Aku menghempaskan tubuhku ke kasur lalu menoleh menghadap jendela besar dan menghelakan nafas kecewa.
Hujan deras tiba-tiba datang ketika kami sampai di villa.
"Sakura kau mau mandi?" Aku menoleh melihat Hinata yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengacak-acak rambutnya.
"Dimana Ino?" Bukanya menjawab aku malah balik bertanya sambil bangkit dari kasur.
"Di ruang tengah bersama yang lain, mungkin sedang menoton film." Aku melirik jam digital disamping kasur yang menunjukan pukul 6 sore.
"Hinata ingin masak sesuatu? Bahan-bahan yang kita beli lumayan banyak." Hinata tampak berfikir sambil memiringkan kepalanya.
"Aku tidak masalah, tapi sepertinya yang lain tidak ingin makan nasi. Lebih baik bakar saja bahan-bahannya, mereka lebih suka ngemil dan makan ramen aku rasa." Aku mendengus geli lalu menganggukkan kepala setuju.
"Ya, itu ide bagus. Bisa kau mulai lebih dulu? Aku akan menyusul setelah mandi." Hinata menganggukkan kepala lalu keluar kamar dengan tangan yang masih mengacak-ngacak rambutnya.
Sedangkan aku mengambil handuk dari tas lalu berjalan menuju kamar mandi.
..
.
Aku menaburi sebuah daging dengan garam dan juga lada hitam secara merata lalu meletakannya di sebuah nampan disamping ku. Hinata mengurus cemilan lain, Naruto bagian membakar, sedangkan Sai dan Ino aku lihat sedang memilih-milih film di ruang tengah. Dapur dan ruang tengah tidak ada sekat, jadi aku bisa melihat pasangan itu."Ini." Aku menatap mug hitam yang tiba-tiba diletakan di samping nampan.
Aku mendongak dan melihat Sasuke yang mengangkat alisnya.
Aku kembali melirik mug itu yang sedikit mengeluarkan asap. Coklat panas hangat yang cocok diminum saat hujan begini. Wow, perhatian sekali kekasihku ini.
"Bisa kau tolong aku?" Tanyaku sambil menunjukan kedua tanganku yang masih terdapat garam dan lada hitam.
Sasuke tanpa berkata apapun mengambil mug itu lalu membantuku untuk meminum minuman hangat itu.
"Panas?" Aku menggeleng kecil sambil menikmati rasa manis coklat ini.
"Terima kasih." Ucapku ketika Sasuke menjauhkan mug itu dari bibirku. Dia mengangkat bahu tidak masalah lalu mengelap sudut bibirku yang mungkin terdapat sedikit minuman itu.
"Berikan ini pada Naruto." Titahku sambil menggeser nampan kepadanya. Sasuke hanya mengangguk lalu pergi sesuai dengan perkataan ku, tapi sebelumnya pria itu mengapit pipiku yang membuatku menatapnya malas dan pria itu terkekeh geli.
Sedangkan aku menuju wastafel untuk mencuci tangan. Setelah itu aku membuka kulkas untuk mengambil ramen cup sambil melirik Hinata yang memasak sesuatu disamping ku.
"Hinata kau mau yang keju?" Tanyaku sebelum menutup kulkas, Hinata mengangguk sekilas dan aku langsung saja menutup kulkas lalu berjalan menuju dispenser tapi Hinata menghentikan ku.
"Dispenser nya rusak Sakura, jadi air panasnya tidak ada."
Aku menghelakan nafas sebelum akhirnya meletakan beberapa cup ramen itu di meja pantry lalu mengambil wadah memasak air.
..
.
"Sudah selesai?" Tanya Ino ketika aku duduk disampingnya sambil melihat layar lebar didepan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORDINARY✅
RomanceJika diminta untuk mendeskripsikan satu kata tentang hidupku, maka aku akan menjawab biasa. Aku bukan siswa cantik seperti Ino yang hampir digilai oleh semua laki-laki disekolah. Aku bukan siswa pendiam tapi memiliki darah bangsawan kaya seperti H...