"Chery!"Suara itu, Ryujin meneriaki nama Chaeryeong cukup keras. Dan tentunya membuat perhatian siswa siswi tertuju padanya.
"Ryu! Jangan keras-keras. Bagai--"
"Bagaimana perjalanan dengan Taehyun kemarin?!"Sumpah! Chaeryeong ingin menghindari pertanyaan Ryujin kali ini. Sahabatnya itu dapat membicarakan atau bertanya banyak hal tapi tidak dengan Taehyun.
Chaeryeong diam, gadis itu lebih memilih duduk di tempatnya dan akan memasang headset di telinganya. Namun usahanya gagal lagipula siapa yang ingin diacuhkan seperti Ryujin?
Ryujin kan hanya bertanya tentang Taehyun lalu kenapa gadis itu seolah menghindar? Apakah terjadi sesuatu diantara mereka?
"Chery! Jelaskan padaku bagaimana raaanya diantar Taehyun?"Ucap Ryujin kembali bertanya. Chaeryeong memutar bola matanya malas. Ia berusaha menghindar namun Ryujin tetap mendesak. Jadi tak ada cara lain.
"Tidak ada yang istimewa, Taehyun hanya mengantarku pulang, lalu pemuda itu pulang kerumahnya"Ujar Chaeryeong.
Ryujin menatap tajam Chaeryeong namun setelahnya ia masa bodoh dengan hal itu. Jika ada sesuatu Chaeryeong tak mungkin setenang ini.
Tak lama setelah itu, pemuda yang baru saja menjadi bahan obrolan kedua gadis itu datang. Taehyun, dengan memakai hoodie hitam serta headset yang ia taruh di leher.
Sangat terkihat dingin namun tampan. Itu yang berada dipikiran Chaeryeong saat ini.
Entahlah ada apa, yang pasti sejak tadi malam Taehyun terus menghampiri otaknya.
"Kau tak boleh gila nona Lee!"
○○
"Psst! Chery! Nomor 4 apa?"
Chaeryeong harus bersikao tidak dengar saat ini. Siang ini mereka ulangan matematika dan Ryujin yang notebennya teman sebangku Chaeryeong pasti meminta jawaban.
Chaeryeong masih menghela nafasnya pelan. Berusaha untuk tidak mendnegar bisikan Ryujin yang meminta jawaban.
"Psst! Chery--Akan ku belikan semua yang kau mau besok"Ya mungkin Ryujin sudah tau apa yang dapat membuat telinga Chaeryeong berfungsu seketika.
Chaeryeong hanya menghela nagasnya kasar. Tak apa menurutnya jika Ryujin membelikan sesuatu, toh gadis itu kaya jadi uang nya tak akan habis.
Ah! Jangan berpikir Chaeryeong berteman karna uang. Jujur itu hanya candaannya saja, jika dibelikan Chaeryeong terima saja. Jika tidak ya tak masalah.
Chaeryeong memberikan jawabannya pada selembar kertas lalu memberikannya pada Ryujin. Tak tau saja jika pemuda dibelakangnya itu melihat kejadian ini.
"Ck! Dasar gadis nakal"Gumam Taehyun.
Kini ulangan matematika yang bernagsung hampir dua jam itu telah usai. Ryujin meregangkan kedua otot tangannya. Merasa jika otak dan tangan yang dibuat untuk berpikir dan menulis ini telah lelah.
"Aku benci matematika! Kenapa matematik harus ada?! Kenapa tidak diganti dengan pelajar seni saja!"Ucap Ryujin menggerutu.
Yuna yang berada disamping Ryujin ikut kesal. Dirinya juga bingung kenapa matematika ada, yang Yuna tau matematika hanya sedikit kegunaannya. Karna Yuna sendiri bahkan tak ingin mengetahui kegunaan matematika itu sendiri.
Chaeryeong masih menatap kedua temannya damai. Seolah hanya tertawa dalam hati melihat gerutuan Shin Sister itu.
Namun tak lama setelah itu ia dapat melihat presensi Taehyun bersama kedua temannya. Beomgyu san Hyuka.
Chaeryeong terdiam menikmati ciptaan tuhan yang sayangnya sangatlah tampan. Chaeryeong jadi bingung dengan perasaannya sendiri.
Apakah itu yang dinamakan cinta pandangan pertama?
Ah~tapi tak mungkin juga. Pandangan pertama Chaeryeong tepat saat dirinya melihat Taehyun dari jendela kamar. Namun tak terjadi apapun.
Mungkin ini cinta pandangan keempat. Mengingat empat kali lebih sejujurnya Chaeryeong menatap wajah Taehyun. Sejak dari Taehyun memasuki sekolahnya pertama kali.
"Chery! Ka--"
Chaeryeong tersentak, Taehyun itu benar-benar bisa membuat Chaeryeong gila. Hingga Chaeryeong sendiri tak mendengar panggilan Ryujin.
"Ada apa?"Tanyanya.
Ryujin menatap Chaeryeong dengan sebelaha lis mengangkat. Lalu ikut memandangi arah pandangan Chaeryeong.
"Kau melihat Taehyun? Apakah kau meny--"
"TIDAK!"Ucap Chaeryeong sebelum Ryujin menyelesaikan ucapannya.
Ryujin hanya ber'oh' ria tak berniat untuk melanjutkan. Padahal jika dilanjutkan mungkin Chaeryeong akan jujur.
Bahwa dirinya mulai saat ini. Jam ini. Menit ini. Dan detik ini juga dirinya terpesona dengan seorang pemuda bermarga Kang.
Kang Taehyun.
●●●
"Chae!"Panggil sang ibu.
Chaeyeong turun dari kamarnya, malam ini pukul 7 malam mereka akan makan malam bersama. Tapi hanya saja suasana hati Chaeyeong tak seindah wajahnya.
Buruk sekali, seperti rasanya Chaeyeon tak ingin makan untuk saat ini.
Chaeyeong duduk disebelah kembarannya. Chaeryeong dan Chaeyeong. Adik kakak berbeda beberapa menit itu duduk berdampingan dengan diam.
Tak sama dengan para kembar lainnya yang seolah tak akan terpisah. Hanya Chaeryeong dan Chaeyeon yang memang tak sedekat dulu saat di dalam kandungan.
"Kau ingin makan apa?"Tanya sang ibu.
Chaeyeon hanya menggeleng dan lebih memilih mengambil makanannga sendiri. Dan setelahnya sang ibu tak menanyai Chaeryeong.
Mungkin ini. Hal ini yang membuat Chaeryeong tak dekat dengan ibu atau mamanya itu. Pilih kasih? Mungkin bisa dibilang seperti itu.
Tapi sudahlah! Semuanya pasti akan ada saatnya. Entah kapan, yang pasti ibunya memiliki rasa sayang tersendiri untuk dirinya.
"Selamat malam tante, Chaeyeon ada?"
"Eh calon mantu, ayo masuk dulu"
Kangen gak?
Oh ya mau tanya dong kira kira mapel fav kalian apa? Mungkin pas di sekolah dulu atau sekarang?
Percaya gak klo aku suka matematika?
KAMU SEDANG MEMBACA
Halloween Party | Taeryeong ✔
Подростковая литература"𝐴𝑘𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑑𝑖𝑎. 𝑆𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑙𝑖𝒉𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎" Chaeryeong tak pernah mengira, bahwa dia. Pemuda yang ia kenal di pesta Halloween, bukan pemuda biasa. 'Mereka' yang pemuda itu maksud selalu ingin...