Aksa mengantar Irene sampai ke rumahnya dengan selamat dan aman sentosa. Irene turun dari motor sport milik Aksa yang tinggi itu membuat Irene yang badannya unyil melompat.
"Makasih ya,"Irene memberikan jaket kulit yang tadi ia pakai kepada pemiliknya. Namun Aksa tidak menerimanya.
"Simpen aja dulu."kata Aksa.
Satu alis Irene terangkat heran. "Gue harum gak keringetan kok Sa."ujar Irene. "Bukan karena itu."sahut Aksa cepat.
"Terus?"
"Jaketnya basah."
Irene melirik ke arah jaket yang ia pegang saat ini.
Ini kan bahannya kulit? Anti air lah!
"Oh oke. Nanti gue balikinnya besok- besok aja."ucap Irene.
"Tapi nanti lo masuk angin gimana? Ah—gue punya hoodie di rumah. Lo tunggu disini ya,jangan dulu pulang!"titah Irene. Tak perlu lama-lama gadis itu langsung berlari kecil masuk ke dalam rumahnya.
Aksa yang melihat Irene berlari ke dalam rumah, tersenyum penuh arti. "This is what i mean."gumamnya.
Berselang beberapa menit kemudian, seorang gadis berparas cantik bak dewi Yunani keluar dari gerbang rumahnya sambil menenteng hoodie berwarna hitam di tangannya.
"Nih pake,kayaknya cukup deh soalnya di gue kebesaran."ucapnya sambil memberikan hoodie berwarna hitam yang ada logo NASA di sebelah dada kiri.
Aksa mengangguk patuh lalu memakai hoodie nya. Dan benar saja hoodie itu sangat pas di tubuh Aksa yang atletis.
"Tuh kan pas!"seru Irene girang sambil tersenyum sumringah.
Melihat rambut Aksa yang sedikit acak-acakan membuat tangan Irene gemas sendiri. Karena kepalang gemas,tangan kanan Irene bergerak merapihkan rambut Aksa.
"Sorry gue gemes liat rambut lo yang sedikit berantakan."ungkap Irene.
Aksa mengangguk. Ia merasa tidak keberatan dengan apa yang Irene lakukan.
"Saya pulang dulu."pamit Aksa yang langsung diangguki oleh Irene.
Irene menunggu sampai motor Aksa melaju jauh dari rumahnya. Tiba-tiba saja terlintas di pikirannya tentang kejadian saat di halte beberapa jam yang lalu membuat Irene senyum-senyum sendiri.
Setelah motor Aksa menghilang dari pandangan Irene,ia melangkah masuk ke dalam rumah dengan senyum yang tak luntur dari bibir mungilnya.
"Dianter siapa Rin? Pacar?"tanya seorang wanita paruh baya yang sedang duduk di ruang tamu.
"Apa sih Ma. Dia itu Aksa temennya Al."sahut Irene.
"Oh Aksa si cowok dingin itu ya?"
"Mama tahu?"
Sarah mengangguk. "Tahu,pernah ketemu waktu temen-temen Al main ke rumah."ucap Sarah. Irene membulatkan bibirnya sambil ngangguk-ngangguk.
"Kamu tahu gak? Aksa itu berasal dari keluarga yang sangat berada. Dia itu calon CEO."kata Sarah mulai memancing per ghibahan.
Irene tidak terlalu excited dengan per gosipan. Tapi karena ini menyangkut masa depannya ya gas aja lah! Cewek itu langsung duduk di samping mama nya.
"Kamu tahu perusahaan Gracio company?"tanya Sarah.
"Iya, yang perusahaan besar itu kan? Yang produksi barangnya berhasil nembus pasar Jepang?" Sarah mengangguk membenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA
Teen Fiction(On going) Aksa Gracio. Laki-laki yang dijuluki sebagai 'kulkas berjalan' karena sifatnya yang terkesan sangat dingin dan misterius. Selain itu,ia juga irit bicara. Tapi jangan salah,sekalinya bicara,damage nya bukan main. Bahkan sampai teman-tema...