🍃﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏🍃

225 115 20
                                    

Terdengar suara alarm dari ponsel jacob, jacob yg masih tidur pulas tidak mendengar suara alarm tersebut. Alarm itu berbunyi berkali-kali namun jacob masih belum bangun hingga beberapa menit kemudian ia terbangun.

Ia melihat jam di ponselnya, ia sangat terkejut saat melihat jam dan bergegas untuk membersihkan badannya lalu bergegas berangkat ke sekolah.

Jacob berangkat terburu-buru, berlari menuju halte bus dan menunggu bus datang. Sesekali ia melihat jam di ponselnya karena ia sudah terlambat, tak lama bus pun datang dan ia menaiki bus tersebut menuju sekolah.

Saat di dalam kelas 2-3, pelajaran telah di mulai sejak tadi dan jacob sedikit terlambat sehingga dapat teguran dari guru di dalam kelas. Jacob duduk di bangkunya dan mengikuti pelajaran, sesekali ia melihat ke arah bangku laluna yg kosong karena laluna tidak masuk sekolah.

Pelajaran telah usai, jacob menghampiri momo "Yah!  Apa laluna masih sakit?" tanya jacob menatap momo.

"Iya... Dia masih merasa lemas" jawab momo.

"Ah.. Begitu" ujar jacob.

"Kenapa?" tanya glori.

"Tidak" jawab jacob.

Jacob keluar dari kelas dan menemui jeno, dongho dan jaehyun di kafetaria.

Laluna berada di dalam kamarnya sedari tadi dan tidak keluar kamar, membuat leunca khawatir karena laluna belum makan sama sekali. Leunca mengetuk pintu kamar laluna

[TOK... TOK... TOK]

"Lun, kau harus keluar... Sebentar lagi kita harus kerumah bibi" ucap leunca dari luar kamar.

Laluna keluar dari kamarnya

"Apa kau ingin makan dulu?" tanya leunca khawatir.

"Tidak, aku tidak lapar" jawab laluna.

Mereka pun pergi kerumah bibinya untuk memperingati hari kematian orangtuanya. Mereka dalam perjalanan menaiki bus menuju desa, dalam perjalanan laluna hanya diam dan menatap jendela. Laluna terlihat sangat sedih selama perjalanan.

Tak lama sampailah mereka dirumah bibinya, mereka masuk kedalam dan menyapa bibinya. Setelah itu mereka mengunjungi orang tuanya untuk menyapa mereka.

Saat berada di makam orang tuanya, laluna dan leunca memberi sebuah penghormatan pada mereka. Laluna menteskan air mata selama penghormatan, airmata laluna tak bisa terbendung lagi.

Pikiran laluna mulai kacau, ia teringat dimana orang tuanya mengalami kecelakaan waktu itu. Tepat di hari ulangtahunnya yg ke 15 tahun.
Orang tua laluna mengalami kecelakaan dan saat itu laluna berada di dalam mobil bersama mereka.

Orang tuanya dan laluja berniat untuk pergi kesuatu tempat untuk merayakan hari special laluna, tetapi di tengah perjalanan mobil yg mereka kendarai tertabrak oleh mobil lain yg saat itu si pengemudi mobil tersebut sedang dalam keadaan mabuk.

Mobil mereka terpental dan hancur, orang tua laluna tewas seketika di saat itu dan laluna mengalami koma selama 1 bulan dengan luka parah dan kritis.

Setelah kejadian tersebut laluna terus menyalahkan diri sendiri atas kecelakaan tersebut, laluna mengalami traumatik sejak saat itu.

Leunca yg melihat laluna menangis histeris pun menenangkan laluna, namun itu tidak membantu laluna berhenti menangis. Leunca pun mengajak laluna pulang kerumah bibinya supaya laluna bisa istirahat dan menenangkan perasaannya.

Laluna masuk kedalam kamar untuk menenangkan perasaannya, leunca masuk kedalam kamar menemui laluna. Leunca duduk disamping laluna yg sedang menangis.

"Lun,  kau kenapa seperti ini lagi?" tanya leunca sembari membelai rambut laluna.

Laluna hanya diam dan menangis menatap leunca penuh kesedihan dan penyesalan.

"Lun, hari ini! Hari peringatan ayah dan ibu, kau tidak seharusnya bersikap seperti ini" ucap leunca.

"Hari ini juga hari special untukmu, apa kau ingin kita merayakannya disini atau kita rayakan di kota bersama teman-temanmu?" sambung leunca memeluk laluna.

Laluja melepas pelukan leunca dan menatap tajam leunca "hari special? Apa aku harus bahagia?" ucap laluna kesal.

"Apa kau ingat, di hari itu ayah dan ibu meninggal karena hari sial ini!!! " teriak laluna dengan nada tinggi.

Laluna menangis dan ucapan laluna membuat leunca terkejut juga sang bibi ikut terkejut saat mendengarkan pembicaraan mereka dari luar kamar.

"Lun, tenangkan dirimu" ucap leunca sembari menepuk-nepuk bahu laluna.

Laluna mengusir leunca keluar dari kamar karena ia ingin sendirian dan tidak ingin di ganggu. Leunca keluar dari kamar, bibi memeluk leunca dan menyuruh leunca duduk untuk menenangkan perasaannya.

"Sudah kau biarkan dia sendiri dulu, kau tenangkan dirimu" ucap bibi sembari membelai rambut leunca.

"Kau makan lah, nanti bibi akan bicara dengan laluna" ujar bibi.

Leunca menolak karena tidak ingin makan, ia masih mengkhawatirkan laluna.

"Kalau kau tidak ingin makan, setidaknya kau istirahatlah sebentar. Sebelum kau kembali ke kota" sambung sang bibi.

To be continued

Our Story || JAKE ENHYPEN [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang