DB. 48

46 14 0
                                    

semuanya masih setia menunggu dirga untuk siuman mereka masih ada di koridor ruangan dirga dan tiba-tiba saja dokter dan beberapa suster datang dengan tergesa-gesa

"ada apa ya dok?"tanya ben

"pendonor buat pasien dirga sudah ada, kita akan melakukan pendonoran darah untuk dirga karna orang itu minta sekarang" ucap dokter membuat semuanya tersenyum bahagia

"alhamdulilah tolong lakukan yg terbaik untuk anak saya ya dok saya percaya pada dokter"ucap ayah sambil menjabat tangan dokter, dokter pun mengangguk dan tersenyum

"sus bawa ranjang pasien ke ruangan pendonoran darah" ucap dokter ke suster, suster pun mengangguk lalu membawa ranjang dirga ke ruangan khusus pendonoran darah

semua pun tersenyum dan berucap alhamdulilah terus menerus berbeda dengan alex

"Bella mana?"tanya Alex panik membuat semuanya bingung dan melihat sekitar dan ternyata di sini ga ada keberadaan Bella

"eh iya bella kemana? Dia harus denger kabar ini"ucap dinda

"bahaya"ucap alex membuat semua bingung karna tak mengerti

"bahaya apa maksud lu?"tanya alan

"tadi di taman rumah sakit gua ngobrol bareng bella terus dia ngomong sesuatu"jawab alex

"dia ngomong apa?"tanya dira

"tadi gua ga sengaja ngeliat dia nangis gua bilang jangan cuman nangis bantuin dirga buat ngelewatin masa kritis nya terus dia bilang dia mau jadi pendonor buat dirga"jawab alex sambil menunduk

"lex lu goblok apa gimana!dia wajar nangis!dia istri nya pasti ngerasa lebih terpukul dari pada kita-kita lu sadar ga sama ucapan lu ke dia"emosi dira,dia tau jelas pasti saat alex berkata seperti itu kepada bella,bella sangat pusing dan menyalahkan dirinya sendiri terus terusan.

"gua ga maksud gitu gua cuman mau dia berusaha nyari pendonor buat dirga gua ga maksud nyuruh dia jadi pendonor buat dirga walaupun gua tau golongan mereka berdua sama"ucap alex

"terus ini gimana kalau misalkan yg donorin darah buat dirga itu si bella pasti dirga bakal marah dan kecewa apalagi kan dirga butuh darah banyak banget"ucap andini semua pun tampak berfikir tetapi tak lain dengan perasaan mereka yg sangat gelisah. Bunda terus terusan menangis mendengar percakapan mereka ayah yg terus menerus berusaha tetap terlihat tegar di depan semuanya berbeda dengan hatinya.

"telfon mama papah bella sekarang"ucap Ben ke dira,dira pun mengangguk dan segera menekankan no mama bella

"ga di angkat gimana ini"ucap dira panik

"papah nya coba"ucap dinda dira segera menelfon papah bella dan tak lama terjawab

"halo pah ini dira"ucap dira

"Iya dir ada apaa?*tanya papah di sebrang sana

"Bella hilang lagi pah tadi kita ketemu Bella dan dia ternyata sama eyang nya,dan sekarang bella hilang lagi"ucap dira berusaha tenang

"Apa kok bisa? Terakhir kalian ketemu Bella dimana?"tanya papah yg nadanya mulai terdengar panik

"Terakhir dia ngobrol sama alex om tapi pas alex ajak buat ke ruangan dirga bella bilang dia bakal nyusul terus alex tinggal dan sampai sekarang bella belum balik juga"jawab alex ketika dira mengasih tau agar dia yg berbicara ke papah bella

"Apa kalian sudah cari ke taman lagi?"tanya papah

"Oh iya lupa om soalnya kita cuman mikir keberadaan bella yg ga ada di dekat kita"jawab alex menyadari bahwa belum ada yg mencari keberadaan bella

"Coba kalian cari di sekitar rumah sakit saya bantu cari juga adari sini"ucap papah

"Ok om"ucap alex lalu mematikan sambungan telepon itu.

"kita mencar cari keberadaan bella di sekitar rumah sakit papah nya Bella bantu nyari dari sana"ucap alex

"bunda sama ayah tunggu di depan ruangan dirga aja ya biar kita semua yg keliling cari bella"ucap andre ayah dan bunda pun mengangguk

"tolong cari keberadaan bella ya ayah temenin bunda"ucap ayah ke semuanya dan semuanya pun mengangguk lalu mulai berpencar mencari bella

"ayok bun ke depan ruangan dirga sekarang"ajak ayah bunda hanya bisa mengangguk lemas

~~~

"apa eyang yakin jika pendonor ini cocok untuk dirga?"tanya bella

"yakin dan dia juga bersedia intinya kita meminta dia dengan baik-baik dan tidak dengan cara terpaksa"jawab eyang bella pun mengangguk

"kamu istirahat aja di rumah eyang, eyang lihat kamu lemas sekali, eyang juga mau pergi soalnya ada urusan"ucap eyang bella pun mengangguk lalu menaiki mobil menuju rumah eyang.

benar kata eyang badan Bella memang terasa sangat lemas entah lah mungkin karna dari tadi ia terus menangis bahkan dari kemarin ia menangis terus membuat palanya sedikit pusing.

~~~
"Gimana ketemu?"tanya alan ketika mereka bertemu di satu tempat. Mereka semua menggeleng. Mereka sama sekali ga melihat keberadaan bella di daerah rumah sakit ini.

"kalau bella ga ada di sekitar sini terus dia kemana? aturan kan dia disini temenin dirga terus"ucap andre

"ada ruangan yg ga bisa kita masukin untuk kita cek ada keberadaan bella atau ngga disitu tapi kalo misalkan bella masuk ke ruangan itu artinya bella mengalami sesuatu"ucap ben yg membuat mereka berfikir

"plis gua mohon gua gamau kalau sampe perkataan bella ke alex tadi di taman beneran kejadian"ucap dira yg langsung menangis ketika memikirkan perkataan ben

"sama kita juga kita tunggu aja sampai selesai pendonoran darah nya dirga,soalnya kalo itu dah selesai pendonor nya bisa kita temuin"ucap ben mereka mengangguk lalu berjalan ke arah ruangan dirga melaksanakan pendonoran

mereka sudah sampai di depan ruangannya

"gimana? Mana bella kok tidak bareng kalian?"tanya bunda

"bella ga ketemu bun kita berdoa aja ya"ucap ben bunda tambah lemas ketika mendengar perkataan ben

bunda takut kalau yg mendonorkan darah untuk anaknya sendiri adalah Bella

"bunda ga berguna jadi ibu yah di saat anak bunda kesusahan butuh darah bunda ga bisa bantu ibu macam apa itu bunda gagal yah bunda gagal"ucap bunda ke ayah sambil terus terusan memukul dada ayah sambil menangis

"syutt hey bun liat ayah bunda ga gagal kata siapa bunda gagal hm?udah ya jangan nyalahin diri sendiri ok berdoa ya berdoa"ucap ayah sambil terus berusaha memeluk bunda dan lama-lama pukulannya berhenti menjadi balas memeluk

mereka pun menunggu sampai dokter dan suster keluar dari ruangan. Mereka terus berdoa. Dokter pun keluar setelah menunggu selama 3-4jam.

"alhamdulilah pendonoran darah untuk pasien lancar, pasien akan siuman ketika masa bius nya sudah habis sekitar 2jam an lagi"ucap dokter sambil tersenyum mereka pun berucap alhamdulilah dan sangat bahagia

"makasih dok makasih"ucap ayah bunda pun mengangguk mantap sepeti mengisyaratkan kalau dia juga berterima kasih

"baiklah permisi,sus bawa pasien ke ruangan biasa ya"ucap dokter lalu ranjang dirga segera di bawa ke arah ruangan terbaru nya.

"saya permisi dulu"ucap dokter tersenyum lalu pergi tapi baru selangkah ia jalan tangannya sudah di hentikan

"dok boleh saya tau pendonor nya siapa?"tanya Alex membuat langkah dokter berhenti

"maaf pasien bilang ia tidak mau identitas nya di beritahu ke siapa siapa saya hanya menjalankan amanat maaf"ucap dokter lalu pergi

"sial"umpat Alex

~~~~~
hai abil kembalii

jangan lupa untuk di vote ya makasihh banyakkk


DirBellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang