Part 10. Perkelahian singkat

15 2 0
                                    

[Follow dulu sebelum membaca:)]

Saat ini seperti biasanya Raina pergi ke sekolah menggunakan jasa angkutan umum.
Ia berjalan melewati koridor kelas 11.

Banyak yang mencibir dirinya. Karena tak mau ambil pusing akan hal itu, Raina memilih menyumpal telinganya menggunakan Earphone.

Saat hendak masuk ke kelas, seseorang menarik tangan Raina sehingga membuat dirinya terkejut.

"Eh" Bingung Raina.

Ia mengikuti kemana orang itu membawanya. Ia sangat tau betul siapa yang menarik dirinya, Raina hanya memasang wajah datar plus dinginnya.

Ternyata orang itu membawa Raina menuju Rooftop.

"Apa mau lo?" Tanya Raina to the point.

Angkasa melepaskan tangan Raina.
"Pulsek ikut gue"
Ucap Angkasa masih dengan wajah datarnya.

"Nggak  ma-" Ucapan Raina terpotong ketika Angkasa mengangkat suara.

"Nggak ada penolakan" Tegas Angkasa.

Raina memejamkan matanya.
"kalo gue lagi nggak kayak gini, gue pastiin tulang lo patah" Raina membatin.

"Mau kemana?"Tanya Raina

"Ikut aja" Balas Angkasa dengan wajah datarnya.

Setelah mengatakan itu Angkasa berlalu pergi begitu saja, Raina mengekorinya dari belakang untuk menuju kelasnya.

"Dih kemana tuh sama Angkasa?"

"Udah nerd gatal lagi"

"Pansos"

"Caper banget sih"

Ya begitulah yang Raina dengar, Ia sudah tau hal ini akan terjadi tapi Raina mengacuhkan ocehan-ocehan para murid.
Menurutnya sangat tidak penting bagi dirinya untuk meladeni Ocehan-ocehan tak berguna seperti tadi.

Setelah sampai di kelas, Raina langsung mendaratkan dirinya di samping Dea yang ternyata juga sudah tiba di sekolah.

"Ren Pr udah belom?" Tanya Dea.

"Udah"

Dea menatap Raina penuh arti, mengetahui arti tatapan Dea, Raina mendengus.

"Di tas" Ucap Raina.

Dea bersorak gembira dan langsung menjajah tas Raina untuk mengambil apa yang dia mau.

.

Saat ini Angkasa dan teman-temannya sedang berada di rooftop. Mereka tidak bolos, mereka berada di rooftop karena hari ini ternyata guru-guru sedang ada rapat dadakan dan alhasil membuat semua kelas menjadi free class. Hal itu dimanfaatkan oleh Angkasa dkk untuk berkumpul di rooftop.

"Gimana geng Aron?" Tanya Angkasa.

"sepertinya udah kelihatan mereka ngibarin bendera perang" Jawab Sakti.

Angkasa mengangguk-anggukan kepalanya. Angkasa sebagai ketua dari geng Galaksi harus andil dalam menyusun rencana dan strategi ke depannya.

Angkasa tau dalam waktu dekat pasti akan ada perang antara GALAKSI dengan BLACKROSE.

"Si kunyuk Aron tuh minta di cobekin ya matanya" Ketus Darel.

"Pengen gue masukin cabe sekilo tuh mulut" Bima berucap anarkis.

"Emang berani?" Tanya Aran seperti mengejek Bima.

"Berani Lah" Bangga Bima.
"Yang penting Sakti duluan" Sambungnya.
Sakti langsung menoyor kepala Bima.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang