~ 16 ~

198 44 15
                                    

"Mimpi indah di musim semi.",


Aeralena.





Cukup lama Aera menatap mata tajam Afreen, namun ia tak menemukan kebohongan apapun disana. Aera memandang gelang yang terpasang di tangan nya.

Melihat Aera yang tak bergeming, Afreen menjadi was-was, jantung nya berdetak dua kali lebih cepat. Astaga, apa ini rasanya menembak hati seorang gadis?

"Lo.. gamau ya?", tanya Afreen lirih. Ia menundukan kepala nya lesu. Aera, ingin sekali ia tertawa saat itu juga, karna tingkah Afreen ini benar-benar menggemaskan baginya.

"Gue mau.", jawab Aera yakin. Seketika Afreen mengangkat kembali kepala nya dan melihat Aera dengan berseri-seri. Hatinya merasa lega dan bahagia.

"Serius?", tanya Afreen memastikan. Belum saja Aera menjawab, Afreen telah memeluk Aera dengan begitu erat. Ia membisikan sesuatu di telinga Aera.

"Makasih my angel.", ucap Afreen yang membuat bulu kuduk Aera berdiri. Ia mendorong sedikit tubuh Afreen.

"Ihh geli tau! Dan aku bukan angel! Aku Aera.", jawab Aera ketus. Afreen tertawa mendengar Aera yang mulai berani ketus dengannya.

"Iya sayang, gemes deh.", ucap Afreen sembari mengacak-acak sedikit rambut Aera. Dengan cepat, Aera mengusir tangan usil Afreen dari kepalanya.

"Berantakan Afreenn.", gerutu Aera. Kenapa laki-laki ini menjadi jauh lebih menyebalkan sekarang. Ah tak apa lah, yang penting sekarang perasaan nya telah terbalaskan.

Afreen dan Aera mengobrol yang entah itu membahas apa saja. Mulai dari adu Aera pada Afreen jika sebelum menjadi pacarnya, ia sangat menyebalkan. Gerutu Aera saat Afreen membuatnya seperti orang gila, saat mengatakan bahwa ia tau siapa sebenarnya Aera. Membahas kucing Aera yang tengah berulang tahun hari ini.

"Kucing mu ultah hari ini?", tanya Afreen dengan mimik muka setengah terkejut. Aera menjawab dengan angukan.

Aera melihat Afreen yang menghembuskan nafasnya pelan. "Kenapa?", tanya Aera penasaran.

"Kamu tau nggak ini acara apa?", tanya Afreen yang mendapat jawaban gelengan dari Aera. Ia tertawa kecil.

"Ini acara ulang tahun aku yang ke tujuh belas.", beritau Afreen, yang seketika membuat Aera menganga karna terkejut. Gadis itu bahkan menutup mulutnya saat sadar bahwa ia mungkin bereaksi cukup aneh. Pesta ini, Afreen sengaja tidak mengundang teman-teman sekolahnya, karna ia ingin menghabiskan waktu berdua bersama Aera. Bukan menjadi bintang tamu atau tokoh utama yang harus menyambut para tamu undangan. Bahkan pesta nya, ia rancang pesta terbuka, sehingga jarang ada yang tau, apa sebenarnya yang membuat keluarga Afreen mengadakan pesta di mansion mewah nya.

"Maaf, aku gatau.", cicit Aera. Ia menjadi merasa bersalah. Jujur saja, Aera tidak terlalu mementingkan acara semacam hari ultah. Itu karena di setiap hari ultahnya, hanya ada kesepian. Dan hari ultah adalah hal bodoh baginya.

"Gapapa.", jawab Afreen sembari meneguk minuman di gelas ramping nya sampai habis, lalu menuangkan kembali cairan yang sama dan meneguknya kembali hingga habis. Lalu mengisinya kembali.

"Aku ga terlalu peduliin hari ultah soalnya, makanya aku ga berfikir kalo ini acara ulang tahun kamu.", terang Aera sembari menatap kosong meja.

Afreen menaruh kembali gelasnya. Ia menangkup wajah mungil Aera dengan kedua telapak tangan nya. "It's ok baby, don't be sorry. I don't like seeing you sad.", ucap Afreen menatap Aera sendu. Ah, kenapa laki-laki ini bisa menjadi sangat romantis.

Give Me Your ClarityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang