Setelah mencari selama enam jam lebih sembari bertanya ke orang-orang sekitar. Mingyu tak menemukan hasil sama sekali. Bahkan Mingyu sempat meminta tolong kepada Minghao untuk mengecek CCTV disekitaran taman, karena hanya Minghao yang mempunyai koneksi dengan orang-orang paham teknologi itu. Mingyu juga meminta Minghao untuk segera membantu menemukan Wonwoo, namun Minghao tak dapat menjanjikan waktu yang cepat, membuat Mingyu semakin khawatir jika meninggalkan Wonwoo.
Dan saat ini Mingyu masih berada di taman, padahal hari sudah hampir petang. Matanya memerah menahan tangis dan nafasnya begitu memburu. Tidak mungkin Mingyu kembali pulang saat dirinya masih belum bisa menemukan Wonwoo.
Di tengah kegelisahan yang melanda, Mingyu mendapat pesan dari Minghao. Pria itu mengatakan bahwa sudah menemukan jejak-jejak Wonwoo, namun masih belum bisa melacaknya secepat yang Mingyu mau. Minghao juga berpesan untuk meminta Mingyu pulang dan menyerahkan kasus ini untuk ia usut sendiri.
Mingyu kepalang pusing. Di satu sisi ia merasa senang, setidaknya ada harapan untuk Wonwoo segera pulang, di satu sisi ia merasa sedih karena Wonwoo tidak bersamanya. Bagaimana kalau Wonwoo bertemu dengan orang jahat? Bagaimana kalau Wonwoo ketakutan? Bahkan Mingyu ingat Wonwoo tidak bisa tidur tanpa pelukannya.
Sungguh, keberadaan Wonwoo sangat penting untuk Mingyu.
─
Setelah kepergian Mingyu, Wonwoo merasa waktu berjalan sangat lama. Sehingga membuatnya harus memperhatikan gerobak kecil sang penjual permen kapas.
Wonwoo mendadak gelisah saat gerobak itu tiba-tiba berjalan menjauh. Sedangkan ia masih berdiri di tempat menunggu Mingyu. Namun untuk kali ini Wonwoo memilih egois. Ia memilih pergi dan tidak menurut dengan perkataan Mingyu.
Dengan langkah cepat ia mengejar gerobak permen kapas yang mulai hilang dari arah pandang. Wonwoo akhirnya menggunakan indera penciumannya untuk mengetahui ke mana arah perginya gerobak permen kapas.
Ia bahkan tak memedulikan suara klakson yang saling bersautan; Wonwoo menerobos asal tanpa melihat jalanan.
Untungnya nasib baik masih berpihak kepada Wonwoo. Setelah mencari dan mengikuti arah bau, ia dipertemukan dengan gerobak permen kapas. Sontak saja Wonwoo berlari mendekat dan membuat sang penjual permen kapas sedikit ketakutan.
"Adik mau beli?" Wonwoo hanya mengangguk dengan mata membola. Tangannya terangkat naik dan membuka lebar jemarinya untuk menunjuk berapa permen kapas yang hendak ia beli.
"Beli lima?"
"Eung!" Wonwoo mengangguk kegirangan. Ia benar-benar bahagia dengan sebagian kecil permen kapas dan melupakan eksistensi sang pemilik yang saat ini kelimpungan mencari dirinya.
Saat sedang menunggu, dari arah barat muncul beberapa pria dengan tatanan yang sedikit berantakan. Para pria itu sedikit berjalan sempoyongan, bahkan mereka juga mengumpat sesekali. Wonwoo yang melihat itu langsung menggeleng takut sembari merapatkan hoodie yang ia kenakan.
Melihat pria-pria itu seperti mengembalikan ingatan buruk yang pernah Wonwoo dapatkan sebelum bertemu dengan Mingyu. Apalagi bau alkohol semakin menyengat di indera penciumannya yang tajam.
Salah satu dari pria itu menyadari bahwa Wonwoo melirik tak suka ke arah mereka. Lantas pria itu memberitahu teman lainnya dan mereka berjalan sinis ke arah Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Puppy's House | Meanie
FanficKehidupan biasa tentang sibuknya Mingyu mengurus tiga anak anjing kesayangannya. Hybrid!AU