Bagian Tujuh || Sengaja

39 8 2
                                    

Selamat membaca cerita Ananta
Happy Reading semuanya :D❤❤
Jangan lupa vote dan komen
Selamat berkecamuk dengan perasaan kalian.
Hope you like it❤❤

***

Pagi ini, Amanda masih berkelumun dengan selimut pastel miliknya. Derap langkah Sukma berjalan mendekati pintu kamar Amanda. Ia membuka perlahan knop pintu kamar Amanda. Bermaksud ingin membangunkan anaknya karena sekarang sudah waktunya bangun.

"Manda, bangun nak." ucapnya lembut sembari mengelus surai lembut milik anaknya itu.

Amanda membuka matanya, lalu duduk dengan mata yang masih berkunang-kunang. Amanda yang masih belum bangun sepenuhnya.

"Iya, bunda." jawab Amanda singkat.

"Duduk dulu, nanti pusing." ujar Sukma. Amanda manggut-manggut mengiyakan.
Sukma berjalan hendak meninggalkan kamar Amanda.

Setelah rasanya ia sudah bangun sepenuhnya, Amanda berjalan menuju kamar mandi. Memakai seragam sekolahnya, lalu mengeringkan rambut hitamnya. Amanda mengambil tas punggungnya lalu menggendongnya. Ia berjalan ke ruang makan.

"Selamat pagi semuanya." sapa Amanda ramah dengan senyum yang sumringah.

"Pagi." jawab semua anggota keluarga itu serempak.

Amanda duduk di kursinya, mengambil sehelai roti tawar. Mengoleskannnya selai lalu melahapnya. Setelah makanan berbentuk persegi panjang itu habis, ia meminum habis susu yang disediakan Sukma setiap pagi untuknya. Setelah ia merasa cukup kenyang, lalu ia pamit pergi ke sekolah. Ia berangkat bersama Deon-kakak laki-laki Amanda.

Mereka telah sampai di depan pagar SMA Taruna Bangsa. Amanda turun dari motor Deon lalu melepaskan helmnya.

"Gue masuk ya." pamit Amanda.

"Sekolah yang bener lo." jawab Deon. Amanda hanya manggut manggut. Amanda masuk pagar sekolahnya menuju kelasnya.

***

Ananta berjalan melewati koridor bersama Juna dan Devian. Siswi-siswi yang berada di koridor itu memandangi mereka kagum. Ananta dan teman temannya sangat terkenal walau baru seminggu menjadi siswa SMA Taruna Bangsa. Apalagi dengan badan mereka yang tegap dan ketampanan yang sangat dikagumi para kaum hawa. Dada mereka bidang dan otot yang tercetak di seragam lengan atas mereka. Walaupun mereka dibilang junior di SMA Taruna Bangsa, tapi mereka sudah menjadi idola. Alias idaman para siswi SMA Taruna Bangsa. Tak segan segan kakak kelas mereka menyapanya.

"Hai, Ananta."

"Nanti pulang bareng yok, Nan?"

"Ke kelas bareng yok, Nan?

"Ganteng banget jodoh gue."

Ujar beberapa siswi yang kegirangan bak bertemu dengan artis. Ananta tidak pernah menanggapi perkataan kakak kelasnya ataupun siswi seangkatannya. Malah Devian dan Juna yang kewalahan untuk memberikan alasan pada kakak kelasnya itu.

"Lo kok sombong banget, Nan?" ucap Devian yang berjalan di sebelah kiri Ananta.

"Gue ngak sombong kok, Yan." ucap Ananta menatapnya datar.

"Iya-in dah, kalo gitu, ramah dikit kek ke kakak kelas lo." Devian mengatakan hal yang ada di dalam benaknya.

"Gue ngak bermaksud sombong, emang dari sono nya gue ngak ramah, Vian..." ujar Ananta.

"Dia mah emang kayak gitu Yan, biasa, si frozen boy." ujar Juna. Ananta memang dipanggil  frozen boy oleh kedua temannya, sebab sikapnya yang sangat dingin dan ketus ke banyak orang. Ananta juga tak ambil pusing kedua sobatnya ini dengan panggilan itu. Tapi kayak film disney gitu ya kan?

AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang