7

1.1K 82 21
                                    



Setelah masuk ke dalam rumah Bua mengajak Pete duduk di ruang tengah ,awalnya pete ragu dengan sikap Bua yang tiba-tiba baik padanya hingga ia tidak henti-henti menatap Bua.

"Kenapa emm.. Apa aku aneh..? " Pete menggeleng kecil mendengar pertanyaan Bua.

"Lalu...? "Pete mengusap tengkuknya singkat karena prasangka buruk nya terhadap Bua.

" Kau takut padaku nong...? "Pertanyaan Bua membuat pete terpaksa nengagguk.

" Kenapa takut, aku bukan anjing yang akan mengigit mu.. "Canda Bua sembari tertawa kecil agar pete tidak  canggung padanya.

" Err maaf na phi.. "Bua duduk di samping pete seraya menggengam tangannya.

" Aku yang harus meminta maaf nong, aku selalu egois padamu.. Tapi aku dan Perth telah memiliki rencana setelah ini, yaa... Meski aku tidak tahu rencana apa tapi kau jangan khawatir na.. Mulai sekarang tidak ada persaingan di antara kita karena kau dan aku setara.. "Pete tersenyum manis seperti di teras tadi hingga Bua semakin gemas.

" Ooo.. Kau manis na.. Aku iri nong.. "Rengek Bua mengusap pipi pete lembut karena kulit pete sangat halus seperti bayi.

" Umm... P'bua juga cantik kenapa harus iri pada ku..? "
"Kau lebih lucu.. Pantas Perth sangat Posesive padamu.. " Pete tertawa ringan mendengar omelan Bua.

"Memangnya p'perth selalu Posesive seperti itu padamu phi..? " Bua menggeleng singkat karena Perth tidak separah itu cemburu padanya, nyatanya ia tetap bebas pegi kemanapun yang ia mau.

"Tidak separah kau nong, tapi bukan kah itu tandanya dia benar-benar mencintaimu kan..? "Pete tidak berani menjawab tebakan Bua karena ia memang tidak berani berharap.

"Berarti p'perth memang pencemburuan na phi..? "

"Yup kau harus menjaga sikap na.. Dia sangat mudah cemburu walau itu hanya temanmu.. " Pete mengerti maksud Bua.

"Apa kau tidak mau menceritakan kejadian tadi malam emm..? " Pete menegang saat Bua menayangkan pergumulan ia dan Perth tadi malam, karena semua masalah berawal dari nya hingga suaminya dan Bua bertengkar hebat.
Pete meringis bingung sembari menggeleng.

"Kenapa...? Kau tidak mau berbagai pengalaman mu bercinta dengan suami kita...? " Pete semakin gugup mendengar pertanyaan Bua, ia takut Bua marah padanya karena kejadian itu terlebih lagi saat ini mereka hanya berdua.

"Errr itu... Emmm...? " Bua terkekeh sembari mengusak pucuk kepala pete lembut.

"Aku bertanya nong...? " Ulang Bua lagi sembari menatap pete lekat.

"Umpp... Bokong ku sakit.. " Cicittan pete membuat Bua tertawa kecil, sebab Bua tidak menyangka jika pete akan sepolos ini.

"Ternyata dia bermain kasar padamu na... Dasar dia selalu tidak bisa menahannya... " Pete meremas ujung bajunya cukup kuat sembari melirik ekspresi wajah Bua.

"Phi tidak marah pada ku..? " Bua tersenyum manis mendengar pertanyaan Pete.

"Awalnya aku marah, rasanya aku ingin membunuh mu, tapi sekarang aku sadar kau sangat baik tidak mungkin kau akan licik pada ku... "

"Errr maaf na phi.. " Bua mempererat genggaman tangan nya pada tangan Pete.

"Sudah lah, aku tidak mempermasalahkan itu karena Perth telah berjanji akan adil pada kita... Dan sekarang aku ingin tahu.. Apa kau puas tadi malam...?" Mata Pete membulat mendengar pertanyaan Bua yang terakhir hingga pipinya memanas.

"Ke_kenapa menanyakan soal itu phi.. " Semakin Pete mengingat cumbuan Perth rasa pipinya ingin terbakar.

"Jelas aku ingin tau... "

3 love (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang