Perpustakaan

73 20 18
                                    

Voteegratisss













"Anjir badan gue pegel semua,"ringis laki-laki yang menyandarkan punggungnya di sofa.

"Lo pikir lo doang Vas?kita juga pegel kali! Geser gue juga mau duduk."cibir Arvin.

"Apa maumu?jangan lagi."balas Javas dramatis.

"Banu juga pengen duduk ih awas!"usir Banu alay membuat mereka yang ada di ruang tengah bergidik ngeri melihatnya.

Javas berdecak lalu menggeser badannya sampai mentok di ujung sofa. "Meresahkan."gumamnya.

Kini jam telah menunjukkan pukul 02:30 dini hari. Dan kelima sekawan itu tidak pulang ke rumah, melainkan ke markas. Itu pun dengan keadaan muka mereka yang sudah bonyok. Terutama Aksa. Sudut bibir cowok itu sobek dan terdapat darah yang sudah mengering.

Aksa beserta geng motornya baru selesai tawuran dengan geng motor liar. Karena itu juga kelimanya memilih pulang ke markas daripada ke rumah masing-masing. Ketua mereka,Altar. Cowok sudah tepar di atas sofa panjang,luka laki-laki itu lebih banyak dari yang lain.

"Sa,lo gak mau kompres dulu luka lo?"Javas menyodorkan kain yang sudah diisi es batu di dalamnya. Namun Aksa langsung menolaknya.

"Gue gak papa."

"Kata Al,nanti kalau kak Irene nelpon angkat aja."ucap Arvin pada Aksa.

Aksa menaikkan satu alisnya."Gue?"tanyanya yang diangguki mantap oleh Arvin.

"Iya lo,masa Javas. Mulut dia ember,"cerca Arvin.

"Gak ngaca lo?"sahut Javas tidak terima.

"Bosen gue ngaca mulu,makin hari muka gue makin cakep. Gue takut lo ngerasa insekyur sama gue Vas."balas Arvin penuh percaya diri.

"Eh maap-maap aja nih,gue mah love yourself bro!"tegas Javas.

"Berisik cyin.. akika mau tidur nih."sahut Banu.

"Javas kipasin eike dong gerhana surya nih,"ucap Banu lagi pada Javas.

Javas memandang geli ke arah Banu. "Gerhana surya apose?"tanya Javas.

"Gerah."sahut Aksa enteng.

Javas dan Arvin manggut-manggut.

"Apin,jaket iyey bagaskara cakrabirawa. Pasti mehong,belalang di mandose?"tanya Banu pada Arvin. Javas menoleh ke sampingnya,dan baru menyadari kalau Arvin memakai jaket baru.

"Artinya apa?"tanya Arvin tidak paham.

"Jaket lo bagus,cakep. Pasti mahal,beli dimana?"sahut Aksa.

Lagi-lagi Javas dan Arvin menganggukkan kepalanya. Javas meletakkan punggung tangannya di kening Banu.

"Nu,pala lo kena pukul juga?bahasa lo kok jadi aneh gini."kata Javas

"Aww akika jadi jimayu."ucap Banu sambil cekikikan.

"Menggelikan."desis Javas.

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang