“Bukan melupakan, tapi mengikhlaskan. Relakan ia pergi demi kebahagiaan masing-masing”
.
.
.⚫️Song active
“Pak !” teriak salah satu murid di tengah suasana tegang.
Juan berlari menghampiri kami, ia menunjukkan jari telunjuknya.
“Pak itu punya saya” ujarnya.Tiara melirik benda tadi, sekotak rokok dan vape. Sial sekali Juan, kenapa benda itu sampai ada di tas Tiara. Juan berdiri membungkuk di depan kami semua. “Maaf Pak” ucapnya.
“Juan, kenapa benda ini ada di tas Tiara ?!” lantang pak Haris. Aku kembali meliriknya penuh tanya dengan rasa kesal.
“Itu akal-akalan saya Pak ” Juan mengakuinya.
“Maaf pak, tapi saya masih tau diri untuk gak fitnah orang lain”
Tiara menyela, “Tau diri ?!” serunya tak suka.
Pak Haris diam kemudian mengajak Juan ke ruangannya. Lalu semua murid bubar, Tiara masih tegang di tempatnya. Ia kesal dengan Juan, tapi masih bersyukur Juan mau jujur. Sepertinya itu akal-akalan temannya, mana ada maling yang mau ngaku.
“Ini Tiara, ” Reza memberikan tas tadi. Tanpa menoleh Tiara menerimanya dan langsung masuk kelas. Reza heran, ada apa dengan anak itu ?
.
.
.“Gabut banget gue Ra”
Sekarang sedang pelajaran Matematika. Gurunya memang terkenal killer, dan cara mengajarnya pun membosankan. Satu kelas termasuk Tiara sudah bete dari tadi.
“Aku juga kali” balas Tiara. Ia mengotak-ngatik kotak pensilnya dan mencoret-coret buku.
“Ini Reza, ini Rangga, ini Keisya. Tiga-tiganya orang yang gak tau diri semua. Nah bener” Tiara menggambar tiga stickman di kertasnya, lalu ia kembali coret.
Aulia, teman sebangkunya memerhatikannya dengan bingung. Tak seperti biasanya Tiara seperti ini.
“Baik anak-anak, siapa yang bisa jawab pertanyaan ini. Yang bisa jawab boleh istirahat !” tawar Bu Endang.
Tiara menaikkan kepalanya ia langsung mengangkat tangan. “Saya Bu !”
Tiara pun maju ke depan kelas, teman-temannya yang lain terlebih Aulia melongo melihatnya. Padahal dari tadi Tiara hanya mencorat-coret buku.
Ia mengambil spidolnya, lalu mulai berhitung sambil menulis angka di papan tulisnya. Sebenarnya ia sudah belajar ini sebelumnya dengan Cinta, jadi menurutnya ini pelajaran yang mudah.
“Betul Tiara, silahkan. Yang lain perhatikan, jangan senderan di meja !” seru Bu Endang.
Tiara menggigit bibirnya grogi, ia langsung izin keluar duluan.
“Huft.... segar” ia bersandar di balkon sambil menghirup udara pagi. Rasanya kalau sepi seperti ini suasana menjadi lebih tenang.Tiara menatap langit, cuacanya cerah.
“Sampaikan rinduku padanya, terima kasih banyak karena sempat ada”
.
.
.
.“Waktunya melupakan....”
Kini Tiara sedang berbaring di kamarnya. Sambil memikirkan rencana untuk ke depannya.
Satu bulan lagi akan ada ujian Nasional, tak ada waktu lagi untuk melakukan hal sia-sia. Mungkin ia akan bekerja giat sepekan ini, dulu Tiara sering belajar bersama Rangga. Namun untuk sekarang sebaiknya tidak, ia juga ingin buktikan kalau tanpa Rangga Tiara juga bisa.
“Target nilai sembilan puluh lima ya” gumam Tiara. Ia membuka lembaran persyaratan kuliah di Australia. Rupanya cukup berat, tapi ia sangat ingina kuliah disana.
Tiara mengambil beberapa bukunya, ia baca dengan serius. Karena ia yakin, hasil tidak akan mengkhianati usaha.
“Tiara, boleh Mama masuk” panggil Mamanya dari luar.
“Masuk aja Ma, ga dikunci” jawabnya. Tiara menengok Mamanya yang masuk dengan membawakan beberapa kertas ditangannya.
“Kata Kak Cinta kamu mau kuliah disana juga ?” tanyanya.
Tiara mengangguk lalu menunjukkan formulir pendaftaran jalur beasiswa. “Iya.”
“Berat loh dek kuliah S1 disana, belajar yang bener ya kalo mau lulus”
“Oke Ma.”
Mamanya duduk di kasur Tiara, “Mama dengar kamu berantem sama Rangga”
“Udah gak berantem Ma, cuma dianya aja gak mau deket sama Tiara lagi” Tiara membalikkan badannya.
“Hm ?” ia iku bingung, sebaiknya tidak mencampuri urusan mereka. Karena masing-masing juga sudah dewasa.
Tiara mengambil goodie bag nya tadi, ia keluarkan semua barangnya. “Surat ?”
Tiara membuka selembar kertas itu ia simpan dulu dan akan membacanya setelah Mamanya keluar.
• Tiara... Maaf ya. Maaf juga atas semuanya, kalo sifat aku yang suka kekanak-kanakan. Tapi jujur, Aku belum bisa move on. Tapi semoga secepatnya.
Kita belajar yang giat dulu ya. Aku mungkin emang gak seperfect Rangga, tapi Aku janji gak bakal ngelempar ucapan pedas seperti Rangga kemarin.
Maaf kalau Aku kasar. Sikap aku kemarin cuma buat pelampiasan biar bisa move on, tapi nihil Ra.
Untuk sekarang kita bersikaplah biasa saja, anggap kita teman. Fokus untuk belajar, semangat UN nanti semoga hasilnya memuaskan.
Boleh gak kalo aku minta kuliah bareng, kamu kuliah dimana aku bakal coba disana. Aku mau jagain kamu Ra, semoga ini bisa nebus.
Semoga Aku gak berharap lebih, silahkan kamu buat kisah asmara dengan siapa aja, tapi Aku masih berhak berjuang juga kan ?
See u !
-Si mantan
-•o0o•-
-1 bulan kemudian...
![](https://img.wattpad.com/cover/240159415-288-k816236.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Jiwa 1 Raga✔️ [COMPLETED]
RomanceIni tentang hati yang berbeda merebutkan raga yang sama. "Kamu selalu nuntut aku untuk meghargai perasaan orang, menerima dia. Kenyataannya kamu sendiri gak bisa nerima perasaan aku, itu namanya egois bodoh !" . . . . Ketika kamu melepaskan, jangan...