Dia Membuatku Terlena

533 59 3
                                    


Prolog

"Aku pulang dulu yaa, sampai jumpa besok!" Ucap Anton.

"Iyaa, sampai jumpa besok!" Balas gadis kecil itu.

~ ~ ~ *** ~ ~ ~

Antonius Jaka Samudro.
Seorang bocah pindahan dari kota. Dan untuk saat ini  sedang menetap di daerah pedesaan dikarenakan orang tuanya sedang dipindah tugaskan disana. Tidak seperti bocah pada umumnya, Antonius lebih suka menghabiskan waktunya dengan menyendiri.
Membaca dan menulis cerita merupakan hobinya.

2008
Senja sudah menampakkan diri, jalanan di desa Sambawa terlihat sepi. Muncul perasaan tidak enak dalam hatiku. Bukan karena takut akan suasana jalanan yang sepi, tetapi hal buruk yang akan terjadi padaku. Yaps! aku merasa kali ini sepertinya bunda akan memarahiku lagi karena pulang terlalu sore. hadeeh sudah berulangkali aku mengulangi kesalahanku yang ini, dan sudah berulangkali pula bunda menceramahiku. Maafkan aku bunda, anakmu ini memang bandel hehe.

"hmm kalau pulang dimarahin,
kalau nggak pulang tidur dimana nantiii?" Gumamku.

"Yaudah deh, mending aku pulang aja!" 

Tak terasa tersisa beberapa gang lagi untuk sampai ke rumah, lantunan ayat suci pun sudah mulai terdengar dari surau terdekat.

"Hmm..., mungkin ini bakal jadi yang terparah dalam sejarahku pulang sore."

Tok tok tok (suara ketukan pintu)

"Assassalamu'alaikum." Ucapku dengan gugup.

" Bbuun... Bundaaa aku pulang."

Hening

"Assalamualaikum."
"Bundaa... aku pulang."

"Waalaikumsalam." Jawab bunda datar.

Setelah bunda menjawab salamku serta membukakan pintu, langsung saja aku nyelonong masuk dengan wajah tak berdosa seolah-olah sedang tidak terjadi apa-apa.

Dan tak lama kemudian...

"eeiiitss mau kemana?"
"Sini kamu! tatap mata bunda!" perintahnya.

"ii... iiya buun." Jawabku.

Seketika hatiku berdebar, entah karena aku takut setelah berbuat salah, bisa jadi juga karena takut menatap wajah bunda yang kesal, dan akhirnya aku pun memberanikan diri untuk menatap wajah bunda. Meski terlihat kesal, tak mengurangi nilai kecantikan yang ada pada wajahnya. Hidung mancungnya, pipi merah merona, mata berwarna kecoklatan, serta sorot matanya yang tajam. Tak lupa juga dengan hijab warna putih kesukaannya. Ya! itulah ciri khas bunda. Hmm aku yakin ayahku tak salah dalam memilih pasangan hidup.

"Antonius Jaka Samudro, sudah berapa kali bunda bilang? kalau main itu harus ingat waktu!"

"Sudah berapa kali kamu mengulangi kesalahan ini? nggak ada kapok kapoknya yaa!!" Tegas bunda.

"Iya buun..., aku minta maaf janji deh nggak bakal ngulang lagi hehe." 

" hmm kamu ini ya..., baiklah bunda maafin" tegasnya, " tapi kali ini Bunda akan memberi kamu hukuman atas perbuatanmu itu."

"Hahh!, hukuman buun?" panik mode on.

" Iya dong, biar kamu jera."

"Tapi buun...," tawarku.

"Sudah, nggak ada tapi-tapi." Ujar bunda,"Bunda beri kamu hukuman nggak boleh keluar rumah selama tiga hari,dan mulai berlaku untuk besok."

Hening

"Sudah sana kamu mandi terus persiapan shalat Maghrib." Perintah bunda.

"Iyaa buun...," dengan wajah sedikit murung.


Tak seperti biasanya mungkin ini bakal jadi yang terparah dalam sejarah Antonius telat pulang. Akan tetapi, tak mungkin juga dia telat pulang jika tanpa sebab.
Hmm kira-kira apa ya? yang dapat menyebabkan Anton telat pulang hingga lupa waktu?

Mungkin akan dijelaskan di chapter berikutnya! jangan lupa kasih vote ya!

Gadis Kecil BelandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang