Jam sudah menunjukkan pukul 19:30. Viky sambil berbaring di atas ranjang king size-nya, sedang sibuk membaca buku pra-sejarah. Kali ini ia tak sedang mengerjakan PR, dari sekolah karena semuanya telah ia selesaikan satu jam yang lalu. Viky menundukkan tubuhnya dan berjalan ke meja belajarnya dan duduk. Viky mengambil pulpen miliknya untuk melingkari bagian penting, yang sudah ia baca dari buku pra-sejarah.
Viky melingkari beberapa yang dianggapnya penting. Namun saat melingkari untuk yang kelima kalinya, tinta dari pulpennya habis.
"Ish. Pake acara habis lagi." Gumamnya pada diri sendiri. Ia kemudian melirik ke arah kamar mandi.
"Miky. Gue pinjam pulpen Lo dulu ya!." Izin Viky setengah berteriak.
"Iya, Lo ambil sendiri aja. Ada di tas gue." Sahut Miky setengah berteriak dari dalam kamar mandi. Sudah 45 menit lamanya ia berada dalam kamar mandi dan belum juga keluar.
Viky meletakkan buku pra-sejarah nya dan berjalan mengambil tas Miky yang digantungnya. Viky membuka tas Miky dan mengambil pulpen. Namun hal tak terduga Viky juga malah menemukan tugas makalah bahasa Indonesia miliknya yang telah hilang, hingga membuatnya harus dihukum.
Viky mendengus tajam, sembari meremas tugas makalah miliknya. Kini di dalam hati Viky hanya ada rasa kecewa dan marah terhadap Miky. Ia melemparkan tas Miky dengan kasar ke sembarang arah.
Setelah 45 menit lamanya, Miky membuka pintu kamar mandi dan keluar, dengan handuk berwarna putih yang menutupi bagian pinggangnya hingga bagian atas lututnya.
"Lo udah nemuin pulpennya?." Tanya Miky seraya membuka lemari dan mengeluarkan baju piyamanya.
Viky tidak menjawab pernyataan Miky. Pria itu masih menatap tajam Miky yang belum tahu apa-apa sambil semakin meremas tugas makalah miliknya. Sedangkan Miky masih dengan santainya memakai piyama dan mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Viky. Lo udah nemuin pulpennya?" Tanya Miky lagi untuk kedua kalinya sambil bercermin membelakangi Viky. Hingga akhirnya Miky melihat Viky dari cermin yang sedang menatap dirinya dengan tajam. Miky mengerutkan dahinya dan berbalik menatap Viky heran.
" Lo udah dapat pulpennya?" Tanya-nya untuk sekian kalinya. " Lo kok diam aja?."
Viky menghela nafas berat.
"Nih. Maksud Lo apa?!" Tanya Viky kesal seraya melemparkan tugas makalah miliknya di atas tempat tidur.
Miky mengerutkan keningnya melirik tugas makalah yang dilemparkan Viky diatas tempat tidur.
" Alhamdulillah. Lo udah nemuin makalah Lo, Dimana?" Tanya Miky polos tak mengerti apa-apa.
Viky mendecih pelan mengangkat sudut bibirnya.
" Nggak usah sok nggak ngerti gitu deh."
" Maksud Lo apa ya? Gue nggak ngerti." Sahut Miky semakin bingung.
" Gue nemuin tugas makalah gue di dalam tas Lo Miky!" Ucap Viky meninggikan suaranya di ujung kalimatnya.
" Lo kok bisa ada di tas gue." Ujar Miky seraya mengerutkan keningnya.
"Nah." Sela Viky." Lo tanya aja sama diri Lo Miky. Kenapa makalah gue ada di tas Lo! Dan karena kehilangan tugas makalah itu gue di hukum selama 2 jam panas-panasan." Umpat Viky geram.
"Tapi gue benaran nggak tau!" Kata Miky jujur.
" Udahlah Miky. Gue tau Lo suka bercanda. Tapi kali ini kelewatan batas tau nggak!"
Miky menatap Viky dengan tatapan nanar. Ia tak percaya jika Viky baru saja menuduhnya.
" Viky. Lo tau sendiri kan tadi gue dikelas nggak konsen belajar, karena gue selalu mikirin Lo yang dihukum siang bolong panas-panasan, gue itu dari tadi cemasin Lo tau nggak." Jelas Miky jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me:(
Teen FictionPenulis: @Diansaranani123 Tim revisi: @_QueenAy Cerita ini murni dari pemikiran saya sendiri dan cerita ini dijamin beda dari cerita yang lain nya... Cerita ini berfokus kepada persahabatan dua pria. Yang memiliki dua watak yang berbeda. Dimana V...