Jaemin membuka matanya perlahan, matanya berat namun perutnya sakit karena lapar, belum lagi tubuhnya yang pegal karena bertengkar dengan Jeno, dan juga pergumulan mereka. Ah, jangan lupakan bagian bawahnya. Jaemin melihat tangan melingkar di perutnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah jam.
Pukul tiga pagi Jaemin terbangun, dia benar benar lapar, tapi tak bisa bergerak. Haruskah Jaemin membangunkan Jeno saja? Ah masa bodoh, Jeno harus bertanggung jawab karena membuatnya kelaparan.
Jaemin menggerakan tangan Jeno yang melingkar di perutnya. “Jenoo..” panggil Jaemin dengan serak, uh bahkan suaranya serak.
“Jenoo..”
Jaemin memanggil Jeno sekali lagi, dia berharap Jeno terbangun. Tak lama kemudian Jaemin merasakan pergerakan di belakangnya, lalu Jeno menarik tangannya dan menyalakan lampu.
Jaemin membalikan tubuhnya dengan hati hati, Jeno sudah terduduk dan sedang mengusap matanya. “Ugh, ada apa Jaemin?”
“A-aku lapar.” kata Jaemin, dia mengeratkan selimutnya, karena dia tahu dia sedang bertelanjang sekadang.
Jeno tersenyum melihatnya, “Kau tunggu disini, akan ku pesankan makanan.” Jeno beranjak dari tempat tidur, lalu menuju ke lemari pakaiannya, dia meraih salah satu atasan piyamanya yang cukup longgar.
“Pakailah ini dulu, jangan mandi, ini masih malam, aku tak mau kau sakit.” lalu Jeno keluar dari kamarnya setelah memberikan Jaemin pakaiannya.
Jaemin menatap pintu kamar Jeno, kenapa Jeno jadi sangat manis seperti itu. “Dia tahu cara memperlakukan seseorang dengan benar.”
Jaemin mengulum senyumnya, lalu dia berusaha memakai piyama Jeno dengan hati hati. Sepertinya Jeno sudah mengoleskan salep dan membersihkan tubuh Jaemin, terbukti lubangnya tidak begitu sakit dan tubuhnya tidak bau keringat.
Beberapa saat kemudian Jeno datang membawa makanan untuk Jaemin, dia menarik kursi belajarnya dan meletakkan makanan yang di nakas. Jaemin hanya memperhatikan saja, dia tersipu karena Jeno benar benar memperlakukannya dengan baik.
“Mau ku suapi?” tanya Jeno.
Jaemin cepat cepat menggeleng, dah makan sendiri, dia bukan anak yang manja. Jeno hanya memperhatikan Jaemin yang mulai memasukan makanannya ke dalam mulutnya, Jaemin sedikit meringis karena bibirnya perih saat menyentuh makanan.
Jeno diam diam terkekeh, lucu sekali Jaemin ini.
“Kau sudah makan?” tanya Jaemin pada Jeno, sedangkan yang ditanya hanya menggeleng.
“Yak! Kau juga harus makan!” seru Jaemin, dia menyendokkan makanan yang ada di pangkuannya dan menyodorkannya ke Jeno.
“Buka mulutmu, aaaa..” Jaemin hendak menyuapi Jeno.
“Tidak, kau habiskan saja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
fake nerd [nomin] ✅
FanfictionSUDAH DITERBITKAN ⚠️TW GAY / BXB / HOMO⚠️ [END] siapa sangka Jeno akan menabrak si manis Jaemin yang setengah mabuk di sebuah klub malam. si cerdas Jaemin yang terkenal manis dan polos itu ternyata tidak berbeda dengan yang lain, nakal dan penuh gai...