Seharusnya memang tidak ada yang berubah. Kami harusnya tetap menjalani hari-hari yang kami jalani seperti biasanya, dengan tangan saling bertautan, senyum geli ketika gelang kami tidak sengaja menempel, dan tatapan matanya yang selalu memuja ku ketika kami bertemu.
Ya seharusnya seperti itu bukan?
Tapi aku bisa apa? Kami menjalin hubungan selama kurang lebih 6 bulan lamanya, tapi nyatanya aku tidak mengenalinya sama sekali. Di mataku dia hanya Sasuke, pria bermulut manis yang selalu melempar rayuan padaku, pria manja yang selalu ingin di perhatikan olehku, pria hampir sempurna yang digilai satu sekolah, dan pria yang tidak akan membiarkanku terluka oleh entah itu sesuatu yang hidup atau bahkan hanya benda mati.
Dia Sasuke. Kekasihku.
Tapi ternyata Sasuke bukan Sasuke yang aku tahu, dia menyimpan rahasia yang bahkan aku sendiri kaget mengetahuinya. Dia pria yang tidak bisa memaafkan masa lalu dan dirinya sendiri, dia tidak bisa menolak apapun sekaligus itu merugikan dirinya sendiri atau bahkan orang lain. Perkataan Naruto memang benar, Sasuke adalah orang paling munafik yang pernah aku temui.
"Dokter Sakura! Ada pasien darurat di UGD!"
Aku menoleh cepat dan langsung saja bangkit dari meja kerjaku, mengambil jas dan melepas kacamata radiasi ku.
"Keadaanya?" Aku bertanya sambil berlari pada perawat yang memanggilku tadi.
"Percobaan bunuh diri, mengalami pendarahan."
Aku yang baru sampai di UGD dengan cepat mengambil sarung tangan karet dan masker.
Percobaan bunuh diri? Kuharap pasien ini tidak bernasib sama sepertimu. Sasuke.
Ya, sepertimu. Pria brengsek yang masih aku cintai.
.
.
.
.
Aku tersenyum konyol pada Sasuke yang berdiri tidak jauh didepan ku, dia menatapku malas seolah-olah mengatakan 'telat lagi?'Aku tersenyum lebar ketika dia menjulurkan tangannya dan menggerakkan kepalanya agar aku menghampiri. Aku lalu berlari dan menyambut uluran tangannya semangat, yang membuat dia mendengus geli lalu mengacak-acak rambutku.
"Kenapa kau disini? Kelas mu kosong?" Aku bertanya ketika kami sudah berjalan menyelusuri koridor.
"Ini hari pertama masuk Sakura. Kelas sempurna biasanya bebas saat hari pertama datang." Aku meringis sekaligus iri mendengarnya.
Tahun ajaran baru telah tiba. Sekarang aku menjadi senior paling tua dia sekolah ini. Kakak kelas kami sudah lulus, dan rapot pun sudah dibagikan. Bagaimana dengan nilai ku? Jangan tertawa, begini-begini aku berhasil mendapat peringkat ke 5 di kelasku, dan aku bangga dengan itu. Lalu Sasuke? Ya Tuhan, kurasa aku tidak perlu menjawabnya bukan? Tentu saja dia dapat peringkat pertama, dia adalah orang yang mendapat nilai rata-rata ujian akhir paling tinggi, bahkan mengalahkan Shikamaru. Ya dia kekasihku tentu saja.
"Sakura." Aku berhenti ketika dia memanggil dan menahan tanganku ketika kami akan berbelok di koridor.
"Hm?" Tangan yang lainnya merapikan anak rambutku yang diikat kuda.
"Kau cantik."
Percayalah aku tidak merona atau tersipu sama sekali, aku malah menatapnya geli dan jijk dengan kata-katanya. Entahlah, aku merasa geli dan merinding ketika di puji mendadak seperti ini.
"Kau kenapa?" Dia menatapku datar ketika aku bertanya, dimana tatapannya membuat aku tertawa lalu berjinjit untuk mengacak-ngacak rambutnya.
"Kau juga tampan." Aku balas memujinya yang membuat dia menyeringai laku tak lama mengangkat bahu sombong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORDINARY✅
RomanceJika diminta untuk mendeskripsikan satu kata tentang hidupku, maka aku akan menjawab biasa. Aku bukan siswa cantik seperti Ino yang hampir digilai oleh semua laki-laki disekolah. Aku bukan siswa pendiam tapi memiliki darah bangsawan kaya seperti H...