Pulang bareng

83 20 26
                                    

Vote gratis.
-
-
-
-
-
-
-
-




Bel pulang berbunyi nyaring terdengar sangat merdu di telinga para murid. Siswa-siswi SMA Barata mulai berhamburan keluar.

Seorang gadis berambut hitam pekat yang tergerai indah terlihat sedang misuh-misuh di tempatnya. Hari ini adalah hari tersial yang ia alami.

Karena terlalu asik bercanda dengan teman-teman barunya di kantin tadi,Irene sampai lupa mengambil uangnya yang ia titipkan di tas Al. Seharusnya Irene sudah pulang dari tadi. Tapi,berhubung ia lupa mengambil uangnya di tas Al,terpaksa Irene harus menunggu Altar hingga bel pulang sekolah.

Padahal Irene bisa saja menyusul Al ke kelasnya,tapi Irene tidak berani. Ia malu. Makanya dia mending milih nunggu sampai bubar sekolah. Bosen?sudah pasti.

"Woi kak! Kok belum pulang?" Irene menoleh ke arah suara. Terlihat Al bersama ke-empat temannya baru saja muncul dari koridor utama.

"Mau pulang pake apa? Gue lupa ngambil uang di tas lo tahu!"dengus Irene.

Al dengan jailnya menyentil kening Irene membuat sang empu mengaduh."Al sakit bego!"omelnya.

"Ya abisan gue gemes sama lo,kenapa gak nyusul ke kelas gue aja sih? Kenapa harus nunggu bubar dulu? Niat banget."cerocos Al.

"Gue malu Al. Mau nelpon mama minta jemput,gak enak gue. Pasti mama lagi sibuk di butiknya."

"Gemes banget sih,boleh cubit gak?"kata Javas yang merasa gemas melihat Irene yang sedang memelas.

Arvin langsung menoyor kepala Javas. "Cubit pipi gue aja lebih gemesin."ucap Arvin.

"Dih najis,muka lo licin banyak minyaknya!"cerca Javas.

"Heh sembarangan lo! Muka gue itu glowing bukan berminyak!"sergah Arvin.

Irene tertawa ringan melihat perdebatan teman adiknya itu. "Malah ribut, mending kalian ke parkiran,ambil motor."lerai Al.

"Kak gue gak bisa anterin lo pulang,gue ada urusan."ucap Al.

"Yaudah sih gue kan bisa pulang naik angkot kalau gak naik ojol."kata Irene enteng.

"Dih nggak! Nanti lo nyasar lagi,"

"Gue udah gede ya! Dan gue juga masih hapal sama jalanan Bandung!"tegas Irene.

Al memutar bola matanya jengah. "Gue tetep gak setuju! Ini udah mau sore kak,gue takut di marahin omah nanti kalau lo kenapa-kenapa."kekeuh Al.

"Ya terus gue mau pulang pake apa?! Terbang?gila lo!"kesal Irene.

"Lo pulang sama emm—"Al bepikir sejenak untuk memilih salah satu temannya yang dapat dipercaya untuk mengantar Irene pulang dengan selamat.

"Sama Aksa aja."usul Banu.

Aksa yang sibuk memainkan benda tipis nan mahal di tangannya itu langsung mendongak.

"Ah iya bener,sama Aksa aja udah pasti aman."timpal Arvin.

Al mengangguk setuju dengan usul Banu. Bahkan sebelum Banu mengusulkan juga Al emang udah ada niatan buat milih Aksa.

"Sa,bisa gak lo anterin kakak gue pulang?"tanya Al pada cowok dingin itu.

Aksa diam sebentar lalu mengangguk."Bisa."

"Tuh kak,lo pulang di anter Aksa ya? Aman kok."ucap Al.

Irene mengangguk pasrah. "Terserah deh,yang penting gue bisa pulang,gue udah laper mau makan."dumel Irene.

"Gue ambil motor dulu,"ucap Aksa lalu berjalan ke arah parkiran untuk mengambil motornya.

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang