Bagian Tiga || Pulang Bareng

95 13 4
                                    


Selamat membaca cerita Ananta
Happy Reading semuanya :D❤❤
Jangan lupa vote dan komen
Selamat berkecamuk dengan perasaan kalian.
Hope you like it❤❤

Absen berdasarkan angka kesukaan kalian dong. Jangan lupa vote dan spam komen di setiap paragrafnya ya.

***

Tidak semua orang memikirkan hal yang sama dengan kita.

***

"Lo lihat deh cewek sengklek yang tadi! dia jalan di tengah gerombolan laki-laki, ngk punya harga diri ya si cewek!" ujar Ananta.

Amanda melakukan hal itu karena ia ingin memperbanyak teman dan mengeksplor hal diluar zona nyamannya selama ini, tidak ada niat di dalam hati Amanda ingin mempermainkan perasaan laki laki atau menurunkan harga dirinya.

Ananta sangat membenci perempuan yang sangat dekat dengan laki laki. Ini bukan karena ia suka terhadap Amanda tapi ia memiliki trauma masa kecil.

Ananta masih memperhatikan gadis itu dari jarak yang strategis. Dengan tatapan sinis yang khas melekat pada dirinya. Hal membuat Ananta heran adalah mengapa ia sangat dekat dengan gerombolan lelaki itu, padahal gadis itu baru bertemu dengan lelaki itu. Tapi mengapa gadis itu sudah sangat dekat dengan mereka.

Amanda pun yang merasa diperhatikan, ia merasa risih. Gadis itu pun mencari sepasang mata yang memperhatikan nya, dan itu ternyata mata Ananta. Gadis itu menatap mata itu tajam lalu mengalihkan pandang nya.

" Lo liatin apa an, Nan? " tanya Devian yang melihat mata Ananta memperhatikan Amanda.
Ananta pun terkejut.

" Ng-ngak, ngak liat apa apa." ujar Ananta gugup, kalau ia memberitahu jika ia menatap Amanda pasti ia akan diejek oleh dua orang temannya ini.

" Berarti lo ngk ngeliat kita disini? lo buta nan?" ucap Devian dengan memasang wajah konyol miliknya.

" Lo mau gue buta? jangan ngadi-ngadi deh lo" ujar Ananta kesal.

***

Amanda merasa senang karena saat hari pertama sekolah, ia sudah mendapat banyak teman. Teman cowok yang mengurumuni Amanda mau menuruti keinginan Amanda, karena sekalian pdkt.

"Bro, sebenarnya gue ngk mau diajak makan ditraktir sama cewek gini. Ngerasa diinjek harga diri gue sebagai lelaki yang sejati dan berwibawa." ucap salah satu diantara gerombolan lelaki itu.

"Gue juga sih, tapi gak apa apa lah, sekalian pdkt sama Amanda" tutur lelaki yang juga berada di tengah kerumunan tersebut.

Semua nya bersorak ria karena ditraktir oleh Amanda. Kantin sekolah yang awalnya hening, kini menjadi bising karena gerombolan tersebut. Amanda memang sedang berada di tengah tengah gerombolan cowok saat ini tapi ia juga risih.

Laki laki itu mendorong dirinya agar lebih dekat dengan Amanda katanya biar tidak mengantri. Itulah sebab mengapa Amanda berada di tengah laki laki itu saat ini. Sedangkan yang perempuan memilih untuk mengalah karena mereka tidak sanggup menahan badan mereka yang di dorong paksa oleh laki laki yang mendesaknya dari belakang.

Ananta yang memperhatikan kejadian itu hanya diam dan memperhatikannya dengan mata tajam yang dimilikinya. Ingin sekali rasanya ia mengusir Amanda dari kerumunan lelaki itu.

Bel masuk pun berbunyi dan semua siswa masuk ke dalam kelasnya masing masing. Semua siswa sangat senang karena mereka tidak perlu membayar makanan mereka sendiri tadi.

Ananta pun masuk ke kelas dan melihat Amanda tengah asik mengobrol dengan Kirana dengan sangat akrab.

"Nan lo kok ngk ikut makan bareng tadi ?" tanya Amanda.

"Gak mau" jawabnya singkat.

"Ternyata ada ya orang yang ditraktir nolak" ucap Amanda sembari cengengesan, yang membuat Ananta kesal.

Ananta pun tidak menanggapi Amanda. Ananta langsung duduk di kursinya yang berda di depan meja Amanda.
Dengan muka datar yang khas dimilikinya ia memperhatikan guru yang telah memasuki kelas dan memulai pembelajarannya. Pembelajaran berlangsung tanpa ada kegaduhan. Sebab siswa yang ada di kelas itu tidak ingin hari pertama ia sekolah berakhir buruk.

***

Bel pulang pun berbunyi dan semua siswa berhamburan keluar dari  kelas mereka. Tapi seluruh siswa yang kelas X, diumumkan akan berkumpul di lapangan untuk memilih ekstrakurikuler yang mereka minati. Saat berita itu diumumkan terpasang wajah kecewa di siswa kelas X.

Mereka berjalan dan berbaris di lapangan. Memilih ekskul yang akan mereka ambil. Semua siswa di data dan siswa memilih ekstrakurikuler keinginan mereka. Kegiatan itu pun selesai dan siswa kelas X berhamburan keluar dari  sekolah. Amanda berlari mengejar Kirana, karena ia ditinggal di tengah kerumunan oleh Kirana. Ananta pun yang sedang jalan di tabrak oleh Amanda dari  belakang.

"Lo kalau jalan hati hati dong" ucap Amanda tanpa merasa bersalah.

"Kok gue yang salah, kan lo yang lari lari ngak jelas." jawab Ananta.

"Kan lo yang asik ngombrol sampai gue ketabrak, udah jelas gue lagi lari" keki Amanda.

"Kan lo yang lari, seharusnya lo lewat sana kek, atau berhenti kek, gitu doang ribet"

Amanda berlari karena ia mau pulang bareng sama Kirana. Abang Amanda tadi mengirim pesan mengatakan bahwa ia tidak bisa menjemput Amanda.

"Yah, kan gara gara lo nih gue ditinggal sama Kirana."

"Salah siapa lo nyari masalah sama gue."

"Sebagai gantinya, lo harus ngaterin gue pulang!" perintah Amanda.

"Ngak mau gue, enak aja" Ananta kesal.

"Gue ngk tau pokoknya, lo harus anterin gue sampai pulang, atau gue teriak" ancam Amanda.

"Ngk gitu juga kali." jawab Ananta kesal.

"Gue ngak tau! lo harus tanggung jawab, karena lo gue ditinggal sama Kirana."

Ketika itu Ananta langsung keluar dari pagar sekolah mereka dan mencari motor yang Ananta parkirkan tadi.

"Woi nan, tungguin gue." ucap Amanda sembari berlari mengejar Ananta.

"Yaudah cepetan dong, lelet amat."ujar Ananta.

Dari kejauhan ada seorang gadis yang memperhatikan mereka berdua. Gadis tersebut mengikuti mereka. Gadis tersebut adalah Alexin. Alexin adalah kakak kelas Ananta yang telah jatuh hati saat Ananta dihukum tadi pagi. Alexin bisa dibilang gadis impian semua cowok. Alexin yang cantik, pintar, putih, tinggi tapi Alexin tidak unggul dalam bersikap. Alexin yang terlalu egois, ia akan berusaha mendapatkan apa yang ia mau, dan suka ngelabrak adek kelasnya.

Sedangkan Amanda dan Ananta sedang menikmati perjalanan menuju rumah. Angin yang berhembus membuat rambut Amanda mengikuti alur angin tersebut. Amanda sangat cantik saat itu. Ananta pun mengakui hal itu.

"Cantik." batinnya

***

Gimana menurut kalian chapter ini?
See you chapter berikutnya
Terima kasih udah baca Ananta
Jangan lupa vote dan comment, biar ngak silent readers.
Dukung terus cerita ini yaa
Semangat

Salam hangat
~ Arifa Fazila

Jangan lupa follow instagram aku
@arifafzla.e

- 24 Oktober 2020

AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang