Soulmate

92 16 13
                                    


"Lupain aku ya?"



Suho tertunduk lemas di depan nisan yang terlihat masih baru itu. Mata laki-laki itu memerah lantaran membendung cairan bening yang terus ingin menerobos keluar. Suho menggeleng, ia tidak boleh menangis!

Namun, sekuat apapun Suho menahannya cairan bening itu lebih kuat untuk menerobos keluar membasahi pipinya. Ia menyerah, biarkan ia menangis saat ini.
Sesak jika harus menahannya terlalu lama.

"Den, udah malem. Ayo pulang!"

Suho tak bergeming, ia masih ingin disini. Bersama kekasihnya yang tak pernah ia harap pergi secepat ini.

"Ayo!"

Suho berdiri dan berjalan melewati supirnya yang masih diam ditempat. Supirnya menatap sendu kearah tuan mudanya itu, terlihat begitu menyedihkan.

"Masih mau ngeliatin saya yang lagi hancur atau pulang?" Instruksi Suho yang membuatnya supirnya gelagapan.

"Iya, Den. Maaf."

Selama perjalanan keduanya diam, Suho yang malas bicara karena hidungnya masih bumpet lantaran menangis tadi, belum lagi suaranya pasti akan terdengar serak jika dipaksa untuk bicara.

Cukup memakan waktu memang perjalanan dari pemakanan ke rumahnya, apalagi selama perjalanan suasana nya hening dan membosankan.
Suho keluar dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada supirnya.
"Den, tasnya."

"Makasih."

Supirnya tersenyum maklum.
Merasa pegal luar biasa, Suho berniat langsung tidur saja di kamarnya.

"Buset bang, sekolah lo ngadain ronda bareng atau apa? Pulangnya malem amat." Celetuk seorang laki-laki dengan suara bass nya.

"Polusi suara woi!" Timpal laki-laki lain yang asik memainkan stik PS ditangannya.

Suho melotot sempurna melihat ruang tengahnya mirip kandang babi saat ini, kotor.
"Diem-diem bae, bikinin kopi ngapa!" Laki-laki bersuara bass tadi berceletuk.

"Kalian masuk lewat mana?" Tanya Suho yang masih sedikit shock.

"Gue tadi nyelip di lubang kunci." Kali ini timpal seorang laki-laki dengan suara merdunya.

"Bohong lo ah, tadi gue liat lo masuk lewat gorong-gorong."

"Serius Caplang, Cobek!" Teriak Suho yang membuat kedua laki-laki itu— Chanyeol dan Baekhyun diam.

"Tadi pintu utama lupa gak dikunci, kita masuk lewat sana." Jawaban normal dari seorang laki-laki yang duduk sila diatas sofa sambil memangku mangkuk popcorn—Sehun.

"Dirumah lo gak ada makanan atau apa gitu bang? Laper nih." Rengek Baekhyun.

"Gak ada." Jawab Suho singkat.

"Ih, lo bangkrut sekarang bang? Sampe makanan pun kau tak punya?" Tanya Chanyeol.

"Jangan kayak orang susah deh, dirumah sendiri banyak banget nimbun makanan. Masih aja suka ngemis makan dirumah orang, pelit dasar. Gue doa-in mati lo kuburannya sempit!" Celetuk laki-laki yang sibuk main game.

To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang