Chapter 10

223 33 0
                                    

Lyona dan tim sudah berganti baju memakai baju basket wanita. Ketika kedua tim dari kelas XII IPA 3 dan XII IPA 4 memunculkan dirinya di tengah lapangan semua orang berseru memanggil nama Lyona dan Jennie sebagai ketua tim dari kelas masing-masing.

"LYONAAA THE WINNER!"

"LYONA MENANG WOY LYONA MENANG!"

"JENNIE BUKAN LYONA JENNIE!"

Begitulah seruan dari semua murid yang menonton pertandingan antara tim Lyona dan Jennie. Disaat keduanya sudah bertatap muka hanya di halangi oleh wasit, Jennie memasang wajah tengilnya dan menaikkan ibu jarinya lalu menurunkannya ke bawah tepat di hadapan wajah Lyona.

Lyona terlihat begitu santai namun Alexa, Selenna dan yang lainnya memasang wajah ingin menampar Jennie sekuat mungkin.

"Ga usah kedepean lo bakal menang!"

"Kita liat nanti!"

Perdebatan Alexa dan Jennie membuat Lyona memutar bola matanya malas. Kenapa temannya satu itu sangat berani melawan Jennie?

"Ok baik kalian sudah siap?"

Tanya sang wasit dan kedua tim mengangguk setelah itu pluit pun di bunyikan oleh sang wasit.

Semua murid bertepuk tangan mendukung keduanya, menyerukan nama ketua timnya. Begitu pula dengan Angkasa, Angkasa sangat berantusias memperhatikan Lyona bermain dengan begitu lincah dan cepat.

20 menit telah berlalu tim Lyona sudah memasuki 2 bola pada ring sedangkan tim Jennie baru 1. Terlihat dari wajah Jennie yang ingin bermain curang pada tim Lyona, tim Jennie sudah menyusun cara agar timnya menang dan mengalahkan tim Lyona.

"Sa lo liat deh muka si Jennie kayanya dia mau main curang sama timnya Lyona"

Setelah mendengar perkataan Bara, Angkasa cepat-cepat memperhatikan wajah Jennie. Dan benar Jennie menatap Lyona begitu dalam dan penuh kebencian, Angkasa takut jika Jennie mencelakai Lyona.

"Eh iya Bar duh gue takut dia buat macem-macem sama Lyona"

Angkasa bingung harus berbuat apa agar menghalangi niat buruk Jennie.

Babak pertama sudah usai sisa 2 babak lagi untuk menunjukkan kelicikan Jennie dan tim. Lyona dan timnya beristirahat di pinggir lapangan sambil meneguk air yang ia bawa di tasnya.

"Sisa 2 babak lagi girl kita harus menang jangan sampe kita ke makan sama cara liciknya Jennie."

"Ok girl semangat"

Akhirnya tim Lyona memperkuat kepercayaan dirinya namun siapa sangka jika Jennie sudah menyusun rencana yang sangat rapi.

Di babak pertama dan ke dua mereka terlihat baik-baik saja, dan Jennie belum berbuat kecurangannya. Apa sebenarnya rencana buruk Jennie?

Masuk ke babak 3 tim Lyona sudah memasukkan bola ke dalam ring sebanyak 6 kali dan Jennie dan tim sudah memasuki 4 poin. Boleh di bilang jika Lyona lumayan jago dalam bermain basket, berkali-kali ia mengikuti lomba basket dan selalu membawa kemenangan di timnya.

Dan terlihat sekarang tim Lyona dan tim Jennie berselisih 2 poin artinya tim Lyona lebih unggul dan mempunyai harapan untuk menang.

Namun ketika Lyona ingin memasuki bola ke dalam ring Jennie sengaja menyikut dada Lyona hingga Lyona terjatuh lemah meringis kesakitan pada dadanya.

Angkasa melihat itu sungguh tidak terima, seketika pertandingan itu berujung riuh dan ramai. Ada yang menertawai Lyona ada juga yang mendukung aksi licik Jennie.

Angkasa berlari menuju tengah lapangan berusaha membantu Lyona untuk berdiri. Angkasa mengulurkan tangannya ingin membantu Lyona untuk bangkit lagi. Lyona seketika di kerumuni orang-orang yang ingin menolongnya.

Dear Angkasa [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang