20. Pelaku

683 28 0
                                    

Pagi ini, Arsen sudah tiba di mansion keluarga Jason untuk menjemput Xiella. Sesuai dugaan Arsen, Xiella masih terlelap.

Arsen menghampiri Xiella yang masih terlelap di ranjangnya. Cowok itu mengecupi wajah Xiella untuk membangunkan gadis itu.

Bukannya terbangun, Xiella malah menarik tangan Arsen agar berbaring di sebelahnya. Setelahnya gadis itu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Arsen. Mencari kenyamanan.

Arsen benar benar gemas pada Xiella. Dicubitnya pipi gadis itu. "Hei, bangun," ucapnya.

Xiella menggeliat tak nyaman. Setelahnya gadis itu dengan perlahan membuka mata. "Eungh, jam berapa?"

"Setengah tujuh. Ayo bangun, sekolah."

"Masih ngantuk," rengek Xiella.

Arsen mendudukkan Xiella. "Buruan mandi!"

Xiella mencebikkan bibirnya. "Gendong," ucapnya manja.

Arsen menghela nafas. Diangkatnya tubuh Xiella seperti koala lalu dibawanya gadis itu ke kamar mandi.

Setelahnya Arsen keluar dan menunggu Xiella di sofa sembari bermain game.

Lima belas menit kemudian, Xiella keluar lengkap dengan seragam ala gadis itu. Baju di keluarkan dan rok pendek.

"Acen," panggil Xiella.

Arsen menatap Xiella yang telah selesai bersiap. Cowok itu berdiri. "Ayo."

"Gendong," rengek Xiella.

Arsen hanya mengangguk tanpa berniat membantah. Langsung saja cowok itu mengangkat Xiella seperti koala.

"Lala kenapa?" tanya Samudera ketika berpapasan dengan mereka.

"Mode manja," jawab Arsen dengan senyuman tipis.

Samudera terkekeh. Adiknya itu masih manja pada Arsen. "Dasar," cibirnya.

"Ih Abang apaan sih!" kesal Xiella. Namun begitu wajahnya memerah malu.

Samudera mengacak rambut adiknya gemas. "Berangkat sana."

"Ini juga mau berangkat. Abang yang nahan!" ketus Xiella.

"Iya iya."

"Yaudah gue cabut. Duluan," pamit Arsen seraya melangkah keluar.

"Iya hati hati."

***

Leandra menatap Papanya dengan senyuman lebar.

"Lea gak sabar, Pa," ucapnya.

Aro, Papanya ikut tersenyum melihat kebahagiaan putrinya. "Papa juga."

"Apa gak bisa dipercepat, Pa?" tanya Leandra.

Aro menghela nafas. Pria paruh baya itu mengambil sebuah map lalu diserahkan pada putrinya.

"Apa ini?" tanya Leandra.

"Baca," titah Aro.

Leandra membaca map yang diberikan Aro. Gadis itu mendengus kesal. "Paa," rengeknya.

"Maafkan Papa. Semua sudah di atur," sesal Aro.

"Nggak bisa diubah?"

"Nggak bisa. Kamu tahu sendiri, nak."

Leandra menghela nafas pasrah. Kali ini ia harus lebih bersabar.

"Sabarlah."

***

Anggota Caveron kini berkumpul di markas guna persiapan untuk menyerang Clevozt.

Arsen menatap satu persatu anggotanya. "Lengkap?" tanya cowok itu.

My Naughty ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang