Semenjak peresmian hubungan mereka, baik Mingyu dan Wonwoo terlihat semakin intens menunjukkan afeksi satu sama lain. Hal terbukti dari Mingyu yang lebih posesif jika menyangkut tentang Wonwoo. Karena menurut Mingyu, Wonwoo mutlak miliknya.
Kadang Mingyu juga cemburu saat Wonwoo terlihat akrab dengan Minghao yang kadang mampir ke apartement mereka sekedar untuk memberi informasi lain tentang penelitian Wonwoo.
Mingyu juga cemburu jika Wonwoo sudah fokus dengan hal lain (seperti membalik keadaan) dan menghiraukannya. Namun itu tak berangsur lama karena Wonwoo jauh lebih sayang pada sang kekasih.
"Mingyu, apa kita punya panggilan?" Tanya Wonwoo sembari menyamankan letak kepala di lengan Mingyu.
"Panggilan seperti?"
"Di ponsel! Mereka bilang kalau berpacaran punya panggilan... aku mau itu!" Mingyu terkekeh pelan mendengar penuturan Wonwoo. Akibat membiarkan Wonwoo berkutat dengan gawai membuat ia selalu menanyakan banyak hal setelah menonton video dari internet.
"Sayang, bagaimana?" Wonwoo memiringkan kepala lalu menggeser sedikit tubuhnya untuk menghadap Mingyu.
"Apa itu Sayang?" Tanyanya polos.
"Hmm, biasanya digunakan oleh seseorang memanggil orang yang mereka cinta." Mata Wonwoo melebar kala mendengar kata cinta yang terucap.
"Itu bagus!"
"Kau suka?" Wonwoo mengangguk. "Sayang~" Saat mendengar Wonwoo yang mengucap kata tersebut, Mingyu sedikit meremang karena efek yang ditimbulkan begitu menyenangkan.
"Ingat, kau hanya boleh memanggil Sayang kepadaku, oke?"
"Okee!!" Setelah itu keduanya hanya bersantai di atas ranjang sembari menikmati acara televisi yang menampilkan sebuah drama—tak mereka tonton, hanya formalitas. Agenda cuddle sebelum tidur sudah jadi rutinitas yang tak bisa dilewatkan. Apalagi Wonwoo yang paling bersemangat jika harus memeluk tubuh besar Mingyu saat hendak tidur.
"Besok kita akan belanja."
"Yeay! Beli jelly!"
"Tidak, jelly di rumah masih banyak, dan itu terlalu manis. Kata Minghao kau tidak boleh mengonsumsi makanan manis terlalu banyak."
"Kalau jelly tidak apa...."
"Baiklah, hanya satu."
"Tiga!"
"Satu, Wonwoo." Saat mendapati permintaannya ditolak, telinga Wonwoo turun dan wajahnya menampilkan ekspresi sedih yang sulit untuk Mingyu elak.
"Dua bagaimana?"
"Oke!"
"Berhenti menggunakan wajah manismu untuk memohon." Mingyu tersenyum lalu kembali mendekap erat tubuh Wonwoo. Satu tangannya kini naik ke arah surai dan mengusap lembut serta memberi pijatan pelan yang selalu Wonwoo suka. Satu tangan lainnya menelusup masuk untuk mengusap punggung halus.
Sedangkan Wonwoo hanya terdiam menikmati sembari sesekali jemarinya meremat pelan lengan besar Mingyu.
"Sayang?" Itu suara Wonwoo. Ia memanggil Mingyu dengan suara manisnya lalu menaikkan sedikit tubuhnya untuk mensejajarkan wajah.
Mingyu tahu tanpa harus dikomando. Ia menghentikan pijatan di surai Wonwoo, lalu jemarinya turun untuk memberi usapan di pipi hingga bibir plum milik Wonwoo. Sesaat kemudian keduanya menyatukan diri dalam sebuah ciuman malam yang begitu menghangatkan.
Tempo yang tercipta tak buru-buru juga tak terlalu lambat. Keduanya sungguh hebat dalam mengatur pernafasan hingga bisa bertahan lama.
Ciuman masih berlangsung dengan hangatnya. Mingyu juga kembali melakukan aktivitasnya untuk mengusap punggung Wonwoo agar anak anjing cepat terlelap; jika frekuensi ciuman mereka menurun sudah dipastikan Wonwoo tertidur.
Namun untuk malam ini Wonwoo memilih terjaga hingga keduanya memutuskan benang saliva yang tercipta.
"Belum mengantuk?" Wonwoo menggeleng. Jemari Mingyu kembali naik untuk mengusap kelopak mata Wonwoo dan memberinya ciuman di setiap sisi. Lalu jemarinya turun di pipi, Mingyu memberi usapan sekali lagi sebelum kembali melayangkan kecupan kupu-kupu di sana.
Lalu Mingyu mulai berdeham menciptakan alunan pengantar tidur untuk kekasih tercinta.
"Close your eyes Have no fear The monster's gone He's on the run and daddy's here
Beautiful boy Before you go to sleep Say a little prayer Every day in every way, it's getting better and better
Beautiful boy Darling, darling, darling Darling Wonwoo...."
Mingyu menutup lantunan itu dengan mengecup kening Wonwoo dan kembali mendekap Wonwoo dalam pelukan. Kegiatan sederhana yang selalu membuatnya merasakan ribuan kupu-kupu memenuhi rongga dada—menyesakkan juga menyenangkan.
Mungkin cinta yang Mingyu berikan bukanlah cinta terbaik yang ada di muka bumi, namun Mingyu berani memberi jaminan, cintanya untuk Wonwoo adalah sesuatu mutlak dan selamanya.
—
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author note's:
Halooo!! Mau kasih tau nih buat next chapter puppy house bakalan berisi special chapter dengan tema ringan hubungan mereka aja yaa (karena cerita utama memang sudah tamat di chapter sebelumnyaa)
Makasih udah nungguin ini up🥺❤️ dan selamat tahun baru temen2🎉🎊
Jangan lupa vote+komen yaah biar semangat up next chapternya😂