Pertemuan Pertama

37 4 1
                                    

   SMA RoMa( loro lima) merupakan salah satu sekolah unggulan di jakarta, yang mencetak banyak siswa berperestasi, meskipun masih ada juga ditengah-tengah antara pinter.

Pagi hari di sekolah

Ada tiga cewek yang mempunyai sifat berbeda- beda namun masih tetap bisa bersahabat baik dan mempunyai solidaritas satu sama lain. Termasuk solidaritas terlambat

Hari ini ketiga cewek yang selalu datang bersama itu terlambat masuk sekolah, termasuk Laasya gadis rajin yang mempunyai banyak impian yang besar dan seorang bintang kelas.

"Kring..kring" bel tanda sekolah akan segera di mulai. Laasya,Nadira dan Azkia mereka selalu berangkat bersama dan sudah bersahabat baik dari sejak pertama masuk SMA, mereka nampak terburu- buru karena mereka sudah sangat terlambat pagi ini.

"sepuluh menit lagi pak Iwan masuk kelas, sedangkan gue belum ngerjain tugasnya.gimana ini OMG", ucap Kia nampak panik kumat dengan alay-nya.

Mereka yang masih didepan gerbang berhenti sejenak kelelahan berlari karena angkot terlambat datang. dari ketiga cewek tersebut yang paling kalem hanya Laasya, cewek agak pendiam, mungil berkaca mata dan pintar namun fisiknya lemah terkena rintikan air hujan dan panas matahari pun sudah tumbang.

" udahlah ayo cepet,keburu telat banget ini, lo sih santai-santai aja Sya karena rajin ngerjain tugas" mendengar ocehan Kia, Nadira malah santai kayak dipantai.

" emang lo udah kerjain tugas dari pak Iwan,belum juga kan?" tanya Azkia dengan gaya khasnya malangkerik.

" emang gue belum ngerjain tugas tapi yaudahlah mau gimana lagi nanti tinggal dihukum sama pak Iwan" ucap Nadira dengan santainya.

"lo sih emang udah langganan Nad,nah gue sm Laasya baru kali ini telat apalagi tuh sih Laasya anak yang nggak pernah telat kena hukum juga".ucap Azkia

"Lah kita telat bukan salah gue juga kan,salahin tuh angkot kenapa datang terlambat".

Mereka pun malah terus berdebat,Laasya yang selalu menjadi pelerai bagi mereka segera bertindak, dia memang tidak banyak bicara namun jika sudah marah atau berdebat dalam suatu organisasi dia tidak diragukan lagi.

"Udahlah, kenapa malah berdebat kayak gini cepet masuk ke kelas sekarang juga keburu pak Iwan dateng" Laasya menatap tajam mata sahabat- sahabatnya itu dan menunjuk ke arah kelas.

"lo sih Nad,Laasya jadi marah kan udah tau kalau dia marah serem tau". masih juga berdebat dengan Kia sambil berebutan masuk ke kelas padahal pintu itu sempit.

Belum sampai masuk ke kelas tiba- tiba pak Iwan datang melihat Laasya,Nadira dan Azkia masih diluar kelas.

"Ini ada apa,kok belum masuk kelas bukannya bel udah bunyi ya? "

" Aduh,ketauan juga deh sama pak Iwan " Nadira menepuk jidat.

"Telat lagi ya Nanad..Nanad( panggilan pak Iwan pada Nadira), terus Azkia sama Laasya juga telat kenapa bisa?? apalagi kamu Laasya biasanya kamu tepat waktu?"tanya pak Iwan kepada mereka bertiga.

"Pak udah dibilang nama saya Nadira bukan Nanad",jelas Nadira

"Maaf pak kami terlambat,tapi mohon izinkan kami ikut kelas bapak" Laasya yang nampak melas kepada pak Iwan berusaha negosiasi

Tapi namanya pak Iwan guru paling galak di kelas mereka, kepalanya botak dan berkumis tebal udah pas banget galaknya tidak memberikan ampun.

"Maaf bapak nggk bisa kasih kalian toleran apapun itu alasannya, sekarang kalian ke halaman hormat pada bendera sekarang juga sampai jam bapak selesai"teriak pak Iwan.

Sejuta Luka LaasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang