4

950 91 30
                                    





Seperti hari sebelum nya Pete jam 6 pagi telah sibuk membuat sarapan untuk suaminya, hanya makanan ringan seperti sandwich dan kopi barulah Pete kembali kekamar nya untuk bersiap.
Saat Pete tengah memasang sepatu gebrakan pada pintu kamar nya dari luar tidak menunjukkan bahwa orang itu tengah sabar.

"Sebentar..! " Teriak Pete buru-buru menyelesaikan memasang sepatu nya lalu membuka kan pintu.
Yang pertama menjadi pusat tatapan Pete adalah dada Perth karena ia hanya mengenakan handuk yang melilit pinggang nya tanpa atasan apapun ,ternyata yang menggebrak pintu kamarnya barusan adalah suaminya sendiri.

"Ad_ada apa phi.. ?" Gugup pete tidak biasanya perth mengetuk pintu kamar nya seperti pagi ini ,tidak ada  jawaban dari suaminya Perth dengan cepat menarik tangannya hingga Pete mengikuti langkahnya terseok-seok sampai mereka berada di depan pintu kamar Perth bersama Bua.

"Carikan baju ku.. !"titah Perth membuka pintu seraya menarik Pete kedalam kamarnya.
Disini barulah Pete sadar seberapa kacaunya kamar suaminya, baju kotor dan bersih berceceran di lantai tanpa tempat, serta beberapa berkas-berkas berserakan di atas meja membuat kamar itu semakin kusut, yang menjadi perhatian Pete di sekeliling tempat tidur beberapa kondom dan tisu berhamburan di lantai membuat Pete terpaku.

"Apa yang kau tunggu, cepat aku ada rapat pagi ini Pete..! " Segah Perth mengalihkan perhatiannya lalu mencarikan baju yang suaminya maksud.
Pete membongkar tumpukan baju-baju yang menggunung karena terlalu sering di acak-acak, cukup lama akhirnya Pete menemukan dua keranjang baju bersih milik Bua dan Perth dalam wadah yang berada karena sengaja pasiri membedakan baju yang  Pete cuci hanya milik suaminya berbeda tempat dengan baju Bua.

"Ini phi.. Baju-baju mu tertutup tumpukan baju dalam lemari.. " Pete meletakkan keranjang berisi baju-baju yang telah rapi di hadapan Perth.
Perth tidak banyak bicara ia memilih baju yang akan ia kenakan lalu menatap Pete singkat.

"Sekarang keluar..! " Titah Perth ketus, Pete juga tidak mau berada lama-lama di sana karena setiap matanya tertuju kearah ranjang di mana Bua tengah nyaman tertidur dengan tubuh polosnya hanya sebagian yang tertutupi selimut hati pete seakan-akan di sayat sayat.

Pete berdiri di depan pintu kamar Perth setelah ia keluar dari dalam sana, tangan kecil pete meremas dadanya yang terasa sesak setelah melihat semua bekas-bekas ceceran cairan cinta  di sekitar tempat tidur suaminya di dalam sana.

'Kenapa kau selalu mencintainya Pete.. Lihatlah dia selalu menyakiti mu dengan caranya.. 'Runtuk Pete pada dirinya sendiri, Pete tidak mau menangis pagi ini ia berusaha tegar dengan cepat-cepat turun ke lantai bawah.

"Kau belum berangkat sayang..? " Saat Pete kedapur berpapasan dengan pasiri yang membawa keranjang baju Bua.

"Belum mae.. " Pasiri menatap jam di tangannya singkat lalu melirik anak asuhnya kembali.

"Ini sudah siang sayang.. Kau bisa-bisa telat.. " Khawatir pasiri karena tidak biasanya Pete kekampus sesiang ini.

"Pete barusan membantu P'perth mencari bajunya.. "Pasiri mengerutkan keningnya heran.

" Mencari baju.. Maksudmu..? "

"Emm, baju-baju yang mae antar ke kamar P'perth semuanya tertutup dengan baju yang telah di bongkar dari dalam lemari mae.. " Pasiri tidak tahu Persis kamar majikannya itu, karena ia memang tidak pernah masuk ke dalam sana selain mengambil keranjang baju kotor itupun di letakan Perth atau Bua di depan pintu kamar mereka.

"Lalu apa yang Kau lihat.. ?" Seketika Pete tertawa kecil.

"Jangan di tanyakan mae.. " Ujar Pete menyudahi ia memeluk pasiri sayang lalu berangkat ke kampus.




3 love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang