~ 18 ~

189 47 32
                                    

"Pilih sahabat atau pacar?",



Aera.









"Hari ku cerah ku, matahari bersinar, tidur di kelas ku, ini hari jamkos.", nyanyi Aera sembari menaruh kepalanya diatas meja, dengan memggunakan jaket berwarna biru mudanya sebagai alas.

Saat ini ia berada di kelas bersama dengan Echa. Murid-murid lain tengah berada di lapangan menyaksikan berbagai macam perlombaan dan hiburan yang ada.

"Lo gabut, Ae?", tanya Echa sembari mengetikan sesuatu di handphone nya. Aera memiringkan kepalanya melihat ke arah Echa. "Yaa.", jawab Aera panjang.

"Hemmm.", jawab Echa panjang. Ia masih fokus dengan handphone nya.

"Lo chatan sama sapa sih? Sama pangeran kodok?", tanya Aera yang sebenarnya tidak peduli, hanya saja terlalu membosankan jika tidak ada pembicaraan apapun.

"Eh? Engga, cuma scroll-scroll ig.", jawab Echa berdalih. Ia malu untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Gii scril-scril ig.", sindir Aera. "Bilang aja chat Bhista gitu napa sih.", ucap Aera sembari tertawa kecil. Echa tertawa kecil juga karnanya.

"HAH? WHAT!", teriak Echa yang langsung membuat Aera terbangun dan bersiap layaknya hendak memukul seseorang.

"APA? SIAPA? DIMANA?", teriak Aera dengan nafas tak karuan. Echa melihat ke arah Aera dengan gerakan lambat dan Aera melihat ke arah Echa.

Echa mengangkat handphone nya sembari menyengir tanpa rasa dosa. Dan, jitakan mendarat dengan mulus di kepala Echa.

"Teriakan lo itu gabisa apa di kecilin dikit? Bikin orang kaget ogeb.", keluh Aera dan Echa hanya meringis sembari mengelus kepalanya.

Saat Aera hendak lanjut tidur, sebenarnya hanya menaruh kepala, ada dering notifikasi dari handphonenya. Ia pun langsung memeriksanya. Disana ada pesan dari Afreen.

(Hp Aera)

[ Amour ]

"Ae, aku minta tolong sesuatu boleh?"

[ Aeralena Aneya ]

"Boleh, apa emang?"

[ Amour ]

"Tapi jangan salah paham, okay?"

[ Aeralena Aneya ]

"Harus banget ga boleh salah paham?"

[ Amour ]

"Harus."

[ Aeralena Aneya ]

"Hm yaudah, cepet bilang😒"

[ Amour ]

"Tolong jaga Echa."

Aera mengernyitkan dahinya, ia bingung. "Kenapa Afreen nyuruh gue buat jagain Echa? Emang Echa kenapa? Hemm. Mereka ada hubu- Nggak, nggak, nggak. Gue gaboleh salah paham. Dan Echa juga sahabat gue, ga mungkin dia ngelakuin hal kaya gitu ke gue. Gue harus jaga Echa, tapi gimanaaa.", pikir Aera dalam hati. Ia melihat ke arah Echa dengan hati-hati, gadis itu masih asik dengan dunia chatingnya.

Give Me Your ClarityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang