Bagian Sembilan || New Friend

26 6 3
                                    

Selamat membaca cerita Ananta
Happy Reading semuanya :D❤❤
Jangan lupa vote dan komen
Selamat berkecamuk dengan perasaan kalian.
Hope you like it❤❤

***

"Jadi, ceritanya gimana Na?" tanya Devian penasaran.

Kirana yang sedari tadi gelisah akan keadaan cewek yang dari tadi bersamanya, kini dadanya mulai lega. Karena tidak terjadi suatu hal yang buruk terhadap gadis itu, dia hanya pingsan.

^^Flashback mode on

Kirana melajukan mobilnya karena ia takut akan hukuman yang diberikannya jika ia terlambat. Kirana melajukan mobilnya hingga batas kecepatan dan mumpung jalanan tidak terlalu padat.

Kirana tiba-tiba tersentak, lalu mengenjak pedal rem mobilnya. Ada gadis yang tiba-tiba melintas dan gadis itu keserempet dengan mobil Amanda. Amanda langsung turun dari kendaraan roda empatnya dan menutup pintu mobilnya. Menghampiri gadis yang tengah berbaring di atas aspal tersebut. Ia bingung harus membawa gadis itu kerumah sakit atau bagaimana. Kalau Kirana membawanya ke rumah sakit pasti ia tidak akan masuk sekolah hari ini.

Kirana menepuk-nepuk pelan pipi gadis itu, ia berusaha menyadarkan gadis itu dari pejaman matanya. Kirana akhirnya memutuskan untuk membawa gadis yang hampir ia serempet tadi ke sekolahnya. Karena ia melihat seragam gadis itu yang sama seperti seragam sekolahnya. Tapi ia belum pernah melihat gadis itu sebelumnya. Kirana tak ingin memeperpanjang pemikirannya, ia hanya ingin sesegera mungkin pergi di sekolah dan menyelamatkan gadis itu.

Kirana membopong gadis itu lalu membuka pintu mobilnya. Melepaskan tangannya dari gadis itu lalu memasukkan gadis itu ke dalam mobilnya. Kirana mempercepat kecepatan mobilnya.

Kirana memarkirkan mobilnya, di tempat parkir khusus mobil. Keluar dari pintu mobilnya lalu menuju pintu mobil yang berada di seberang. Mengeluarkan gadis itu lalu ia membopongnya menuju ke dalam gerbang. Hingga ia bertemu dengan Ananta, Devian, dan Juna.

^^Flashback mode off

Kini remaja itu berada di ruangan serba putih di sekolahnya. Mereka menunggu gadis yang hampir kecelakaan itu sadar.

Hingga persekian detik hingga menit berlalu, gadis yang berada terbaring di ranjang itupun perlahan membuka indra penglihatannya. Gadis itu menatap heran, karena ia tidak mengenal satu orang pun dari remaja tersebut.

"A-aku ada dimana?" lirih gadis itu.

"Huh.." Kirana yang lega karena gadis bertubuh lesu ini membuka matanya.

"Lo lagi di UKS." jawab Amanda yang sudah berada di dalam ruangan bernuansa putih itu juga.

"K-kamu siapa?" lirih gadis itu kembali.

"Oh iya, gue Amanda, ini Kirana. Kalau yang lagi nyandar di dinding namanya Ananta, di depannya Devian, kalau yang di sebelah kanannya namanya Juna." ujar Amanda hanya dengan satu tarikan napas. "Kalau nama lo, siapa?" sambung Kirana.

"Nama aku Misya Aurelia." jawab gadis yang bernama Misya itu.

"Lo sekolah disekolah ini kan? SMA Taruna Bangsa? tapi kok gue ngak pernah liat lo?" tanya Amanda, karena ia melihat Misya memakai seragam yang persis ia kenakan saat ini.

"Iya, aku sekolah disini. Aku murid baru disini." tutur Misya.

"Udah tau kelas lo belum?" tanya Devian menginterogasi. Kalian jangan heran kenapa Devian bertanya seperti itu, karena kalau masalah perempuan ia memang nomor satu dari ketiga temannya. Apalagi wajah Misya yang bisa dibilang tidak kalah cantik dibanding Kirana dan Amanda. Misya juga memiliki kulit putih bersih, dan tinggi badannya yang lumayan rendah dibandingkan Kirana dan Amanda.

"Hmm." Misya berusaha mengingat kelasnya."Gue kelas X IPA 2." lanjutnya.

"Sekelas dong sama kita." sorak Devian dengan wajah bersemu. Misya hanya tersenyum kikuk menganggapi Devian.

***

Para remaja yang berada di ruangan serba putih itu berbincang hingga sepersekian menit berlalu.

"Lo udah enakan?" tanya Kirana sebelum memberikan senyum pada Misya.

"Udah lumayan, kita ke kelas yuk?" tanya Misya karena ia tidak suka dengan bau ruangan ini, Misya yang sedari tadi berusaha menahan bau tersebut.

"Ayok." ucap mereka serempak yang pastinya kecuali Ananta.

Ketika mereka menyusuri koridor berjalan menuju kelas, bel istirahat pun bersuara menandakan sudah waktunya untuk istirahat.

"Rezeki anak soleh, udah 2 jam ngak belajat trus niat belajar, eh, bel istirahat bunyi." kata Devian dengan menepuk nepuk telapak tangan kanannya pada dada bagian kirinya.

"Eh, bukan cuma lo, kita yang ada disini juga!" protes Juna.

"Berarti kita anak soleh." ulang Devian memperbaiki kalimat awalnya.

"Eh! kita bertiga solehah ya, bukan soleh!" Kirana yang protes juga dengan ucapan Devian.

"Iya, iya, kita semua yang ada disini soleh dan solehah, gue, Ananta, Juna yang soleh. Amanda, lo, dan Misya yang solehah. Udah kan?! deal?" tutur Devian panjang lebar lalu meminta balasan jabatan tangannya ke Kirana.

"Nah, anak pinter, gitu dong. Deal!!" ujar Kirana lalu membalas jabatan tangan Devian. Misya yang melihat kejadian itu hanya tersenyum seakan ingin tertawa.

Mereka pergi bersama menuju kantin. Mereka memasuki pintu kantin dengan semua perhatian rakyat kantin menuju pada mereka. Mereka pun tak acuh dengan perhatian itu. Hanya Misya yang merasa risih karena diperhatikan seperti itu. Mungkin lebib tepatnya tatapan itu menuju kepadanya, sebab ia murid baru di sekolab ini. Tatapannya bukan hanya tatapan penasara tapi juga tatapan tak suka karena bisa jalan beriringan dengan Ananta, Devian, dan Juna.

Mereka mencari meja yang kosong dan kursinya cukup untuk ber-enam. Mereka duduk lalu Kirana memesankan makanannya. "Kalian mesen apa? gue pesenin deh, lagi dalam mode baik gua nih." ujar Kirana.

"Gue mie ayam biasa, lo apa sya?" tanya Amanda pada Misya.

"Samain aja deh." jawab Misya.

"Kita juga samain aja." ujar Juna setelah Misya berhenti berbicara. Kirana mengangguk menanggapinya.

"Lo kok risih gitu, sya?" tanya Amanda yang heran akan gerak-gerik Misya yang sejak memasuki kantin tadi tampak risih.

"Aku risih diliatin sama mereka kayak gitu, aku ngak biasa jadi pusat perhatian." jawab Misya.

"Lo ngak usah risih, biasa aja, mereka iri sama lo." tutur Amanda yang berusaha menangkan Misya.

"Iri?" tanya Misya.

"Iya, mereka iri sama lo karena lo bisa jalan bareng sam gue, apalagi sama mereka bertiga." jawab Amanda sembari menunjuk ketiga lelaki didepannya dengan telunjuknya. "Mereka ini salah satu most wanted disini." lanjutnya. Misya mengangguk.

"Pasti dong, kita gitu loh." ujar Devian dengan sombongnya sebelum mereka ber-high five.

***

apa nih first impression kalian ke Misya??

Terima kasih udah baca Ananta
Jangan lupa buat komen dan vote ❤❤
Semangat
Maaf kalau banyak typo

Ada pesan ngak buat Ananta, mau kasih pesan ke siapa nih?
1. Ananta
2. Amanda
3. Kirana
4. Misya
5. Devian
6. Juna
7. Alexin
8. Luna

Gimana menurut kalian chapter ini?

Salam hangat
~Arifa Fazila

Jangan lupa follow instagram aku
arifafzla.e

AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang