7. Elf Mesum

1.6K 146 1
                                    

"AIDAN !" sebuah teriakan seorang gadis sukses mengalihkan perhatian keduanya. Gadis yang entah darimana asalnya itu langsung datang dan memeluk Aidan dengan erat, membuat Elves itu mematung ditempat dengan wajah bingung.

Beruntung, Aidan langsung sadar dari keterkejutannya. Ia langsung melepaskan pelukan gadis itu dengan paksa.

"Clara sedang apa kau disini ?" sahut Aidan, menanyai elven (elf perempuan) bernama Clara itu.

"oh, aku mencemaskanmu babe" balas Clara, meraup kedua pipi Aidan dengan kedua tangannya.

"terimakasih sudah mencemaskanku Clara. Tapi aku baik-baik saja." balas Aidan, melepaskan tangan Clara dari kedua pipinya.

"sikapmu aneh sekali Aidan. Oh iya, siapa elven aneh ini ?" Clara menatap Arabelle dari atas kebawah.

"oh, kenalkan Clara, ini istriku, Arabelle" sahut Aidan, sukses membuat Arabelle meliriknya dengan tatapan tajam.

"istri? Kau bercanda kan Aidan ? Istri ? Gadis aneh ini istrimu ? Yang benar saja ! Kau bahkan tadi pagi masih pergi berburu" balas Clara, tak percaya.

"terserah. Tapi itu memang kenyataannya. Dia istriku, dan karena dialah aku sampai pulang malam" balas Aidan tersenyum menatap Arabelle dengan mesra.

Clara melongo tak percaya menatap Aidan. Telah lama ia mencintai Aidan. Elven itu sangat berharap dapat menikmati malam bersama Aidan, meski hanya sekali. Sana seperti para Elven lain yang sudah pernah tidur bersama Elves itu. Sayangnya jangankan tidur bersama, melihat kehadirannya saja tidak. Benar-benar menyedihkan. Dan sekarang, Aidan tiba-tiba terlambat pulang berburu sambil membawa seorang gadis yang ia akui sebagai istri ? Tentu saja Clara tidak terima.

"tidak. Aku tau kau bohong Aidan !" balas Clara.

"terserah. Sudah ya, kami harus pulang dulu. Kasihan istriku. Dia sedang sakit dan harus banyak istirahat" balas Aidan, bergegas menarik Arabelle menjauh dari gadis itu yang tampak menahan kesal.

***

Arabelle terkesima saat ia pertama kali memasuki rumah Aidan. Didalamnya terdapat sebuah ruang luas yang diisi meja bundar ditengah. Meja itu berada tak jauh dari cerobong asap. Di sudut ruangan terdapat deretan rak yang berisi buku-buku dan Alat menenun.

Tak jauh dari ruangan luas itu, terdapat ruangan lain yang lebih sempit. Aidan mengajak Arabelle memasuki ruangan itu. Ruang sempit itu berisi tungku dapur, rak piring dan beberapa perabotan memasak yang terbuat dari kayu. Disisinya terdapat ruang kecil berpintu.

"Itu adalah kamar mandi." Sahut Aidan, menuntun Arabelle menaiki anak tangga.

"Apa gadis itu mantan kekasihmu ?" Arabelle membuka percakapan.

"Kenapa ? Kau penasaran ya ?" Aidan tersenyum meledek.

Arabelle memalingkan muka. Ia sangat tidak suka jika Aidan mulai menggodanya lagi.

"Aku hanya bertanya" Arabelle membalas singkat. Aidan tersenyum puas melihat reaksi gadis itu.

"Dia hanya perempuan tidak penting" balas Aidan.

"Lalu kenapa tadi kau berkata aku ini istrimu ?" Arabelle menyahut tak terima.

"Kau tak suka ? Kalau ku katakan kita tak punya hubungan apa-apa, mereka akan mencecarmu dengan banyak pertanyaan. Karena itu kukatakan kalau kita sudah menikah. Itu akan mempermudahku mengurus segala urusanmu. Bukankah kau sendiri yang berkata ingin ikut denganku ?" Balas Aidan, panjang lebar.

"Memang. Tapi aku kurang suka. Karena kita baru mengenal. Dan lagi, kita belum menikah." Balas Arabelle.

"Terserah. Nanti kau juga akan terbiasa hidup denganku" balas Aidan, tak mau ambil pusing.

THE LEGEND OF ARABELLE (PINDAH KE DREAME) [LENGKAP]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang