Aku membuka sedikit mataku begitu merasakan cahaya hangat yang masuk. Seseorang menarik selimut yang membungkus tubuhku dan itu membuatku merengek pelan.
"Haruno Sakura sampai kapan kau akan latihan mati hah?!"
Itu suara ibuku dan aku berteriak ketika dia memukul pantatku, oh ya tuhan jika aku tidak tahu bahwa kau itu ada, aku sudah mengumpati ibuku saat ini juga.
"Cepat bangun dan rapihkan kamarmu gadis kotor!"
Sebenarnya aku tidak terima disebut seperti itu, karena aku gadis yang cukup rapi dan tidak terlalu suka tinggal ditempat yang kotor. Alasan kenapa kamarku berantakan adalah karena aku malas membersihkannya, ditambah lagi seminggu ini aku sibuk belajar untuk ujian jadi aku memang tidak sempat merapihkan. Ibuku saja yang berlebihan.
Aku menguap dan mengajak-ngajak rambutku ketika sudah bangun dan menatap ibuku dengan mata yang masih sedikit terbuka.
"Ibu, kau sudah membuka restoran?"
Aku merentangkan tanganku lalu bangkit dan berjalan keluar kamar, menyusul ibuku setelah mengambil handuk dibelakang pintu.
"Belum, ibu akan pergi sekarang. Ayahmu juga sudah berada di tempat latihan, jadi ketika kau sudah selesai datanglah ke restoran dan makan disana."
Aku yang akan membuka pintu kamar mandi menggelengkan kepala dan itu membuat ibuku mengerutkan keningnya.
"Aku akan makan disini, aku bisa terlambat." Ibuku hanya mengangguk sebagai jawaban, dia mengambil sepatu dan tak lupa memakai mantelnya.
"Ibu berangkat Sakura! Kunci pintunya dan bawa saja, kami membawa kunci cadangan!"
"Yaaa!" Balasku dari kamar mandi begitu mendengar suara pintu yang tertutup.
..
.
Namaku Haruno Sakura, aku anak tunggal dan tinggal disebuah rumah sederhana dimana dapur, ruang makan, dan ruang TV berada disatu ruangan dengan dua kamar dan satu kamar mandi bersama ayah dan ibuku. Ayahku adalah pelatih sekaligus pemilik dari tempat latihan Taekwondo, sedangkan ibuku adalah pemilik restoran ramen dipinggir kota yang letaknya tidak jauh dari rumah.Aku seorang siswa biasa, yang baru saja menyelesaikan ujian pertengahan semester si kelas 2 SMA, tepatnya di Konoha High School. Sebuah sekolah elit yang diisi oleh siswa-siswi elit juga, entah harus bersyukur atau tidak karena aku bersekolah disana, tapi yang jelas aku menikmatinya. Aku memiliki beberapa teman dan tidak pernah dibully oleh siapapun, karena memang aku bukan siswa yang sering mencari masalah dengan siapapun. Aku cinta damai dan keadilan.
Tapi kalaupun suatu saat ada yang membullyku, sepertinya aku tidak perlu khawatir karena aku bisa melawannya. Kenapa? Karena dibalik semua hal biasa yang melekat pada diriku, aku ini bisa beladiri walaupun tidak ahli seperti ayahku dan menurutku itu adalah hal yang bisa aku banggakan. Oh, aku juga cukup pandai memasak seperti ibuku, ya walaupun mungkin tidak semahir ibuku, setidaknya aku bisa membuat nasi goreng dan juga ramen.
Tadinya setelah mandi aku memang berniat untuk sarapan, tapi setelah melihat jam sepertinya itu akan membuatku terlambat, jadi aku memutuskan untuk membeli roti dan susu di minimarket dekat halte bus menuju sekolah. Aku kira semuanya akan berjalan lancar, aku membayar dan mendapatkan makananku, tapi sepertinya aku benar-benar akan terlambat hari ini.
"Permisi nyonya, kau harus mengantre." Tegur ku ramah sambil menepuk pelan bahu seorang wanita yang tiba-tiba menyerobot antrian di depanku.
Wanita itu berbalik dan menatap ku tajam yang membuatku mengerutkan kening.
"Aku sudah terlambat! Kau tidak lihat aku sedang buru-buru?!" Bentak wanita itu yang membuatku sedikit tersentak.
"Aku juga sudah terlambat nyonya, semua orang terburu-buru saat pagi hari begini, bukan nyonya saja." Aku melirik kasir yang hanya diam memperhatikan, kenapa orang ini hanya diam saja sih?!
KAMU SEDANG MEMBACA
ORDINARY✅
RomanceJika diminta untuk mendeskripsikan satu kata tentang hidupku, maka aku akan menjawab biasa. Aku bukan siswa cantik seperti Ino yang hampir digilai oleh semua laki-laki disekolah. Aku bukan siswa pendiam tapi memiliki darah bangsawan kaya seperti H...