~ 31 ~

103 38 69
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙


‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙



1 semester telah berlalu, murid kelas 12 semua sibuk dengan berbagai lembar di meja mereka. Mulai dari form yang berisi study lanjutan setelah ini, bahan materi untuk ujian, dan lembar hasil belajar di semester 1.

Suasana kelas sibuk, semua mengisi dan merapikan lembar-lembar tersebut. Namun tetap saja, ada yang nampak begitu santai dan yang panik.

"Ralkha! Buruan lembar formulir lo siniin.", teriak Isree pada Ralkha yang sedang memainkan bolpoin di hidungnya.

"Ambil sendiri.", balasnya santai. Bukannya mengambil, Isree justru membiarkannya. Lagian ini menyangkut diri masing-masing, jadi biarkan saja.

"Ae-", belom saja selesai memanggil, Aera sudah menaruh kertas ditumpukan kertas lainnya.

Isree berhenti sejenak untuk melihat wajah Aera. Yang merasa dipandangi pun mengangkat sebelah alisnya.

"Heh! Awas naksir lo, ntar jadi lesbi.", celetuk Aera yang menyadarkan Isree. Beberapa siswi lain tertawa kecil karna tingkah Isree yang menurut mereka aneh.

"Eh, nggak! Gue cuman mau liat ada jerawat apa nggak gituu.. Hehehe.", elak Isree. Aera hanya menggeleng karenanya.

Ada perasaan yang mengganjal di hati Isree. Rasa bersalah dan takut. Ia takut jika Aera tau siapa dirinya nanti, maka sahabatnya itu akan meninggalkannya.

Melan dan Echa tau apa yang dipirkan Isree. Sudah lama mereka memendam ini, sejak acara ulang tahun Aera yang ke 17 tahun. Malam dimana, Devan dan Afreen membongkar rahasia yang dimiliki Isree.



FLASHBACK


Di ruangan kedap suara, Echa, Melan, dan Isree menunggu apa yang hendak dikatakan oleh 2 laki-laki itu.

"Jadi? Kenapa lo mau nahan Isree?", tanya Echa. Ia tau jika Devan adalah kakak Aera, namun ia tidak memperdulikan sopan atau tidak dirinya saat ini.

"Lo yakin mau gue ungkapin di depan teman-teman lo?", tanya Devan dengan seringaian ke Isree.

"Isree sahabat gue. Lo ga perlu raguin soal apapun.", Echa yang menjawab.

"Oke.", Devan menganguk kecil, dia menoleh ke arah Afreen seolah memberi kode untuk memulainya.

"Lo adiknya Garvin kan?", Afreen.

Give Me Your ClarityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang