🔞🔞🔞
Bijaklah dalam memilih bacaan.―
Tatapannya ragu saat hendak memulai bantuan. Jujur saja, ini bukan kali pertama Mingyu melakukan malam panas, tapi sangat berbeda sensasinya jika harus melakukan dengan Wonwoo; ralat, membantu Wonwoo.
Mingyu berkali-kali mengalihkan pandangan saat berjalan mendekat ke arah Wonwoo yang saat ini menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Langkahnya terasa lamban untuk sesuatu yang butuh cepat diselesaikan.
"Eum, bagaimana aku memulainya..." Mingyu mendudukkan diri di pinggiran ranjang sembari menggaruk tengkuk leher yang tak gatal. Sesekali ia melirik Wonwoo yang menatapnya sayu.
"Mingyu keluar." Ucap Wonwoo lirih. Sungguh, anak anjing itu tak mau tuannya merasa jejap dengan situasi saat ini.
"Tidak, aku berjanji akan membantu. Oke—eum, mungkin mulai dengan berpelukan?" Bodoh. Satu kata yang menggambarkan aksi Mingyu. Ia benar-benar bergerak seperti seorang amatiran. Mingyu menaikkan kedua kaki ke atas ranjang dan membantu Wonwoo untuk mendekat.
Ada dua sensasi yang Mingyu rasakan saat mendekap Wonwoo. Pertama: kulit Wonwoo terasa halus—lebih halus dari hari-hari biasanya. Dan, kedua: sensasi sengatan saat dirinya bersentuhan kulit dengan Wonwoo sangat luar biasa. Desiran panas terasa di permukaan yang membuat Mingyu bisa merasakan betapa inginnya Wonwoo saat ini.
Wonwoo mengalungkan kedua tangannya dan memposisikan diri menghidu ceruk leher Mingyu. Tubuh Wonwoo sedikit bergetar, Mingyu juga bisa merasakan bagaimana Wonwoo bereaksi saat kulit tubuhnya bersentuhan.
"Kita akan terus seperti ini?" Tanya Mingyu.
"Tidak tahu." Balas Wonwoo dengan lirih. Dengan perhatian, Mingyu mengusap pelan punggung Wonwoo dan surai legamnya. Tubuh Wonwoo kaku—seperti mendapat efek kejut—saat Mingyu mengusap punggungnya. Instingnya berkata ia membutuhkan sentuhan yang lebih lama, karena tubuhnya merespon dengan baik dan rasa sakit yang ia rasakan berangsur pulih saat ia bersentuhan dengan Tuannya.
Mingyu menghentikan usapan pada surai Wonwoo dan menurunkan jemarinya untuk membelai rahangnya. Wonwoo memejamkan mata kala jemari Mingyu meminta untuk kepalanya mengadah. Dalam hitungan detik, sapuan hangat menyapa bibir ranum yang dingin itu. Menghantarkan rasa hangat dan nyaman disapuan kedua dan detik selanjutnya.
Mingyu tak dikerubungi nafsu, ia masih bisa menjaga batas kesadarannya untuk tidak bertindak kasar dan melukai Wonwoo. Ia bahkan dengan perlahan menuntun Wonwoo untuk tetap tenang kala menghadapi heat pertamanya.
Mingyu ingat perkataan Minghao tentang heat pada manusia hybrid bisa sangat kacau jika mereka tak dapat mengendalikan dirinya. Namun Mingyu bersyukur saat mengetahui Wonwoo memiliki cukup pertahanan dan kontrol diri yang sangat kuat. Sehingga ia tak membabi buta seperti yang dikatakan Minghao. Namun ada kalanya insting hewan mengusai tubuh Wonwoo dan membuatnya hilang kendali. Seperti saat ini, setelah menerima kecupan ringan di bibir, Wonwoo mendadak agresif dengan meminta sesuatu yang lebih. Bahkan ia berhasil mendorong Mingyu jatuh terbaring di ranjang dengan ia yang berada di atasnya.
Saat di posisi ini, gesekan antar dua benda tak dapat dihindari. Apalagi Wonwoo mendudukkan diri tepat pada sasarannya, yang membuat tubuhnya menggelinjang hebat dalam sekali gerakan.
"Mingyu..." Wonwoo menangis. Dapat Mingyu lihat buliran airmata yang mengalir begitu saja saat Wonwoo terus bergerak di atasnya. Ia merasa bersalah melakukan hal itu kepada Mingyu, tapi ia tak bisa menguasai sebagian dari kesadarannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Puppy's House | Meanie
FanfictionKehidupan biasa tentang sibuknya Mingyu mengurus tiga anak anjing kesayangannya. Hybrid!AU