"Ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan kalian."
Xie Lian merasa agak aneh dengan perubahan suasana dari Yin Yu, bertanya dengan penasaran, "Ada apa? Kenapa terdengar seperti itu adalah sesuatu yang sangat mendesak?"
Yin Yu masih terlihat murung, menundukkan kepalanya, ia bergumam, "Sebelumnya aku ingin meminta maaf karena membuat Yang Mulia dan Tuan terlibat dalam masalah ini. Aku sama sekali tidak berpikir, bahwa semuanya masih belum berakhir untukku. Jadi, aku hampir tidak tahu bagaimana harus bersikap."
Hua Cheng tetap di sana, menemani tanpa minat yang terlihat. Xie Lian di sisi lain, mulai merasakan rasa bersalah yang dipancarkan oleh mantan pejabat surgawi itu. Ia sangat memahami dari mana sifat rendah diri Yin Yu berasal, maka dari itu ia tidak mendesaknya.
Xie Lian, "Aku pikir, semuanya ada di sini karena kesempatan. Kesempatan untuk memulai yang baru. Jadi kurasa, keberadaan Yang Mulia Yin Yu di sini juga bukan hanyalah keegoisan Qi Ying semata, tapi itu karena dia benar-benar ingin kamu tetap hidup." Xie Lian tersenyum. "Begitu juga denganku."
Yin Yu terpana, betapa dewa paling bijaksana yang pernah ia temui sepanjang ratusan tahun hidupnya. Tak heran kenapa tuannya rela menunggu dan melakukan apa pun untuk menggapainya. Sebuah kesempurnaan yang langka.
Tak cukup waktu untuk terus terpesona, Yin Yu tersentak begitu mendengar Hua Cheng berdeham seolah sampai pada pemikiran sensitifnya. Yin Yu segera mengalihkan perhatiannya, "Terima kasih Yang Mulia. Aku juga, akan mencoba berpikir demikian."
Yin Yu, "Tapi tentu saja aku juga tahu. Sama sekali tidak akan terlihat baik untuk hanya menumpang hidup pada orang lain. Aku sudah tidak punya kekuatan apapun dan tidak mungkin terus berada di Ibukota Surgawi sepanjang hari untuk menganggur. Akan ada banyak pasang mata yang memperhatikan dan memancing pembicaraan yang tidak mengenakkan tersebar."
Yin Yu mengangkat wajahnya pada Hua Cheng. "Maka dari itu yang rendah ini berpikir, apakah tuanku masih membutuhkan seseorang untuk melakukan pekerjaan untuknya?"
Xie Lian akhirnya paham dan tersenyum maklum. "Ternyata wajah gugup itu adalah untuk mencari pekerjaan? Yang Mulia Yin Yu sungguh tidak pandai mengungkapkan perasaan dengan cara yang sederhana. Begitu menggemaskan."
Hua Cheng masih terlihat acuh, tapi Xie Lian tahu, meskipun Yin Yu dulunya juga adalah salah satu mantan pejabat surgawi yang sangat dibencinya, dia tidak benar-benar membenci yang satu ini. Terlihat dari bagaimana Hua Cheng memperlakukan Yin Yu dahulu ketika ia baru mendapatkan pembuangan pertamanya. Ia bahkan membantu Jian Yu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dia.
"Bukankah itu bagus? San Lang, kenapa kamu tidak menerimanya saja? Dari apa yang aku lihat selama ini, kamu begitu percaya pada Yin Yu. Bukankah dia juga selalu melakukan pekerjaannya dengan baik?"
Mendengar sang gege mendeskripsikan semuanya sedemikian rupa, Hua Cheng menunduk seperti sedang merenung. "Mengatakannya seperti itu, apakah gege sama sekali tidak merasakan cemburu?" Itulah yang direnungkannya.
"Tidak ada masalah dengan menerimanya. Hanya saja, apa yang akan dikatakan si keriting jika dia tahu shixiong tercintanya melakukan pekerjaan untuk seorang iblis?"
Mengetahui sumber masalahnya, Yin Yu segera meyakinkan, "Yi Zhen tidak akan keberatan soal ini. Bagaimanapun, dia sendiri tahu persis kebaikan tuan untuknya. Dia tidak akan berani jika itu sudah menjadi keputusan tuan."
---"Aku menolak."
Ternyata tidak seperti yang diharapkan.
Sore ini, ketika Quan Yi Zhen menjemputnya dan mendengar berita bahwa Yin Yu berniat bekerja sebagai bawahan Hua Cheng seperti dulu lagi. Selain rasa cemburu yang membakar hati, ia juga khawatir bahwa shixiong yang sejak awal enggan padanya akan menggunakan kesempatan ini untuk semakin menjauhinya. Atau bahkan yang terburuk, perlahan-lahan dengan alasan kesibukan, Yin Yu akan meninggalkannya.
Dengan alur pemikiran seperti ini, bagaimana mungkin Yang Mulia Qi Ying akan mengatakan kata setuju?
Melerai perdebatan keduanya, Xie Lian berkata, "Yah, tidak harus mengambil keputusan di saat yang tergesa-gesa seperti ini. Mari kita pikirkan lagi dan membahasnya di lain hari. Yang Mulia Yin Yu baru saja pulih, sebaiknya lebih banyak istirahat.".
.
.
"Shixiong, apa kamu serius dengan ini?"
Quan Yi Zhen berjalan dengan murung di belakang Yin Yu sementara pemuda itu tetap diam dan mengacuhkannya, berkutat dengan pikirannya sendiri.
Alis Yin Yu berkerut ketika mencoba membayangkan langkah baru yang bisa ia ambil. Lagipula sejak awal, kehidupan kembali ini sama sekali tidak pernah ia harapkan bahkan seumur hidupnya. Ia selalu percaya, bahwa semuanya akan berakhir begitu seseorang mati.
Terlahir kembali bukan sebagai pejabat surgawi, bukan juga seorang manusia biasa, bukan juga budak dari siapapun. Rasanya seperti terlahir kembali menjadi bayi yang tidak memiliki apapun.
Kecuali satu hal.
Yin Yu berbalik untuk menghadap Quan Yi Zhen yang sejak tadi tidak berhenti menggumamkan keluhan yang bahkan tidak ia dengarkan. Quan Yi Zhen tersentak terkejut saat Yin Yu menghentikan langkahnya. Ia tiba-tiba terdiam, mengantisipasi kemarahan Yin Yu karena ocehannya, mendadak merasa menyesal.
"Yi Zhen, bukankah menurutmu Hujan Darah Mencapai Bunga itu orang yang baik?" Celetukan tiba-tiba Yin Yu membuat Quan Yi Zhen membulatkan matanya dengan bingung. "Jika dia orang baik, kenapa semua orang takut padanya?" Katanya.
Yin Yu mendesah seolah menyesal akan perkataannya, berbalik dan melanjutkan langkah sambil terus berkata, "Aku sudah tidak percaya akan kata-kata 'baik' atau 'jahat'. Setelah semua, tidakkah kamu juga menyadari, bahwa tidak ada yang benar-benar baik atau jahat di dunia ini?"
Ia melanjutkan, "Lihat saja sekelilingmu. Selama berabad-abad, semua orang menganggap Dewa Tertinggi sebagai sosok yang baik. Namun, kau tahu sendiri. Kemudian para iblis yang semua orang takuti akan keganasannya, datang dan membalikkan situasi. Haha, memikirkannya kembali membuatku ingin tertawa."
Melihat shixiongnya tiba-tiba berbicara banyak, bahkan tentang hal yang sensitif seperti itu, Quan Yi Zhen merasa ada sesuatu yang salah. "Shixiong, ada apa?" Tanyanya.
Yin Yu mendengus, "Tidak ada. Aku hanya ingin mengatakan apa yang ingin aku katakan sejak lama. Dulu aku tidak pernah berani mengatakannya karena orang-orang di sekelilingku. Tapi sekarang aku orang yang bebas. Aku bebas mengatakan apa yang ingin aku katakan."
Quan Yi Zhen tersenyum, mempercepat langkahnya untuk berjalan berdampingan. "Apakah shixiong bahagia karena akhirnya bisa bebas?" Yin Yu mengangguk. Senyum di wajah Quan Yi Zhen semakin berkembang, namun hanya sebentar sebelum dia melanjutkan pertanyaannya, "Kalau begitu, apakah kamu pernah merasa menyesal telah menjadi dewa?
Pertanyaan itu cukup menyentuh titik yang dalam. Yin Yu menghentikan langkahnya lagi, berbalik, dan tersenyum pahit pada shidinya.TBC...
Rasa2nya klo dilanjut bisa panjang, tapi gk tau yg namanya niat suka ilang datang🤧
Hmm...
Ditunggu aj deh,,
HauHau Yume-chan😘
KAMU SEDANG MEMBACA
[QuanYin] Bertemu Denganmu Lagi
Teen FictionSetelah kematian Yin Yu dalam kisah Heaven Official's Blessing, Quan Yi Zhen tidak bisa meninggalkan semua ingatan tentang shixiongnya. Ia bertekad untuk menghidupkan kembali Yin Yu dengan bantuan Hujan Darah Mencapai Bunga. Summary: Hanya kisah sam...