Selamat membaca cerita Ananta
Happy Reading semuanya :D❤❤
Jangan lupa vote dan komen
Selamat berkecamuk dengan perasaan kalian.
Hope you like it.Absen berdasarkan angka kesukaan kalian dong. Jangan lupa vote dan spam comment di setiap paragrafnya yaa <3
***
Kalau kita mau dihargai sama orang lain, seharusnya kita yang terlebih dahulu menghargai mereka.
***
Ini hari pertama Amanda menginjakkan kaki di bangku SMA. Ia sangat bangga dengan dirinya sendiri yang bisa melewati masa masa SMP yang menurutnya itu sulit. Tapi ia mampu melakukannya.
Lonceng pun berbunyi dan segera Amanda masuk ke dalam kelas yang sudah diberitahu oleh guru administrasi. Sepanjang perjalanan ke dalam kelas ia menyapa semua orang dengan senyuman manis yang ia miliki. Meletakkan tas nya dan berlari menuju lapangan, karena hari ini akan diadakan upacara bendera. Gadis itu mencolek siswi yang berada di depannya, dengan refleks gadis itu menoleh ke padanya.
"Hai kenalin, nama gue Amanda Andrina. Lo bisa panggil gue Amanda. Nama lo?" Tanya Amanda.
"Hai juga, nama gue Kirana Natasha. Lo bisa panggil gue Kirana." Jawab gadis itu.
"Salam kenal" ujar Amanda sembari melengkungkan bibir nya dan dijawab dengan anggukan dari gadis itu.
***
"Pake acara telat segala lagi!!" ketus lelaki yang memiliki rahang tegas itu. Dia adalah Ananta.
"Hai bro, lo telat juga?" tanya lelaki yang ada di samping Ananta dengan santai nya.
"Udah tau gue di luar pagar kek gini, masih aja ditanya." ketus Ananta.
"Ketus banget sih lo jadi cowok, jawab aje kek iya atau ngk." Jawab lelaki itu dengan wajah kesalnya.
"Yaudah iya, gue telat. Jadi kita masuknya gimana?" ujar Ananta.
"Gue tau jalan yang aman biar bisa masuk ke dalam. Sekarang lo ikutin gue." ajak lelaki itu yang dijawab dengan anggukan dingin dari Ananta.
"Lo tau darimana jalan ini ?" tanya Ananta heran.
"Dulu kakak gue sekolah di sini, dia yang kasih tau ke gue tentang jalan ini." jawabnya.
Dibalas dengan anggukan samar dari Ananta."Btw, nama gue Devian Emilio. Lo bisa nyapa gue dengan nama Devian." ujar lelaki itu.
"Nama gua Ananta, Ananta Aksara."
Mereka pun berhasil masuk ke dalam sekolah.
Mereka segera masuk ke barisan tapi ada guru melihat mereka baru masuk."Kalian berdua dari mana?" tanya guru yang memiliki wajah menyeramkan tersebut.
"Mukanya serem banget.." gumam Devian yang beruntungnya tidak terdengar oleh guru tersebut.
"Kami dari UKS buk, tadi temen saya pusing terus saya nolongin dia buk." ujar Ananta.
Ananta mengode Devian agar segera berpura-pura kesakitan."Aduh..... kepala saya rasanya sakit banget buk, udah gitu kepala saya juga pusing buk." keluh Devian.
"Kepala kamu kenapa?" tanya guru tersebut yang mencurigai Ananta dan Devian.
"Saya tadi belum sarapan buk, saya buru buru tadi ke sekolah. Eh, ternyata emang udah telat." jawab Devian tanpa merasa bersalah.
Ananta pun segera memijakkan kakinya ke kaki Devian."Eh, keceplosan" kaget Devian.
"Kenapa sih gue ketemu sama orang ini.."gumam Ananta.
"Jadi kalian telat? terus kenapa kalian bisa masuk?" geram guru tersebut.
Tidak ada jawaban dari anak didiknya itu.
"Sekarang kalian harus bersihin lapangan ini!" perintah guru tersebut dengan nada penuh penekanan. Dijawab dengan anggukan samar dari kedua lelaki itu.
Mereka berjalan ke gudang belakang untuk mengambil sapu lidi dan karung.
***
Akhirnya upacara bendera selesai dan itu merupakan surga bagi seluruh siswa. Amanda pun merasa lega karena upacara telah selesai. Amanda dan Kirana pun berjalan saling beiringan ke kelas nya dengan melewati koridor koridor sekolah. Saat mereka tengah berjalan Amanda pun seperti biasa melengkungkan bibirnya kepada orang yang lewat di samping nya. Mereka pun sampai di kelas dan Kirana menanyakan hal yang menurutnya janggal dari sikap Amanda saat berjalan bersamanya tadi.
"Lo kenapa senyum-senyum waktu kita jalan ke kelas tadi sih?" tanya Kirana dengan menatap Amanda heran.
"Sapa mereka yang lewat." jawab Amanda.
"Tapi dari tadi tu mereka kan ngk kenal sama lo." ujar Kirana.
"Tapi, ngk salah kan kalau misalnya gue sapa mereka dengan senyuman gue yang manis ini." jawab Amanda.
"Kan percuma, lo udah senyumin mereka tapi lo dikacangin gitu aja sama orang itu. Atau mungkin lo mau tebar pesona ya??" ujar gadis itu lagi.
" Ya enggak lah, masa gue mau tebar pesona, gue kan disini masih adek kelas ntar gue dilabrak lagi. Menurut gue, kalau misalnya gue nyapa orang pake senyum. Di saat itu ada kepuasan batin yang gue rasain." ucap Amanda yang membuat wajah Kirana terlihat terkejut.
"Kok lo bisa bicara kayak gitu?"tanya Kirana.
"Gue ngk tau, gue kayak seneng aja gitu.." jawab Amanda.
***
"Akhirnya kerjaan gue beres juga."gumam Ananta.
Mereka pun berjalan kembali ke gudang dan membereskan peralatan yang dipakai nya tadi.
Mereka pun langsung masuk ke kelas dengan santai nya tanpa basa basi. Guru yang mengajar saat ini adalah guru MTK yang bernama Pak Sutomo."Kalian kok baru masuk?" dengan wajah yang sudah memerah akan amarahnya padahal ini hari pertama mereka berada di bangku SMA.
"Kami dari luar" jawab Ananta acuh.
"Kamu ngk bisa berbicara sopan dengan orang yang lebih tua dari kamu!" tegas Pak Sutomo.
"Eh, maaf pak. Saya ngk tau kalau bapak udah tua." jawab Ananta dengan entengnya. Teman yang berada di kelasnya itu terkikik geli mendengar jawaban dari Ananta.
"Kamu emang ngk punya sopan santun ya" ucap Pak Sutomo geram.Ada seorang gadis perempuan yang geram atas apa yang dilakukan Ananta. Gadis itu menuju ke depan kelas, gadis itu adalah Amanda.
"Lo itu ngk punya hati atau ngk punya otak sih? atau emang ngk punya kedua duanya?" ucap Amanda dengan tatapan sinis.
Ananta membulatkan matanya karena ada yang berani melawannya, apalagi yang melawannya itu adalah seorang perempuan
***
Kira kira apa yang akan dikatakan oleh Ananta kepada Amanda?
Apakah mereka akan bertengkar di depan Pak Sutomo?
Lalu apa yang dilakukan Pak Sutomo??Terima kasih udah baca Ananta
Jangan lupa buat komen dan vote ❤❤
SemangatSalam hangat
~ Arifa FazilaJangan lupa follow instagram aku
@arifafzla.e
- 10 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananta
Teen FictionFollow author dulu biar sama sama enak brow!! [ Ketika rasa hampa yang tiba tiba sirna karena kehadirannya. ] Aku membenci awal yang mempertemukan kita, mungkin karena awalnya kita terlalu mementingkan ego. Tapi aku mencintai disaat kita bersama, be...