Minggu pagi selalu menyambut dengan suasana sejuk. Membuat siapa saja hendak berjalan-jalan singkat untuk menyegarkan mata. Tak terkecuali untuk Mingyu. Dengan semangat baru di hari minggu, ia rela membangunkan Wonwoo di pagi buta untuk menyiapkan beberapa keperluan jalan-jalannya.
Dari bekal saat di jalan sampai penyamaran Wonwoo. Semua sudah disiapkan Mingyu.
"Ingat, kau tidak boleh berjalan terlalu jauh dariku, mengerti?" Wonwoo mengangguk.
Saat ini Wonwoo mengenakan celana training ungu yang dipadukan dengan hoodie besar warna senada milik Mingyu. Tak lupa juga, Mingyu memakaikan beanie hitam lalu menutup kembali kepala Wonwoo dengan tudung hoodie. Penyamaran yang nyaris sempurna.
"Kalau ada orang yang memanggilmu, jangan pernah menghampirinya. Sekalipun orang itu membawa permen kapas. Mengerti?" Wonwoo merajuk dengan permintaan terakhir Mingyu. Bagaimana bisa ia menolak eksistensi permen kapas yang begitu menggiurkan mata? Alhasil Wonwoo menggeleng dan menampilkan raut sedih untuk merespon permintaan Mingyu.
"Tidak, Wonwoo. Kau tidak boleh tergiur dengan iming-iming seperti itu."
"Tapi, Wonwoo akan dibelikan permen kapas, kan?"
"Aku akan membelikannya kalau kau menurut." Wonwoo kembali tersenyum cerah. Untuk yang satu ini, ia setuju.
Akhirnya dengan perasaan mantap, Mingyu membawa keluar Wonwoo untuk jalan-jalan pagi. Jika dari kejauhan memang tampak seperti dua manusia normal yang sedang berjalan kaki. Namun, tak tahu saja kalau salah satu dari mereka adalah jelmaan puppy.
Dalam jalan santainya, Mingyu menggenggam erat tangan Wonwoo. Takut-takut anak anjingnya kabur atau berjalan terlalu jauh. Senyuman manis terpatri di wajah tampannya. Ia terlihat senang akhirnya bisa membawa Wonwoo keluar untuk berjalan-jalan. Yang ia tahu, mengajak hewan peliharaan pergi untuk menghirup nafas segar adalah satu tindakan untuk mereda stress. Mingyu juga sering mengajak Bobpul dan Tori untuk jalan-jalan sore. Meskipun teori itu berlaku untuk hewan, Mingyu juga berharap teori itu berlaku untuk anak anjing spesialnya, Wonwoo.
"Kau senang?" Tanya Mingyu. Ia melirik sekilas ke arah Wonwoo yang terlihat manis dengan setelan pakaian yang ia berikan. Belum lagi tudung hoodie besar yang hampir menutupi semua kepalanya.
"Senang sekali!" Jawab Wonwoo sembari mendekatkan wajahnya ke arah Mingyu. Sang pemilik pun sedikit terkejut, dan mendorong pelan Wonwoo untuk memberi jarak.
"Hei, jangan lakukan itu di tempat umum, mengerti?" Wonwoo mengangguk senang, tak seberapa peduli dengan larangan yang dilayangkan Mingyu. Tak tahu saja tindakan Wonwoo barusan, membuat Mingyu harus berdamai dengan degup jantung yang mendadak berpacu.
"Wonwoo ingin ke sana!" Wonwoo menunjuk satu tempat penuh bunga yang bisa dipastikan itu adalah sebuah taman. Kebetulan arah jalan mereka memang melewati sebuah taman yang terletak lima belas menit dari apartement Mingyu.
Dengan langkah semangat, Wonwoo bahkan sempat menarik Mingyu untuk berjalan lebih cepat.
"Hei, tenang, kau bisa terjatuh." Tapi Wonwoo tak menghiraukan ucapan Mingyu. Ia bahkan mempercepat langka dan membuat Mingyu pegal karena berlari.
"Wonwoo, astaga...." Mingyu masih berusaha menetralkan nafasnya yang sempat memburu. Bagi seseorang yang tak pernah (atau mungkin jarang) berlari, tentu mereka sangat tak terbiasa jika harus dipaksa. Yang menyebabkan nafas tersenggal-senggal atau kelelahan fisik. Buktinya, Mingyu baru diajak berlari selama sepuluh detik saja sudah merasa sangat kelelahan. Berbeda dengan Wonwoo yang sangat suka berlari.
"Apa boleh mengambil bunga?" Di tengah istirahat mereka, Wonwoo meminta izin kepada Mingyu untuk memetik satu bunga yang ada di taman.
"Tidak. Kau tidak boleh memetik tanaman itu." Wonwoo lagi-lagi menunjukkan ekspresi sedih. Kedua tangannya bertaut dan kepalanya menunduk lucu. Mingyu yang melihat itu tak kuat menahan gemas akan tingkah anak anjing kesayangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/235122996-288-k132241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Puppy's House | Meanie
FanfictionKehidupan biasa tentang sibuknya Mingyu mengurus tiga anak anjing kesayangannya. Hybrid!AU