Chapter 51

166 20 29
                                    

Hy hy Angkasa balik🙌

Yg nungguin Angkasa up mana??

Siapin tisu buat part ini

Bisa spam komen?

Bisa spam komen?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading♥️

Semenjak mendengar Lyona sakit, Angkasa tak pernah mengarahkan Roxie untuk turun ke jalan. Angkasa terlalu sibuk memikirkan kesembuhan Lyona.

Setelah tiga hari kebelakang Lyona terlihat baik-baik saja, hari ini Lyona kembali terbaring di rumah sakit karena penyakitnya mulai merenggut ini Lyona lagi.

"Sa. Lyona kok ga pernah ke sini lagi?"

"Iya, kemana dia?" Dua pertanyaan sekaligusbdi lontarkan dari Rania dan Davin.

Awalnya Angkasa tak ingin memberitahu siapapun, namun jika kedua orang tuanya bertanya tidak apalah untuk di beritahu.

"Lyona sakit,"

"Sekarang emang lagi musim sakit ya Pi, kemarin juga teman Mami sakit masuk angin udah hampir sebulan belum juga sembuh,"

"Iya Mi makanya kita harus pinter-pinter jaga kesehatan,"

Lu kira kanker darah di samain sama masuk angin?! Di jejelin tolak banjir sama di kerik juga bisa sembuh!. Batin Angkasa mendumel.

"Emang Lyona sakit apa Sa?" Davin bertanya lagi.

"Kanker darah."

"HAAAAAHHH????!!!!!!!" Davin dan Rania terkejut mendengar pernyataan Angkasa.

"Ngadi-ngadi! Anak siapa si lo doain doinya sendiri kanker darah?!" Tegur Raisa tak kalah terkejut.

"Lo kira gue bohong?! Biadab banget gue doain pacar sendiri kanker darah," ucap Angkasa seraya mengunyah roti yang ia santap sebagai sarapan pagi.

"Mami sama Papi, kalo mau jenguk Ly dia di rawat di Rumah Sakit Pertiwi." Sambung Angkasa.

"Nanti Mami sama Papi ke sana deh, ga nyangk Lyona punya penyakit seberat itu."

"Iya Mi, Papi sampe merinding."

"Di kira yang sakit suster ngepot pake merinding segala," Angkasa kembali mendumel.

"Rai lo wajib datang," pinta Angkasa.

"Tanpa lo suruh, gue langsung terjun."

"Suara lo kan nyaring ya, nanti lo teriak deket Kak Ly. Semoga setelah lo teriak, penyakit Kak Ly auto mampret."

"Bisa gitu yak?" Tanya Raisa dengan wajah dan suara polosnya.

Angkasa menyengir kikuk, "Aku berangkat dulu." Angkasa meraih tas yang ada di meja makan.

Dear Angkasa [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang