30

8.8K 193 13
                                    

::

Pagi hari ini hanya pengalaman biasa yang seperti sehari-hari kami lakukan, aku dan james sudah sampai di kantor pukul 6.15 pagi.

Kami bekerja masing-masing sampai setelah waktu makan siang, sampai aku sudah menyelesaikan tugasku, aku pun menuju ruangan james untuk mengumpulkan tugas-tugasku.

Tok..tok..
Tidak ada jawaban
Tok..tok..
Masih tidak ada jawaban

Aku terus mengetuk dan menunggu didepan pintu tetapi tetap tidak ada jawaban, sehingga aku masuk saja sendiri.

Saat aku sedang menutup pintu dari dalam dan sedang berjalan menuju meja kerja james yang tampak kosong tiba-tiba aku mendengar suara pintu terbuka.

'Eh siapa tuh'

Aku menengok ke arah pintu masuk namun tidak ada siapa-siapa, dan tidak sengaja aku melihat James dan Laura baru keluar dari pintu yang waktu itu hampir aku masuki.

"Eh.. Alisa ya?"
Ucap Laura dengan sangat tenang.

Aku hanya diam. memaku. aku merasa tidak percaya akan apa yang kulihat.

James? Dia hanya menatapku. Aku tidak dapat mengartikan tatapannya, namun yang pasti dia tidak menatapku karena marah padaku yang langsung masuk.

Laura yang merasa canggung akan keadaan berusaha memecah suasana.

"Alisa? Aku tadi sama james habis dari ruangan sebelah, kamu ngapain disini?"

Aku berusaha profesional membalas pertanyaan Laura secukupnya, dan berusaha untuk tetap sopan.

"Aku- Saya ingin mengumpulkan tugas yang diberikan Mr.Warding. Saya sudah mengetuk namun tidak ada jawaban jadi saya masuk saja untuk merapikan tugasnya."

James masih diam.

"Oh seperti itu.."
ucap laura paham.

"Mr. Warding, tugas saya sudah selesai untuk hari ini."

James merubah tatapannya, kembali menjadi Mr. Warding yang dingin dan gila hormat.

"Baik, kau boleh pulang sekarang."

"Terima kasih pak. Laura, saya permisi dulu"

Tidak menunggu jawaban dari keduanya aku langsung keluar dan merapikan barang-barangku. Kebetulan hari ini adalah hari terakhir aku menginap di tempat James, jadi memang sudah seharusnya aku boleh pulang.

::

Tidak sadar sudah berapa banyak air mata aku keluarkan. Aku ini cengeng sekali. Melihat james keluar dari suatu ruangan bersama mantan tersayangnya saja aku menangis.

James terus menelfonku berkali-kali. Dia tidak mengirim pesan, tidak mendatangi apartemenku, hanya menelfon.

Aku merasa kesal dengan james, aku belum cukup dewasa menghadapi hal-hal seperti ini, aku hanya ingin beristirahat hari ini.

Berjam jam aku mencoba tidur tetap tidak berhasil, hingga akhirnya aku putuskan untuk mengangkat telfon james apabila dia menelfon kembali.

Ternyata benar saja, pukul 10 malam hari itu james kembali menelfonku.

"Halo al?"

"Ada apa?"
Aku berusaha setenang mungkin menghadapinya.

"Apa yang kau fikirkan al?"

Sekretaris? ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang