Mingyu benar-benar melakukan saran dari Dokter Sunhwa untuk melakukan terapi kepada Wonwoo. Awalnya Mingyu menyediakam aroma strawberry kesukaan Wonwoo untuk membujuk agar anak anjingnya mau menggunakan aroma tersebut untuk terapi. Namun, Wonwoo masih keras kepala dan meminta aroma seperti milik Mingyu. Lantas dengan sangat terpaksa Mingyu menyemprotkan parfum miliknya di perban yang terbalut di pergelangan tangan Wonwoo.
Setelah itu, Mingyu juga mengganti lampu kamarnya menjadi warna indigo agar Wonwoo bisa tidur lebih rileks. Kata Dokter Sunhwa, warna ini bisa merangsang Wonwoo untuk lebih tenang. Ditambah alunan musik klasik pengantar tidur yang dinyalakan semalam suntuk.
Mingyu bahkan harus mengambil cuti dua minggu karena tak mungkin bisa menyentuh pekerjaannya di saat Wonwoo sedang sakit seperti ini. Wonwoo lebih sering menangis dan meraung-raung saat Mingyu tak terlihat. Maka dari itu, untuk mempermudah proses penyembuhan, Mingyu selalu siap sedia di samping anak anjingnya.
"Lihat, saat aku mengangkat tangan seperti ini, bukan berarti aku memukulmu." Mingyu juga menjalankan perintah Dokter Sunhwa untuk memberi pengertian tentang hal yang selalu membuat Wonwoo takut. Dengan begini, setidaknya Wonwoo paham dan tak menyakiti diri sendiri.
Terbukti, selama empat hari menjalani terapi rutin, Wonwoo sudah tak terlihat takut saat melihat tangan mengayun ke atas. Apalagi ditambah aroma Mingyu di sekitaran pergelangan tangan yang membuat ia tak tega untuk menggigitnya.
"Kau paham?"
"Eung!"
"Anak pintar." Mingyu memberi usapan gemas di surai keriwil hitam milik Wonwoo. Tak lupa Mingyu juga memberi strawberry besar sebagai imbalan karena Wonwoo sudah menurut.
"Mingyu, Wonwoo mau duduk di situ." Mingyu kebingungan saat Wonwoo menunjuk ke arah dirinya. "Duduk di tempatku?" Kata Mingyu.
"Bukan! Tapi di situ." Wonwoo masih menujuk kembali tempat ia terduduk. Mingyu menautkan kedua alis dan berpikir keras apa yang dimaksud anak lucu ini.
"Iya, benarkan, maksudnya duduk di tempatku sekarang?"
"Bukan!" Wonwoo merangkak kecil menghampiri dan kemudian mendudukkan tubuhnya di pangkuan Mingyu. "Di sini."
Mingyu tak kuasa menahan gemas karena tingkah Wonwoo. Sebagai balasan, Mingyu mengulurkan kedua tangan ke depan untuk memeluk tubuh Wonwoo yang lebih kecil darinya, sembari menenggelamkan wajah di ceruk leher anak anjing manis.
"Aku baru tahu, kalau anak anjing sakit bisa semanja ini. Bobpul dan Tori sepertinya tak sampai seperti ini." Setelah menggoda Wonwoo, Mingyu malah mendapat cubitan keras tanda tak terima saat dirinya dibandingkan dengan Bobpul dan Tori.
"Wonwoo beda! Wonwoo manusia!"
"Tidak ada manusia memiliki telinga anjing seperti ini, Sayang." Wonwoo mengerucutkan bibir tak suka. Matanya menatap nyalang ke arah Mingyu. Bukannya takut, Mingyu malah semakin gemas.
"Kau mau marah atau melucu?"
"Wonwoo marah!" Mingyu masih mengembangkan senyum. Jemarinya beringsut naik dan menarik hidung bangir Wonwoo dengan gemas. Sontak saja Wonwoo memberontak kecil dan ujung hidungnya mendadak merah.
"Hidungmu seperti strawberry."
"Huft! Wonwoo sebal!" Tuhan, Mingyu tak sanggup jika menghadapi mahluk se-lucu Wonwoo. Dengan cepat Mingyu mencuri satu kecupan di rahang kanan milik Wonwoo.
"Berhenti merajuk." Setelah Mingyu berucap demikian, Wonwoo berhenti berontak dan terduduk nyaman di pangkuan. Bahkan Wonwoo menjadikan Mingyu sandaran empuk untuk tidur siang.
"Dasar menggemaskan." Dan Mingyu harus rela menjadi tumpuan dan menunggu Wonwoo bangun; meskipun terasa pegal, Mingyu tetap melakukannya demi Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Puppy's House | Meanie
FanfikceKehidupan biasa tentang sibuknya Mingyu mengurus tiga anak anjing kesayangannya. Hybrid!AU