Assalamu'alaikum readers...
Selamat membaca ya...
Jangan lupa loh, vote dan komennya.•••
Setelah selesai meeting yang memakan waktu sekitar satu jam lebih itu membuat badanku pegal-pegal karena harus terus duduk dan memperhatikan Pak Kevlar presentasi di depan. Mataku tak bisa berbohong, ia terus merayuku untuk menutupnya sesegera mungkin. Jadilah, Pak Kevlar menjadi terlihat seperti sebuah bayangan yang bergerak-gerak, suaranya mendadak sangat pelan dan nyaris tak terdengar di telingaku. Aku berusaha mengetuk-ngetuk pulpen di pahaku agar kesadaranku tetap terjaga.
Ya, kini aku samasekali tidak fokus dengan apa yang ada di sekelilingku. Samasekali tidak fokus. Yang kini ada di fikiranku yaitu bayang-bayang kamar kosan kecilku yang ingin sekali aku merebahkan diri di atas kasur dan bermanja-manja dengannya hingga ia membawaku ke alam bawah sadar.
Ini semua terjadi karena ulah Pak Kevlar yang secara dadakan menyuruhku membuat slide presentasi tadi malam. Padahal aku sudah membuat jadwal untuk rapat mingguan, tetapi ia mengubahnya begitu saja, dan perubahan jadwal sangat sering terjadi. Lalu, apa fungsi jadwal yang sudah aku buat dan mengapa ia mengetujuinya?
Aku rasa, mengelus dada lalu menghembuskan nafas saja tidak cukup dalam menghadapi tingkahnya yang semakin aneh. Bukan, bukan aneh, tetapi ia makhluk absurd. Sungguh menyebalkan.
"Wanita!!" Aku sangat kaget saat ada suara yang memanggil namaku sambil menggebrak meja. Aku yang entah sejak kapan menopangkan kepalaku di meja dan memejamkan mata langsung membuka mataku lebar-lebar. Ketika aku melihat ke sekeliling, hanya menyisakan bangku-bangku kosong yang tadinya terisi penuh.
Hanya ada dia, si bos galak menyebalkan. Ia menatapku dengan intens. Sorot matanya begitu tajam. Oo, sepertinya ia akan memakiku dan mengataiku sesuka hatinya.
Oke, sabar...Beberapa detik
Satu menit
Dua menit
Ia mau apa sih? Ada apa dengannya? Apa dia sudah kesurupan hantu pendiam?
"Pak? Pak..." Panggilku memberanikan diri.
Ia memalingkan tatapannya dan berubah ekspresi.
"Apakah kamu mau makan gaji buta?" Sindirnya.
Aku yang masih belum fokus, tidak mengerti apa maksud pertanyaannya itu.
"Hah?"
"Baiklah, sepertinya memang hari ini gaji kamu ditakdirkan untuk dipotong."
"Maksud Bapak apa? Saya tidak mengerti."
"Kamu masih ingat dengan peraturan kerja? Kamu sudah melanggar peraturan nomor 3 dan 4. Tolong bersikap baik dan gunakan bahasa baku." Tegasnya.
Apasih dia? Memangnya tadi aku tidak bersikap baik? Oiya, aku lupa. Tadi aku ketiduran saat rapat, tetapi soal penggunaan bahasa baku apakah ada kata yang keluar dari mulutku yang tidak baku?
"Tidur, dan kata hah." Ucapnya sambil mencatat di buku catatan kecil yang ia ambil dari sakunya. Memang dia terniat, sudah seperti rentenir yang mencatat hutang saja dia.
"Apa? Kata hah itu termasuk dalam kata tidak baku ya memangnya?"
"Tentu saja."
"Ya tidak bisa begitu pak."
"Coba kamu buka KBBI, cari kata hah. Apakah ada artinya di situ?"
"Ya bukan seperti itu pak. Hah itu saya rasa bukan kata. Tapi itu ekspresi keterkejutan saya." Belaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baku Beku
General FictionBagaimana jika kamu dipertemukan dengan seseorang dengan kesan yang sangat menyebalkan? Padahal sebelumnya kalian pernah bertemu, tetapi di awal pertemuan ia adalah sosok yang baik bahkan sampai membuatmu jatuh hati padanya. Namun, jika melihat peru...