhir-akhir ini. Saat ini kami tengah mempersiapkan diri untuk pertandingan Rugby Union minggu depan" Darrell menanggapi dengan begitu antusias.

"Begitu rupanya. Pasti acaranya ramai" Arabelle tersenyum, menyemangati.

"Sudah pasti. Kampus kita akan kedatangan banyak tamu. Karena kita akan jadi tuan rumah melawan Univercity Collage Dublin." Jelas Darrell, bersemangat.

"Sepertinya kau sangat menyukai olahraga Rugby"

"sejak kecil aku suka Rugby. Aku bermimpi ingin menjadi pemain Rugby profesional" Darrell bersemangat kala ia menceritakan tentang mimpinya.

"Kudoakan semoga mimpimu terwujud" balas Arabelle, tersenyum manis.

"Bagaimana kalau minggu depan kau mengajak Erica dan Adele menyaksikan aku bermain Rugby ?" Tanya Darrell, berharap.

"Tanpa kau suruh pun Adele sudah pasti menyeretku untuk menonton Vincent bermain Rugby. Dia satu tim denganmu bukan ?"

Darrell terkikih geli mendengar tanggapan Arabelle.

"Aku hanya berharap, kau menonton bukan karena diajak Adele. Tapi karena kau juga ingin melihatku." Balasan Darrell sukses membuat Arabelle membeku. Sejenak hatinya menghangat. Laki-laki itu sering kali menunjukkan cinta padanya. Namun entah mengapa, ia tak memiliki perasaan yang spesial.

"Oh iya. Nanti sore, apa kau jadi ikut ?" Tanya Darrell lagi.

"Ikut ?" Arabelle menautkan alisnya tak mengerti.

"Ke Castle Hacket House. Kata Adele selain menginap disana kita juga akan hiking, menyusuri hutan Knockma"

"yah. Baru saja anak itu memberitahuku" Arabelle tersenyum tipis.

"kau ikut ?"

"menurutmu ?" Gadis itu balik bertanya, menatap Darrell penuh arti.

"ah, tidak seru jika kau tidak ikut" balas Darrell, membuang mukanya kesamping. Arabelle terkikih geli menatapnya.

"aku ikut kok" balasnya tersenyum simpul.

Tentu saja gadis itu akan ikut. Ia amat penasaran akan tempat itu. Tempat yang kata mommy nya adalah tempat pertemuan kedua orang tuanya. Barangkali, ia akan mendapat petunjuk tentang mereka disana. Rasanya, ia sudah tak sabar ingin kesana.

THE LEGEND OF ARABELLE (PINDAH KE DREAME) [LENGKAP]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang