Laasya gadis aneh

6 4 0
                                    

Imagination girl  merupakan julukan Laasya yang disematkan untuknya dari sahabat dekatnya hingga satu sekolahan, karena kegemarannya yang suka membuat cerita atau imajinasi.
Ia mempunyai banyak mimpi yang besar namun impian terbesarnya adalah menjadi seorang penulis profesional atau bahkan menjadi penulis novel dan kelak bisa menerbitkan buku.

Gadis yang cuek, jutek dan tidak peduli namun baik hati. Dia tidak setegar cewek yang lain yang tahan banting atau suasana. terkena air hujan dan teriknya panas matahari sedikit pun sudah tumbang. Ia seperti Vampir yang tidak bisa tahan dengan panasnya matahari.kulitnya yang masih sensitif seperti kulit bayi membuatnya kesulitan untuk melakukan segala hal seperti orang lain bahkan pada usianya yang sudah beranjak dewasa yang seharusnya senang berdandan merias diri agar terlihat cantik dipandang orang tidak ia lakukan. Terkena produk kecantikan entah alami atau tidak ia tetap tidak cocok kulitnya sensitif akan bruntusan, tapi ia tidak berkecil hati dan membuatnya minder.

Hari berikutnya

Aileen yang sedang mencari Laasya nampak khawatir dan mencoba bertanya kepada sahabatnya yang ia temui di kantin sekolahnya.

"Eh tunggu Nad, kok kalian nggak sama Laasya sih? "

" Ohh Laasya, iya dia lagi di perpus biasa udah jadi kebiasaannya tuh disana rumahnya" ucap Nadira

" kalau lo mau ketemu Laasya samperin aja ke perpus" ucap Azkia

" Sebenernya mau ketemu sih, tapi mending gue disini aja deh" Aileen duduk di samping Azkia dan berbincang -bincang.

"Loh kok malah mau di sini, bukannya mau ketemu Laasya?

" Gue mau tanya tapi lo jangan bilang ke Laasya ya" ucap Aileen.

Nadira dan Azkia yang penasaran apa maksud Aileen duduk melingkar mendekat dengan suara lirih.

" Apaan sih, kok bikin penasaran .mau tanya apa emangnya?"

" Laasya gimana sih orangnya, dia jutek ya? "

"  ya ampun gue kira apaan, sampe bisik-bisik kayak gini?"

" Emangnya kenapa, Laasya aneh ya orangnya" Aileen yang masih penasaran.

" gimana ya jelasinnya. Gini Laasya itu orangnya agak pendiam susah diajak ngobrol bercanda serius banget orangnya dan satu lagi dia suka banget baca buku apalagi buat cerita " Nadira yang mendeskripsikan sahabatnya.

" Ohh gitu, terus apa lagi ?"

" Satu lagi ada kelemahan Laasya dia nggak bisa terlalu lama di bawah terik matahari, apalagi kena air hujan sedikit pasti langsung tumbang" giliran Azkia yang mendeskripsikan Laasya.

" Ohh gitu, okelah makasih ya info ny " Aileen langsung pergi meninggalkan mereka membuat kesal Nadira dan Azkia.

" ihh si Alien bukannya nraktir kita, kan kita udah kasih info tentang Laasya malah langsung kabur, semua di dunia ini nggak ada yang gratis kali" ucap Nadira.

" iya tuh si Alien main pergi aja, mending kita ke kelas yuk " ajak Azkia
Berjalan menuju ke kelas.

Belum sampai dikelas Azkia dan Nadira di cegat oleh Davin dan Veno menghadang jalan mereka.

" Ehh tunggu dulu, gue mau ngomong sesuatu sama salah satu dari kalian "ucap Veno.

" siapa yang lo maksud, yang jelas kalau ngomong" ucap Nadira

Veno menarik tangan Nadira dan mengajaknya pergi jauh dari teman- temannya.

" Nad, ayo ikut gue bentar aja .pliss" ucap Veno sambil memohon mohon
"Ehh lo mau bawa temen gue kemana Ven" ucap Azkia.

Beberapa saat setelah Veno dan Nadira ngobrol berdua ,mereka segera masuk ke dalam kelas dan Laasya ternyata sudah ada di kelas.

" lo abis dari mana aja kok lama banget"tanya Laasya

" Ohh itu, emm.. si A..( Nadira memotong pembicaraan Azkia). Karena hampir membocorkan rahasia yang Aileen tanyakan

" apaan sih ,si A siapa?" Yang jelas kalau ngomong" desak Laasya.

" maksudnya Aku tadi ke kan..tin  terus kebelet jadi ke toilet dulu"jawab Azkia dengan gugup

" Oh gitu, ku kira kenapa? Btw nanti kalau pulang kalian duluan aja ya, gue ada urusan di ruang OSIS" ucap Laasya.

" okedeh Sya, semangat terus ya. Ganbatee "( Nadira dan Azkia mencubit pipi Laasya )

Setelah pulang sekolah

Laasya bergegas membereskan bukunya dan segera mengambil tasnya, berjalan  ke arah tempat penyimpanan barang mengambil jaketnya. Saat sudah sampai di tempat penyimpanan barang Laasya yang sepertinya sudah pikun lupa meletakkan kunci lemarinya dimana dan nampak kebingungan.

"Waduh, kunci loker gue mana .lupa naruh lagi" Laasya menggigit jarinya sangat cemas.

" ya ampun, keburu mau ke ruang OSIS lagi.astagaa Laasya kok lo teledor banget sih" ucap Laasya yang menggerutu sendiri.

Tiba-tiba datang orang disebelahnya ternyata Aileen, dia mencoba membantu.

" Sya lo cari apa kok bingung gitu, bisa gue bantu? tanya Aileen.

" Iya nih gue lupa naruh kunci loker gue dimana ya? Bentar deh gue mikir dulu(menyentuh jidat gaya berpikir).

" mungkin ketinggalan di kelas, di loker mungkin?" terka Aileen

" pinter lo, loker kelas. tapi kayaknya udah di kunci deh kelasnya kan udah jam pulang sekolah" Aileen yang awalnya muka sumringah jadi gundah.

" ya udah deh, besok aja gue ambil jaket gue.lagi pula keburu telat di ruang OSIS ini" ucap Laasya.

" Ruang OSIS. gue juga mau kesana, kalau gitu bareng aja Sya" ajak Aileen.

Mereka segera menuju ke ruang OSIS dan rapat segera dimulai mereka dengan seksama membahas dan menyusun kepanitian OSIS baru. Aileen dan Laasya yang senior ditunjuk sebagai pembimbing OSIS berikutnya.

Setelah selesai Rapat OSIS

Hujan mulai turun cukup deras ,suasana nampak begitu dingin dan angin yang sepoi - sepoi meliukkan daun palem di sekitar sekolah.

" ya ampun hujan lagi, gimana gue mau pulang kalau kaya gini " Laasya panik.

" Sya lo kedinginan ya?, pake jaket gue aja nanti lo bisa balikin kapanpun lo inget." ucap Aileen dengan
melingkarkan jaket di tubuh Laasya.

" makasih, tapi kalau hujan nggak reda apa kita harus nginep disini" ucap Laasya.

" ya ampun Sya bakal reda kok, tunggu aja" Aileen dengan optimis seperti peramal hujan.

" emang lo bisa tau kapan hujan ini reda, kayak peramal aja" Laasya dengan judesnya.

" lo tuh ya, selalu nggak percaya sama apa yang gue bilang" ucap Aileen mencubit pipi Laasya yang tembem saking gemesnya.

" ya ampun kok gue deg-degan gini ya( dalam hati Laasya), eh lo ngapain pegang- pegang gue jangan harap lo bisa pegang gue" .ucap Laasya dengan sadis dan menoyor jidat Aileen.

" lo katanya pendiem kok sama gue galak banget sih" ucap Aileen.

" gue nggak galak cuma kesel aja kalau harus ngadepin cowok kaya elu" Laasya langsung terdiam.

Mereka yang selalu ribut dan berdebat  semakin akrab bahkan sampai lupa jika hujan sudah reda, mereka segera bergegas pulang

Bersambung...

Jangan lupa vote. Makasih
maaf kalo masih ada yang tipo guys.

Sejuta Luka LaasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang