Prolog

41 3 0
                                    

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah ada ide cerita lagi, semoga bisa lancar sampai aku menyelesaikan cerita ini. Semoga banyak yang suka dan jadi pembaca setia cerita ini ya.
Jangan lupa follow dulu ya, kalau kalian suka sama cerita ini beri vote, dan komentar kalian ya, tolong beri kritik dan saran kalian karena dengan begitu aku bakal lebih semangat untuk terus berkarya dan memperbaiki kualitas tulisanku.
Eitss...jangan lupa masukkan cerita ini ke library kalian ya.
Terima kasih....

Selamat membaca😘😘

🌟🌟🌟

Mendapatkan pekerjaan memang sulit, sangat sulit setengah mati karena lebih banyak pengangguran dibandingkan dengan lowongan pekerjaan.

Ketika mendapatkan pekerjaan apalagi di posisi yang bagus, pasti tidak akan ada yang ingin melewatkannya bukan? Namun, apa jadinya jika ternyata kalian terjebak dalam sebuah pekerjaan yang kalian idamkan tapi harus pula menelan pil pahit karena beribu peraturan tak masuk akal yang harus dilaksanakan?

Pasrah menunggu waktu yang terus berjalanpun rasanya malah seperti bertambah sangat lama, waktu seperti berjalan makin melambat.

Ditambah lagi, bosmu itu adalah seseorang pernah kamu sukai dan sulit untuk melupakannya.

Jika melihat kelakuannya sekarang, apakah perasaan itu akan kembali seperti dulu lagi?

Aku rasa tidak, sepertinya rasa cinta itu akan berubah menjadi benci.

***

"Oke, silakan kamu tandatangani ini." Ia menyodorkanku sebuah kertas. Ketika aku baca, itu surat perjanjian kerja dengan kontrak 3 bulan percobaan, setelah itu tergantung pada kualitas pekerjaanku nanti.

Mataku menyoroti setiap kata pada kertas tersebut. Aku kaget, bagaimana mungkin aku dapat bekerja di sini? Apa yang membuatnya langsung menerimaku? Apa dia mengenaliku sebagai adik kelas yang waktu itu dia tolong? Ahh, rasanya tidak mungkin. Mungkin dia sudah sangat butuh sekertaris untuk membantunya bekerja. Ya, mungkin itu alasan yang tepat. Mungkin semua yang sudah melamar menolak pekerjaan ini setelah menghadapi sikapnya itu. Bisa jadi kan?

Aku bingung harus merasa senang atau sedih. Aku senang karena akhirnya ada pekerjaan untukku, dan pekerjaan itu adalah pekerjaan impianku. Tetapi, kalau boleh jujur, aku takut jika nantinya aku tak siap mental untuk menghadapinya. Hati kecilku pun ikut berbisik bahwa mencari pekerjaan tidaklah mudah, maka syukuri kesempatan yang ada di depan mata.

Oke, aku akan mengikuti kata hati. Aku langsung menandatangani surat perjanjian kontrak kerja itu.
Setelah satu lembar kertas aku tanda tangani, ia kembali menyodori ku dengan satu kertas yang tertulis 'Surat perjanjian kontrak' aneh, untuk apa harus tanda tangan dua kali? Aku yakin bahwa isi kedua surat ini sama, maka tanpa kembali membaca isi surat perjanjian, aku langsung menandatanganinya.

Jika saja pekerjaan mudah untuk dicari, mungkin aku akan langsung mengundurkan diri sebelum bekerja di perusahaan ini karena melihat perlakuan CEO itu.

Entah bagaimana nantinya nasibku sebagai sekertaris pribadi CEO menyebalkan itu, semoga tidak akan ada kejadian yang tak pernah kubayangkan.

Menjadi sekertaris adalah harapanku sejak dulu, dan kini itu semua tercapai. Semua akan baik-baik saja, pasti semua akan baik, tak boleh berpikir negatif terlebih dahulu sebelum tahu kebenarannya.
Intinya adalah, semangat!!!

🌷🌷🌷

Rabu, 07 Oktober 2020

Baku BekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang