Bab 8

35 8 0
                                    

REAL WIFE

Aku merasa benar-benar menjadi Rapunzel sekarang bagaimana tidak sudah hampir seminggu lebih aku tinggal di tempat mewah ini namun sekalipun aku belum bertemu dengan pria itu di tambah lagi Anastasia yang pulang setiap pukul dua membuatku tak berani turun dan terus mengurung diri di kamar sepanjang sore menjelang pagi.

Aku keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah kenapa basah karna aku baru saja menyelesaikan ritual mandi wajibku, satu hari setelah kedatanganku ke rumah besar ini tamu bulananku pun ikut datang membuatku cuti dari aktivitas ibadahku untuk beberapa hari. Namun mulai besok aku sudah bisa kembali kerutinitasku sebelumnya.

Aku keluar dari kamar mandi dengan sehelai handuk melilit tubuhku berfikir bahwa pria itu juga tidak akan pulang malam ini membuatku berani melakukannya, lagi pula terkadang aku merasa sedikit tak nyaman harus memakai kerudung atau berpakaian tertutup di dalam kamar atau saat tidur, jadi dengan tidak pulangnya pria itu membuatku sedikit merasa leluasa dan sedikit di untungkan.

Namun kali ini sepertinya aku melakukan kesalahan besar, aku tertegun saat menatap sosok jangkung yang saat ini sedang melepas jam tangannya berdiri menjulang di tepi ranjang mmebuatku untuk sesaat benar-benar tak tau harus berbuat apa. Menyadari akan kehadiranku membuat mata elangnya langsung menatapku intens.

Mendapat tatapan seperti itu membuat kakiku semakin tak bisa kugerakan. Aku tercegat tepat di delan pintu kamar mandi dengan tanganku memegang tepi handuk, tetesan air dari rambut basahku perlahan membasahi ubin lantai. Aku saat ini menggunakan handuk namun rasanya sudah seperti telanjang saja saat manik coklat keemasan itu terus menatap ke arahku.

Oh tuhan apa yang haru aku lakukan

Aku berbalik berniat untuk memasuki kamar mandi namun langkahku terhenti saat lengan telanjangku bersentuhan dengan tangan kokohnya.

"Mau kemana?" dapat ku dengar suara beratnya di balik punggungku membuat ku semakin ketakutan.

"Aku.. Aku," rasanya aku ingin merutuk di dalam hati, entah kemana perginya suaraku saat ini.

Dengan mudah ia membalik tubuhku membuatku langsung di hadapakan dengan dada lebarnya, dapat kurasa hangatnya sapuan nafasnya di permukaan kulitku. Tangannya beralih menyusuri lenganku hingga sampai ke pundak benar-benar menggoda nafsu wanitaku saat ini.

Apa yang coba dia lakukan?

Tangannya beralih menyentuh leher jenjangku yang kutahu biasanya aku akan memekik kegelihan saat orang menyentuh bagian diriku yang itu namun kali ini tidak bukannya terpekik kegelian aku malah memejamkan mata merasakan nikmatnya sentuhan tangannya.

"Bolehkah?" bisiknya serak tepat di sebelah indra pendengaranku membuatku sontak membuka mata.

Apa aku tak salah dengar?

Ku tatap manik coklat keemasannya yang tampak berkabut penuh gairah raut wajahnya bak memohon minta di lepaskan padaku membuat entah keberanian dari mana aku malah mengangguk.

Aku tau ini gila tapi bagaimana pun dia sudah sah menjadi suamiku dan aku tidak akan berdosa apa bila melakukannya justru aku malah akan berdosa kalau aku menolak keinginanya, dalam satu hentakkan tubuhku sudah berpindah dalam gendongannya aku sontak mengalungkan tanganku di lehernya menatapnya tanpa rasa malu aku sendiri tidak tau kenapa aku bisa menatap manik matanya begitu berani saat ini.

Dia menurunkanku di atas ranjang dengan sangat lembut bak aku adalah benda yang sangat rapuh bahkan sangking rapunya akan hancur kalau tertiup angin. Aku mendongak masih menatap segala pergerakannya perlahan ia mulai membuka kemeja putihnya membuat darahku berdesir saat melihat perut rata berbentuk itu.

How Can I Belongs You? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang