Bola mata hitam legam kuacinya menatap awan yang berbintang, anak lelaki berumur sepuluh tahun itu membaringkan dirinya di atas atap sebuah pondok di tengah-tengah hutan Nara. Malam sudah terlalu larut untuk ukuran anak kecil seperti dia, tapi dia terlalu malas untuk meninggalkan tempat ternyaman itu, baginya hutan Nara sudah seperti rumah kedua tempat ia pulang selain rumah utamanya yang berada di district khusus klan Nara, di tambah malam tadi adalah malam pertemuan semua anggota klan Nara, ia terlalu malas untuk mengikuti pertemuan itu sekalipun ia pewaris keberikutnya."Haa, merepotkan! Kenapa aku harus menjadi pewaris? Kenapa aku tidak menjadi ninja yang biasa-biasa saja?" bola mata kuaci dan tangannya bergerak seirama kesana kemari membentuk pola bintang yang sering ia pelajari.
"Nee, langit, kau tahu aku bercita-cita menjadi shinobi yang biasa-biasa saja bukan pewaris, itu terlalu merepotkan, lalu setelah lulus ujian jonin nanti, aku ingin menikah dengan seseorang yang biasa-biasa saja, bukan seseorang merepotkan, lalu punya dua anak dengannya dan kami tinggal di district Nara itu sudah membuat ku puas?" mulut kecilnya mengoceh pada langit yang penuh bintang. Ini sudah pukul empat pagi berarti ia sudah cukup lama berada disitu hampir enam jam, tapi anak kecil itu masi betah terjaga memandang langit, ia terlalu suka akan langit bahkan lebih dari apapun.
"Cih, merepotkan...." Setelah bergumam, anak lelaki bermarga Nara itu bangkit dari posisinya ia harus segera kembali kerumahnya sebelum sarapan pagi berlangsung. Kalau tidak, ibunya akan mengomel sepanjang hari.
Langkah kakinya dengan pasti menyusuri hutan Nara tanpa takut akan apapun, hutan itu sudah akrab dengannya semua rusa-rusa di hutan itu akan dengan senang hati menjaga keselamatanya. Rusa di hutan Nara bukanlah rusa biasa, tapi rusa-rusa itu termasuk ke dalam bangsa siluman yang mempunyai wujud manusia, namun hanya yang terpilih yang dapat melihat wujud manusia mereka, dan seorang Nara Shikamaru lagi-lagi menjadi yang terpilih setelah 200 tahun buyutnya yang terpilih meninggal. Shikaku sang ayah meskin terlahir sebagai pewaris tapi ia tidak terpilih untuk mengetahui wujud manusia para rusa penghuni hutan Nara. Semua tentang Nara tertulis rapih dalam sebuah buku sejarah klannya.
Salah satu dari iblis rusa bangsawan di segel ke dalam diri Shikamaru oleh rusa pertapa agung. Shikamaru terpilih karena di percaya akan menjadi salah satu yang terkuat setelah iblis kitsune; rubah berekor sembilan, karena begitulah yang tertulis di dalam batu prasasti yang terjaga akan keasliannya. Meski banyak di anugrahi kekuatan, Shikamaru engan mengunakannya, bahkan waktu kelulusannya di akademi, Shikamaru hanya mengandal jutsu klannya; jurus bayangan. Dan meski jurus bayangannya dapat ia modifikasi, Shikamaru cenderung menggunakan jutsu standard, ia tidak ingin mencolok karena itu pasti akan sangat merepotkan nantinya.
Gerbang masuk klan Nara sudah terlihat di depan matanya, namun mata kuaci itu melihat ada sesuatu yang salah, mengapa tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana. Ia mengambil langkah seribu memasuki wilayah kekuasaan klannya. Mata kuacinya terbelalak kala ia melihat darah segar membanjiri district tempat tinggalnya potongan-potongan tubuh berserakan di mana-mana. Tanpa perduli apa-apa ia segera berlari menjangkau rumahnya, na'as tubuh Shikaku dan Yoshino terbaring dengan jantung yang telah menghilang. Pijakan kakinya melemas, air matanya jatuh tak bisa terbendung lagi; klannya telah di bantai, kini hanya tinggal ia seorang diri yang menyandang status Nara!
KAMU SEDANG MEMBACA
Deer and Kitsune
FanfictionMalam tragedi itu, selalu bersarang di kepala jenius sang Nara, bagaimana ia menemukan seluruh klannya terkapar tak bernyawa. Darah segar membanjiri district tempat tinggal klan terjenius di desa konaha, hanya seorang Shikamaru satu-satunya klan yan...