Awal

3.2K 213 32
                                    

Pertama publish, 14 Oktober 2020.
Revisi, 1 Agustus 2021.

                  Happy reading ❤️

Levin Pamungkas. Mahasiswa tingkat akhir, yang terkenal dengan berbagai prestasi. Bukan hanya terkenal karena cerdas, tapi karena terkenal dengan sikap dinginnya. Banyak mahasiswi yang ingin dekat dengan levin, tapi cowok 21 tahun itu tetap teguh dengan prinsipnya. Pernah suatu waktu, Levin di tembak oleh adik tingkatnya. Tapi Levin tidak peduli sama sekali, karena Levin tidak suka perempuan yang terlalu agresif.

"Vin, Lo ikutan demo kan?" tanya Bagas, satu satunya sahabat Levin. Sifat Levin dan Bagas sangat berbeda, tapi mereka tetap berteman baik.

Levin mendongak keatas, lalu mengangguk mantap. Menandakan cowok itu akan ikut demo.

"Wihh, asik nih seorang Levin Pamungkas ikutan demo." Bagas terlalu bersemangat saat tahu sahabatnya juga ikut demo. Karena jika Levin ikut demo, berati dirinya akan mendapatkan Tebengan gratis.

"Tapi..." Levin mengantungkan ucapannya.

"Tapi apa?" Bagas mempunyai firasat tidak enak.

Levin berdehem pelan.

"Tapi, gue nebeng loo boleh kan?" tanya Levin sambil menaikkan sebelah alisnya.

Bagas menahan nafasnya, apa apaan ini maksudnya.

"Kok lo mendadak mau nebeng gue sih?" tanya Bagas sewot, gagal sudah rencana yang di atur sejak pagi. Harapan akan mendapatkan tebengan gratis dari Levin gagal total.

Levin mengangkat bahunya acuh.
"Pengen aja." Ucap Levin.

Bagas mendengus kesal.
"Lo, enggak ada niatan buat suka sama gue kan?" tanya bagas was was.

Levin hanya melirik bagas sekilas.
"Sekarang sih belum, enggak tahu kalau nanti."

Bagas melotot mendengar ucapan Levin. Terdengar menyeramkan, mengingat reputasi Levin di kampus sebagai most wanted. Tapi masih setia dengan status kejombloannya.

"Lo gay!" ucapan bagas, membuat Levin berdecak sebal.

"Gue normal, lebih normal dari lo." Jawab Levin Santai.

Bagas mengusap dadanya lalu menjawab.

"Berdosa sekali kamu mas." Ucap bagas dengan nada perempuan.

"Eh, Vin." Panggil bagas.

"Hm." Levin hanya membalas dengan bergumam pelan.

"Rasanya punya pacar, gimana ya?" tanya bagas dengan nada memelas.
Levin dan Bagas memang sudah lama menjadi jomblo yang budiman.

"Emang, lo laku?" tanya Levin sambil merapikan rambutnya.

Bagas menghela nafas pelan.
"Laku lah, gini gini gue yang ngejar banyak." Ucap bagas terlalu percaya diri.

Levin mengangkat sebelah alisnya.
"Mereka ngejar lo?"

Refleks bagas menggeleng.
"Gue belum bayar utang." awab bagas dengan cengiran khasnya, hingga menampakkan gigi gingsulnya.

"Ikan hiu, makan tomat." Ucap Levin, lalu memakai tasnya di punggung.

"Bodo amat!" Levin melenggang pergi keluar dari kelas ingin segera pulang.
Bagas memantung, mencerna pantun dari levin.

"Ikan hiu makan tomat," ulang bagas.

"Sejak kapan, si hiu jadi vegetarian? Temen gue emang beda. Makin hari makin halu, yakali hiu makan tomat." Bagas menggeleng, lalu mengeluarkan ponselnya dan bermain game di ponselnya.

Levin berhenti menatap nanar perempuan yang baru saja menabraknya, sialnya kemeja putih Levin terkena tumpahan jus dari perempuan itu.

"Duh mampus gue."Gumam perempuan itu, tapi masih bisa di dengar Levin.

"Sorry." Ucapnya dengan nada gemetar.

Levin hanya mengangguk lalu melenggang pergi dari hadapan perempuan itu. Membuat perempuan itu melongo tidak percaya, padahal ia sudah siap di semprot oleh kata kata pedas Levin.
Dengan cepat, perempuan itu mengejar levin.

"Tunggu!"

Teriakan itu membuat Levin menghentikan langkahnya. Ya hanya berhenti, levin tidak mau repot repot menoleh.

"Lo, beneran maafin gue?"

Levin hanya mengangguk, sebagai jawaban.

"Secepat itu?"Levin memutar bola matanya jengah, kenapa perempuan ini sangat cerewet.

"Lo bisu dari tadi diem terus, jawab ngapa kalau di ajak ngomong. Dingin banget kayak kulkas." Sontak Levin menoleh dan menatap tajam perempuan di sampingnya.

"Gue enggak bisu."Akhirnya Levin mau bersuara.

"Terus kenapa tadi lo diem aja? Gue enggak sengaja sumpah."

"Gue Enggak biasa, ngomong sama orang asing." Levin memilih pergi, meninggalkan perempuan cerewet yang kini sedang mengumpati Levin dibelakang sana.

"Ya di biasain dong, HEH GUE BENERAN MINTA MAAF YA!"


                                                 Lampung ✍️

Bang Jago Si Almet Merah ❤️ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang