Analisis Semesta

174 17 0
                                    


Terkadang semesta yang buta aksara dan memilih menutup mata. Tidak bisa membaca keadaan dunia yang merana. Adanya kejahatan di dunia ini, apa penyebabnya? Itu karena sebagian orang merasa tidak adil dengan pembagian porsi kehidupan yang Tuhan berikan. Tuhan itu adil. Harus percaya.

Yang memunculkan fikiran bahwa Tuhan tidak adil adalah manusia itu sendiri. Manusia yang belum belajar menerima. Manusia yang belum paham hakikat kehidupan sepenuhnya. Manusia yang selalu berencana seenaknya dan saat angannya tak sesuai rencana, manusia akan menduga-duga perihal apa Tuhan tak membiarkan rencana itu terlaksana. Buka mata lebar-lebar dan lihatlah ke depan sana, bukti pembagian porsi kehidupan yang Tuhan berikan. Sudah cukup adil bagi yang hatinya mau menerima. Jurang pemisah antara si kaya dan miskin di negeri ini bisa dilihat langsung disini. Dibawah kolong jembatan yang besinya sudah berkarat.  Berlatarkan gedung-gedung menjulang. Gambar nyata yang Ale lihat dari sudut pandang ketiga, bukan sekedar replika yang ada di buku sosial. Seolah lupa apa yang dikejar sampai membuatnya berakhir di tempat ini, Ale malah terpaku di tempatnya berdiri. Bukannya tidak percaya ada tempat yang seperti ini, hanya saja ia tidak pernah tau kalau separah ini. Gunung sampah di sebelah kanan dan jemuran pakaian menggantung di sebelah kiri. Apa yang baginya dan orang lain anggap hanya kolong, untuk mereka itu bisa disebut rumah. Kolong jembatan bisa seramai ini ternyata. Ale melihat sekeliling, orang-orang disini sibuk dengan urusannya masing-masing. Tidak menyadari jika ada pemuda yang nyasar sampai ke tempat tersebut. 

Siang menuju sore yang lembap. Bau menyengat segera menyergap hidung Ale, membuat pemuda itu tak tahan untuk tak menutup hidung. Ia harus menemukan orang itu dengan segera jika tak tahan dengan bau busuk sampah ini. Tanah yang dipijak Ale becek, Pemuda itu harus berhati-hati saat melangkah jika tak ingin jatuh ke tumpukan sampah di sebelahnya. Tapi ya memang, sesuatu yang berusaha dihindari itu kadang malah semakin dekat untuk terjadi. Dan ya, entah karena keusilan semesta atau memang ceroboh, pemuda berkaos hitam bertuliskan 'a man' itu jatuh berdebum di tumpukan sampah. Benar-benar seperti tiduran telentang di atas tumpukan sampah. Ia terpeleset seberapa parah hingga seluruh badannya menyicipi berbagai jenis sampah ini. Kering, dan basah menyampur jadi satu. ~aish membayangkan terdiri dari apa saja sampah-sampah ini membuat ia mual. Sisa makanan yang busuk, bahkan pampers bayi atau lebih parah. Padahal nabastala di atas sana membiru sedemikian cerahnya.

Dan kemudian terlihat oleh matanya, tangan yang terulur itu, terbungkus sarung tangan rajut yang kotor. Berniat membantu dirinya untuk bangkit dari tumpukan sampah. Tapi pemilik tangan itu menarik tangannya kembali, menampakkan ekspresi terkejut, buru-buru melepas sarung tangan yang kotor itu. Dan mengulurkan kembali tangan itu ke depan untuk membantu. Ale meraih uluran tangan itu, dan bangkit dari tumpukan sampah. Entah apa saja yang sudah menempel di punggungnya. 

Yah, kalian pasti juga sudah menebak siapa yang jadi tokoh utamanya kan. Tak perlu dijelaskan, rangkaian takdir yang seolah rumit memang selalu sederhana sebenarnya. Selamat, kalian selangkah lebih pintar dalam menganalisis semesta.

Tuhan Sayang KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang