Enam bulan berlalu Shikamaru dan Naruto menjalani aktifitas layaknya genin. Misi peringkat C sampai peringkat SS mereka lalui dengan canda tawa meski mereka dalam keadaan babak belur sekalipun. Tim Asuma sama sekali tidak di izinkan untuk mengambil misi peringkat D di karenakan keberadaan Shikamaru dan Naruto harus benar-benar berada jauh dari desa. Berkat misi-misi itu membuat kedekatan Shikamaru dan Naruto semakin intens semenjak hari di mana mereka menyatakan kepemilikan masing-masing. Asuma dan Shino, dari waktu ke waktu kini sudah bisa membiasakan diri mereka dengan penyimpangan Nara dan Uzumaki terakhir itu. Uzumaki yang posesif dan ceria, dan Nara yang pemalas plus posesif sangat cocok, mereka berdua saling mendominasi satu sama lain.
Kini mereka berempat tengah berkumpul di jantung hutan lapangan pelatihan tujuh. Mereka membaringkan tubuh mereka di atas rumput hijau nan lebat, secara harfiah entah kenapa kebiasaan Shikamaru menatap awan ikut tertular pada Asuma dan Shino.
"Bangun anak-anak, kita ada misi gabunggan. Mari kita menuju menara Hokage, sebelum menara itu hancur oleh Tsunade-sama karena keterlambatan kalian!" Asuma lebih dulu terbangun dari posisi ternyamannya, di ikuti oleh Shino. Sementara dua yang lainnya memasang tampang engan beranjak dari sana.
"Cih, Baa-Chan itu hanya membuat kita kerepotan saja, menangani genin manjanya!"
"Jangan mengeluh Naruto, Aku yang akan terekena imbasnya!" Asuma bergidik ngeri jika tinjuan mematikan hokage mereka mendarat tepat di wajahnya. Asuma, tidak ingin berada dalam situasi terburuk berurusan dengan godaime hokage, sama saja berurusan dengan malaikat pencabut nyawa.
"Hai, hai, sensei!" Naruto terbangun sembari mengulurkan tangannya kepada Shikamaru, jika tidak seperti itu Nara pemalas itu tidak akan pernah beranjak dari posisinya. Naruto adalah pawang yang tepat untuk menjinakkan Shikamaru, dan begitupun sebaliknya.
Mereka berempat berjalan santai menuju menara hokage. Percakapan kecil menemani perjalanan mereka. "Shino, tolong tinggalkan beberapa serangga mu pada setiap klan, kita bergerak dalam diam. Kau mengerti!"
"Baik sensei." beberapa serangga Shino mulai beterbanggan mendatangi setiap klan yang berada dalam naungan desa konaha tak terkecuali aburame. Shino tidak suka ada penghinat di dalam klannya. Sebagai pewaris keberikutnya ia akan memastikan anggota klannya bersih dari penghianatan!
Sementara di dalam ruangan godaime hokage tengah terjadi kegaduhan. Tsunade yang sudah tahu watak dari tim yang di bimbing Asuma hanya bisa menahan emosinya untuk saat ini.
"Bocah-bocah sialan, berani-beraninya mereka terlambat!"
Semua orang yang ada di dalam ruangan itu tidak berani membuka mulut mereka, Godaime mereka saat ini sedang berada dalam mode iblis pembunuh. Begitu Tsunade merasakan cakra familiar mendekati ruangannya ia bersiap-siap melemparkan apapun kearah orang-orang sialan yang berjalan santai di luar sana.
Empat shinobi sialannya masuk ke dalam ruangan Tsunade tanpa merasa bersalah sedikitpun, padahal mereka berempat sudah terlambat hampir satu jam dari waktu yang di kabarkan. Tim yang telah hadir sedari tadi pukul sembilan di dalam ruangan Tsunade kontan terbelalak kaget dengan kedatangan mereka. Tidak pernah terbesit di dalam benak para anggota tim tujuh, dua dari empat orang itu ternyata masih hidup. Mereka kira dua orang itu telah musnah bersama dengan anggota klan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deer and Kitsune
FanfictionMalam tragedi itu, selalu bersarang di kepala jenius sang Nara, bagaimana ia menemukan seluruh klannya terkapar tak bernyawa. Darah segar membanjiri district tempat tinggal klan terjenius di desa konaha, hanya seorang Shikamaru satu-satunya klan yan...