Olimpiade Sains

12 3 1
                                    

Aileen cowok keren itu telah membuat kedua sahabatnya seperti orang gila, senyum- senyum tidak jelas dan ngehalu sepanjang hari, selalu memuji ketampanannya dan membuat lupa segalanya.

Nadira danAzkia yang tidak henti-hentinya memuji Aileen terus menerus membuat telinga Laasya panas. Aileen benar- benar telah membuat kedua sahabatnya itu seperti orang gila yang mengejar angan- angan namun tidak tercapai seperti pepatah pungguk merindukan bulan.

" Lo nggak bosen apa ngomongin itu cowok, emangnya sekeren apaan sih.cuma gitu doang kan?

" Iya pokoknya sekeren itu deh nggak bisa diungkapin dengan kata-kata" imajinasi Nadira kemana mana dengan pikiran yang menerka-nerka seperti melayang di udara.

" Ihh lo ngehalu ya, kan itu bagian gue " ucap Laasya dengan cemberut

" lupa hehe, santuy aja sih Sya. Eh iya gue belum ngerjain tugasnya bu Gita nih gimana coba? " Nadira yang masih saja ngrecoki Laasya yang masih serius dengan laptopnya.

" ihh Nad lo ini ya, selalu lupa kalau sama tugas heran gue tapi kalau sama cowok kok nggak pernah lupa"

" ya ampun Sya bukan masalahnya lupa atau nggak mau ngerjain tapi gue emang nggak bisa ngerjain apalagi fisika,uuhh ampun deh itung- itungan kayak gitu" Nadira sebenarnya memberi kode pada Laasya untuk minta contekan namun Laasya tau akal bulusnya Nadira.

"BRUKK(suara bantingan buku) , semua siswa terkejut kecuali Laasya yang masih fokus pada imajinasinya. ternyata Azkia yang membanting buku itu, tepat di hadapan Nadira.

" Nih Nad gue udah selesai ngerjain tugas, nggak semua juga tugas gue nggak ngerjain kali?" Azkia yang belagu memangku dagu dan kakinya sedikit naik kursi seperti sudah superior.

" tumben lo Kia ngerjain, biasanya enggak. gue sama lo kan biasanya sebelas duabelas" Nadira yang senang sekali meledek semua teman-temannya.

"Iyalah, gue kan kadang rajin kalau lagi mood belajar " .

Nadira segera menyelesaikan PR- nya meskipun jadi PS (Pekerjaan Sekolah) menyalin semuanya meskipun dia belum paham dengan pelajarannya.

" udah selesai belum nyalinnya Nad, keburu bu Gita masuk kelas nih" Laasya yang mulai khawatir karena waktu sudah mepet.

Tok..tok..tok ( suara ketukan pintu) itu membuat jantung Laasya berdebar-debar. Secara Laasya merupakan wakil ketua kelas yang sangat dipercaya oleh semua guru dan teman- temannya.

" bu Gita datang, astofir gue belum selesai lagi nyalinnya" gumam Nadira.

~ Bu Gita kali ini datang bukan untuk menyampaikan materi atau pembelajaran melainkan ada pengumuman penting bagi seluruh murid. Nadira yang mendengarnya kegirangan dan senyum-senyum tidak jelas.~

" Semuanya harap tenang dan dengarkan baik baik ya.sebentar lagi akan ada olimpiade sains antar sekolah dan ibu harap dari setiap kelas mengirimkan satu orang saja untuk mewakilinya" tanpa basa basi seluruh kelas menunjuk ke arah Laasya yang sudah jadi andalan kelasnya.

" Bu pilih saja Laasya dia pinter pasti sekolah kita bakal menang" ucap Nadira dan semua siswa nampaknya juga setuju dengan usulan Nadira.

"Laasya kalau begitu kamu mau ya mewakili kelas kita, ibu juga yakin kamu bakal terpilih juga mewakili sekolah kita, karena nanti masih ada tahap seleksi" ucap Bu Gita yang nampaknya juga menaruh harapan pada Laasya untuk mewakili kelas.

Laasya yang tak bisa berbuat apa- apa dan ibu Gita yang memintanya tidak mungkin bisa menolak.

" Baik bu,saya akan berusaha" Laasya dengan wajah kalemnya.

Sejuta Luka LaasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang