empat belas

388 56 10
                                    

Di hari yang sama...

18:12

"Udah makan blom dek?" yang ditanya hanya menggeleng lemah,

"Abang bawa makanan dimakan ya." Pluem meletakkan tangannya pada dahi adiknya yang sedang terbaring, kemudian ia melirik ke meja nakas di samping tempat tidurnya.

"Kenapa obat nya gak dimakan dek?" Frank kemudian menarik selimut nya menutupi wajahnya dan membalikkan badannya.

Pluem hanya bisa tersenyum lemah melihat adiknya yang sudah dua hari sakit ini tidak mau memakan obatnya, "Nanti Frank makan.."

"Kamu bilang gitu kemaren kemaren tapi ini bungkusnya masih belum kebuka." Pluem menepuk Frank yang masih berada di balik selimut,

"Gak apa, tapi yang penting makan ya ini abang bawain makan, makan dikit dikit aja dulu."

"Iya.."

Pluem melangkah mundur kecil dan menutup pintu kamar adiknya dengan perlahan, ia baru saja pulang dari kantor nya dan membawakan makanan untuk Frank yang tidak nafsu makan.

Ia mungkin tau penyebab ia sakit sekarang karena beberapa hari yang lalu ia hujan hujanan, semenjak itu Frank jarang keluar kamar dan saat ia mengecek Frank ternyata badan nya panas.

Ia menemukan obat demam dan flu yang tergeletak di meja nakas nya, ia pikir Frank membelinya sendiri.

Kembali ke saat ini,

Tak lama bunyi pintu diketok, ia mengecek siapa yang datang melewati lubang kecil di pintunya dan membukanya.

"Chimon?" Pluem mengerutkan alisnya,

"Eh abang." ucap Chimon dengan senyum lebarnya dan Nanon disampingnya mengejek senyuman Chimon, "Hai bang."

"Boleh masuk?" tanya Chimon.

Pluem membuka lebar pintunya menunggu kedua orang itu masuk dan menutupnya.

"Frank kemana ya bang?" tanya Nanon, ia melihat sekeliling ruang tamu dan tidak menemukan Frank.

"Frank nya lagi sakit, ada di kamarnya." jelas Pluem, Nanon dan Chimon bergantian meilirik satu sama lain.

"Pantesan, kita gak ketemu di kantor jadi dipikir dia libur.."

"Iya, dia gak ngasi tau kalian?" ucap Pluem setengah tersenyum, bukan setengah terseyum memang wajahnya sering dibilang suka senyum dengan sendirinya sih.

"Enggak bang, tapi dia pernah ngasi tau alamatnya jadi makanya kita mampir. Maaf ganggu malam malam ya bang.." yang ini Chimon, kemudian disikut oleh Nanon,

"Woy ah serius."

"Ya ini serius, setan."

"Jangan ngajak gelud sekarang."

Pluem kemudian menarik keduanya berpisah, "Kalian kalau mau liat Frank ke kamarnya aja ya. Tapi liat dia lagi tidur apa nggak."

"Kenapa bang?"

"Dia susah tidur dari kemarin, kadang kebangun tengah malem.."

Nanon dan Chimon mengangguk, kemudian menarik salah satu lengan kemeja yang dipakai Nanon, "Kenapa narik narik?"

"Ntar gue ngangkat telpon dulu, tungguin." ujar Chimon, meletakkan hp nya di telinganya.

"Siapa?" bisik Pluem kepada Nanon, "Gatau."

Chimon membalikkan badannya dengan raut bingung menatap layar hp nya, "Dah yok."

"Kenapa mon?"

"Bukan apa apa.." Chimon menarik Nanon ke arah yang ditunjuk oleh Pluem ke arah kamar Frank.

Ia membuka pelan pintu kamar nya untuk mengintip, tampak makanan yang belum ia sentuh dah plastik berisi obat yang belum juga ia buka.

"Tidur ya?"

"Iya kali non.." mereka berdua berdiri bersandar kepada dinding di ambang pintu, sedikit berbisik.

"Balik aja nih?" tanya Nanon, "Bentar non. Gue nunggu orang kesini." Chimon menahan tangan Nanon agar ia tidak pergi.

"Sekarang?" dijawab anggukan Chimon,

"Sambil nunggu orangnya dateng, gue punya firasat buruk non."

"Firasat apa?" Nanon perlahan menutup pintu antara kamar Frank yang gelap dan cahaya ruangan yang masuk kedalam agar tidak silau.

"Itu tadi Drake, dia nanya gue dimana mau susul gue.."

"Terus?"

"Ya gue shareloc, bilang jengukin Frank.

"Teruss."

"Gue kapan gitu ya ketemu mantannya di jalan, terus kita ngobrol ngobrol.. terus dia minta ketemu sama drake."

"Udah gitu aja kan?" Nanon menyilangkan kedua tangannya, perlu diingat mereka setengah berbisik agar tidak membangunkan Frank.

"Gue takut gue ada keceplosan ngomong apa gitu terus si Ploy nanyain ke Drake.."

"Jangan nethink dulu, mungkin dia nanya lo mau ngapain gitu.."

"Ya ap-"

"Eh ada teman Frank dateng lagi ya?" ujar Pluem dari ruang tamu yang suaranya kedengaran sampai di telinga mereka berdua.

Chimon perlahan mengintip dari celah pintu kamarnya, "Udah ada Drake, yok non kesana."

"Gws Frank." bisik keduanya sebelum keluar dari kamar Frank.




actor ; drakefrank / frankdrakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang