Asalamu'alaikum....
Selamat membaca....
Semoga suka ya dengan cerita ini, jangan lupa beri vote dan komentar kalian ya.•••
Jika di masalalu ia begitu baik, kenapa setelah beberapa tahun lamanya ia hadir dalam hidupku dengan sifat yang berbeda? Apakah itu memang benar dia? Apakah dia akan menjadi bos galakku?
🌼🌼🌼
Belaian angin yang cukup kencang karena kuda besi pacuanku yang berjalan dengan cepat membuat kerudungku berantakan. Aku lepas helm dari kepala dan ku benarkan kerudungku ini agar terlihat rapi. Ya, aku harus memastikan bahwa penampilanku harus rapi dan bersih.
Hari ini aku mengenakan baju kemeja putih dan rok span hitam, warna kerudungku pun senada dengan warna rok hitam yang aku kenakan, serta sepatu high heels hitam yang tingginya sekitar 7 cm ikut serta menyempurnakann penampilanku, ini semua hasil pinjaman dari Almira. Polesan lipstik berwarna pink dengan sedikit ombre merah ditengahnya pun turut serta berpartisipasi, membuat penampilanku terlihat lebih segar.
Seminggu yang lalu aku sudah menaruh lamaran pekerjaan di sini. Dan aku sangat senang ketika mendapatkan sebuah pesan yang memberitahukan bahwa hari ini aku disuruh datang ke kantor untuk wawancara kerja. Akankah aku diterima bekerja di perusahaan ini? Semoga saja.
Aku mengambil langkah cepat ketika melihat jam di pergelangan tanganku.
"Astaghfirullah, 10 menit lagi." Aku berusaha mengejar waktu. Aku mengambil langkah seribu, namun terhalang oleh rok span dan heels yang aku gunakan. Jika saja, aku tak sedang menjaga image sebagai calon sekertaris yang berpenampilan rapi dan anggun, akan aku lepas sepatuku dan akan sedikit kuangkat rok dan aku akan berlari mengejar waktu.
Ketika sudah sampai di dalam gedung, aku kebingungan harus kemana. Aku memutuskan untuk bertanya pada resepsionis, dan ternyata aku disuruh langsung ke lantai tiga untuk diwawancara langsung oleh CEO.
"Astaghfirullah, gimana ini?" Kepanikanku semakin menjadi karena mengetahui akan bertemu dengan CEO secara langsung. Di tambah lagi dengan ucapan dari resepsionis tadi, ia mengatakan bahwa jangan sampai aku terlambat, karena bos mereka itu tidak suka kata terlambat.
Dengan panik, aku memencet tombol lift ke angka tiga, berharap lift ini akan membawaku datang tepat waktu. Bulir keringatku terus menetes, keringat akibat kelelahan berlarian dari luar dan keringat dingin yang keluar karena tubuhku yang gemetaran karena akan diwawancarai oleh CEO calon bosku, mengalir dalam satu aliran. Aku berusaha mengelap wajahku menggunakan tisu, bagian keninglah sumber keringat itu.
Ketika pintu lift terbuka, aku langsung berlari untuk melihat ke semua pintu. Kesalahanku tadi adalah, kenapa aku tidak bertanya pada resepsionis dimana ruangannya. Ahh, bodoh sekali aku.
Di tengah kepanikanku, seketika aku teringat satu hal penting yang hampir saja aku lupakan yaitu berdoa, sesuai dengan pesan Mbak Rana. Aku terus merapalkan doa, lebih sering beristighfar karena sekarang aku merasa seperti hilang arah, aku bingung mau kemana karena banyak pintu yang harus aku periksa untuk mencari ruang CEO.
Beruntung, aku langsung melihatnya. Aku menyesal karena melupakan untuk berdoa dan selalu mengingat Allah dalam setiap langkahku. Seharusnya itu tidak aku lakukan karena seharusnya setiap detik, menit, jam, setiap waktu kita harus selalu mengingat Allah, dalam keadaan apapun itu.
Kini aku merasa malu pada Allah, ia telah mempermudah langkahku, dan aku malah melupakannya karena rasa panik yang menyelimuti pikiranku. Astaghfirullah, ampuni hamba Ya Allah..
KAMU SEDANG MEMBACA
Baku Beku
General FictionBagaimana jika kamu dipertemukan dengan seseorang dengan kesan yang sangat menyebalkan? Padahal sebelumnya kalian pernah bertemu, tetapi di awal pertemuan ia adalah sosok yang baik bahkan sampai membuatmu jatuh hati padanya. Namun, jika melihat peru...