4. Perjanjian Kontrak Kerja

6 0 0
                                    

Assalamu'alaikum readers...
Apa kabar kalian semua?
Semoga kita semua selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT. aamiin...
Semoga kalian suka ya dengan cerita ini. Jangan lupa masukkan cerita ini sebagai daftar perpustakaan kalian ya supaya bisa terus update cerita ini.
Jangan lupa follow akun wp ini ya😊
Jangan lupa beri vote, komen, dan selamat membaca...🤗🤗

•••

Mungkin ini sudah takdirku untuk bekerja dengannya. Dengan orang yang pernah mengisi masalaluku dengan segala keindahan yang kulihat.
Namun kini, ia hadir kembali untuk memusnahkan keindahan itu.

🌼🌼🌼

Aku tak tahu, sekarang aku harus senang atau malah sedih. Seharusnya aku senang karena status pengangguran tak lagi menyertaiku. Namun, aku tak begitu senang karena tingkah bos ku yang seperti itu. Entahlah, aku bingung harus bagaimana. Jika saja mendapat pekerjaan itu mudah, mungkin aku akan mengundurkan diri untuk bekerja di perusahaan itu. Perusahaannya besar sih, tetapi percuma saja jika pemiliknya tak ikut berbesar hati untuk menerimaku dengan baik.

Dia, Kak Kevlar. Sosok pria yang sempat membuatku galau selama bertahun-tahun. Sulit untuk melupakan sosoknya yang begitu melekat di hati dan pikiranku. Kini, mengapa ia kembali dengan perubahan yang begitu jauh dari sosoknya yang dulu. Dia berubah, dia bukan Kak Kevlar yang dulu membuatku mengaguminya.

Karena pikiranku yang terus digelayuti oleh nama Kak Kevlar, lorong waktu seolah membawaku ke masa lalu. Masa-masa dimana sosoknya yang selalu memenuhi hati dan pikiranku.

Aku lari tergopoh-gopoh dengan menggunakan baju SMP, menggunakan topi besek yang diberi pita warna-warni, dan menggunakan papan nama yang terbuat dari kardus yang dilapisi karton, yang bertuliskan namaku, nama kelompok MOS, dan ada coklat dan beberapa makanan ringan yang tergantung dibagian bawah name tag karton itu.

Aku begitu terengah-engah, rasanya ingin pingsan karena kehabisan napas. Aku tahu aku sudah terlambat 15 menit. Ketika sampai gerbang, ternyata masih terbuka lebar tetapi ada seorang siswa yang menggunakan almamater berwarna merah hati, itu pertanda bahwa dia adalah anggota OSIS. Aku tahu apa yang akan terjadi padaku, aku pasti akan mendapatkan hukuman darinya.

Aku berjalan menunduk sambil mengatur napasku yang belum stabil. Keringat dari dahiku perlahan menetes. Aku hanya bisa melihat sepatunya, aku sudah berada tepat di depannya. Beberapa detik aku hanya menunduk, menunggu  teguran darinya. Karena tak ada suara sedikitpun darinya, perlahan aku menegakkan kepalaku untuk melihatnya, ketika aku melihat wajahnya, ia sedang menatapku dengan tatapan datar.

Karena ia tak juga berbicara, lebih baik aku saja yang membuka pembicaraan dengan meminta maaf padanya. Aku akan jujur padanya, kenapa aku bisa terlambat hari ini.

"Ma-af Kak saya ter-lam-bat. Tapi saya punya alasan atas ini semua." Ucapku sambil menunduk.

"Siapa nama kamu?" Akhirnya ia mengeluarkan suaranya, tetapi suaranya begitu lembut, tidak memperlihatkan bahwa ia sedang marah padaku.

"Na-ma sa-ya....Youwanita Kak. Biasa di panggil Wanita." Jeda beberapa detik untuk mengambil napas, aku kembali melanjutkan pembicaraan, aku ingin menyampaikan alasanku terlambat karena sedari tadi ia tidak juga menanyaiku tentang itu. "Saya terlambat karena rumah saya lumayan jauh Kak. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 6 km, dan saya ke sini jalan kaki Kak. Tadi...baju saya agak kotor karena kecipratan air genangan di jalan. Jadi saya bersihkan dulu tadi. Sumpah Kak, saya nggak bohong." Jelasku panjang lebar, berharap ia akan percaya padaku.

Baku BekuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang